halo everyone, apa kabar nich?
sebelum lanjut baca, aku mau ngucapin minnalaidzin walfaidzin ya buat semuanya, maapin aku kalo aku kadang bikin kalian kesel hehe
jangan lupa follow akunku gaes!!!!
SELAMAT MEMBACA
Gagal dan berhasil, dua kata itu pasti akan selalu ada dalam dunia percobaan apapun yang akan kita lakukan. Seperti sekarang, seorang gadis tengah melamun dan merasa sedih karena ternyata cita-citanya untuk menjadi seorang pramugari harus gagal di tahap akhir.
Laya melakukan kesalahan saat bekerja kemarin, dan itu adalah tahap penentuannya yang justru malah menjadi tahap akhir untuk dirinya kembali ke rumah.
Gadis itu menghembuskan nafasnya panjang, mungkin ia akan mencoba kembali untuk terus meraih keinginannya.
Angin semakin berhembus kencang, Laya memutuskan untuk masuk ke dalam rumah dan akan segera membereskan barang-barangnya untuk kembali ke kontrakan kecilnya.
Namun, sebelum dirinya pergi, ia akan menunggu Berry, teman kamarnya.
"Halo.. Ibu.."
"Iya, sayang? Kenapa?"
"Laya gagal, bu," ucap Laya seolah tengah mengadu kepada ibu kandungnya sendiri.
"It's okay, sekarang kamu pulang ke rumah bunda, nanti bunda suruh Liam jemput," ucap Hanna dari seberang sana.
"Liam baru aja sampe ke rumah, sebentar biar bunda ngomong dulu sama Liam," lanjut Hanna berucap.
Laya ingin menolak, namun Laya sudah tahu apa jawabannya jika dirinya menolak.
Setelah sambungannya terputus, Laya kembali memasukan pakaiannya ke dalam koper agar jika Liam datang lelaki itu tidak perlu menunggu lagi.
Beberapa menit kemudian, akhirnya pintu diketuk dari arah luar, segera Laya menghampiri ke arah pintu untuk memastikan siapa yang datang, bisa jadi itu Berry, jadi Laya bisa pamitan terlebih dahulu kepada gadis itu.
"Cepet, hujan," dua kata yang keluar dari mulut Liam membuat Laya mendengus kecil, tak urung ia menuruti perintah dari lelaki yang tengah berdiri di depan pintu lengkap dengan pakaian kantornya.
"Lo tau konsekuensi dari kerjaan lo?" tanya Liam ditengah-tengah perjalanan menuju mobil.
"Aku gak mau bahas itu," sahut Laya sembari membenarkan anak rambut yang terbawa hembusan angin.
Liam menganggukkan kepalanya pelan, Liam paham apa yang gadis itu rasakan, namun di sisi lain Liam berterimakasih karena gadis itu tidak jadi menjadi pramugari, bukan Liam tidak mendukung cita-cita gadis itu, tetapi Liam sangat takut akan konsekuensi dari pekerjaan yang gadis itu inginkan.
"La? Lo mau ke mana?"
Laya mengalihkan tatapannya saat mendengar suara yang sudah tidak asing di telinganya. Itu adalah suara Berry, Laya tersenyum lalu menghampiri ke arah gadis itu.
"Aku har--"
"Masuk!" Tiba-tiba Liam menarik pergelangan tangan Laya hingga gadis itu mundur ke belakang dan sejajar dengan Liam.
"Kak!"
"Masuk gue bilang, Alaya!" gertak Liam namun dengan suara pelannya.
Liam mengepalkan kedua tangannya saat melihat seseorang yang berdiri di samping temannya Laya, sorot matanya berubah sembilan puluh derajat tajam, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Liam langsung masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

KAMU SEDANG MEMBACA
WILLIAM (COMPLETED)
Teen Fiction18+ Dia, William Kendrick Lazarus, di umurnya yang terbilang cukup muda, memutuskan untuk mengurus perusahaan Laz's company yang didirikan oleh sang ayah, Raka Kendrick Lazarus. __ Kembali kehilangannya membuat William benar-benar frustasi. Dan kare...