BAB'035

15.3K 859 556
                                        

halo guys? menunggu liam update?

kalian nungguin part uwu gak?

atau masih mau berlanjut konflik?

400 VOTE AKU TUNGGU TEMBUS Langsung UPDATE!!!!!









HAPPY READING


Beradu argumen dengan Kirei sebenarnya membuat tenaga dalam Laya cukup terkuras. Ya, batin dan hatinya, terasa menyakitkan ketika mendengar setiap kata yang keluar dari mulut perempuan itu.

Laya memejamkan kedua matanya, mengambil nafas sedalam-dalamnya lalu menghembuskannya secara perlahan. Rasanya benar-benar sulit untuk Laya bisa menerima semuanya.

Tatapannya bergulir ke arah ponsel yang tersimpan di atas nakas, tidak ada satupun panggilan masuk dari Liam. Apakah lelaki itu benar-benar membencinya sekarang?

Sembari tersenyum kecut, Laya mengusap air matanya yang tanpa di sadari sudah turun membasahi kedua pipinya. Apakah hidupnya akan selalu berakhir dengan kesedihan?

Ponselnya tiba-tiba berbunyi, memperlihatkan nama Hanna yang tertera di layar ponselnya. Laya meraih ponselnya lalu menggeser ikon berwarna hijau guna menyambungkan sambungan teleponnya.

"Iya, Bu?"

"La? Kamu di mana sekarang, sayang?"

Laya berusaha agar tidak mengeluarkan isak tangisnya. Apakah Hanna tidak membencinya setelah mengetahui fakta baru yang mungkin akan menyakiti hatinya?

"A-aku di rumah, Bu--"

"Sopir Bunda ke sana sekarang, kamu jangan tinggal sendiri di sana, kamu tinggal di rumah Bunda--"

"Bu.. Aku gapapa, Ibu gak perlu khawatir, aku baik-baik aja--"

"Bunda tau perasaan kamu sekarang, gak usah perduliin Liam, biarin aja dia nyesel nanti!" Terdengar nada bicaranya seperti menahan kesal.

"Pokoknya kamu tunggu di sana, nanti sopir Bunda dateng buat jemput kamu, oke sayang?"

"Bu--"

"Bunda tutup teleponnya, Cia nangis. Bye sayang!"

Sambungan teleponnya benar-benar terputus, Laya menatap nanar ke arah ponselnya. Ternyata Hanna masih menerimanya begitu baik setelah tahu semuanya?

Terdengar suara ketukan pintu yang membuat Laya tersadar dari lamunannya, apa mungkin itu orang yang di perintahkan untuk menjemputnya?

••••

Tidak terhitung berapa banyak minuman yang Liam habiskan. Di temani oleh Gerald karena lelaki itu benar-benar takut jika Liam melakukan sesuatu hal yang aneh.

"Lo mau sampai kapan di sini?" tanya Gerald sambil menatap wajah kacau sahabatnya.

Pakaiannya terlihat urakan sehingga benar-benar memperlihatkan jika lelaki itu tengah frustasi, di tambah tidak berhenti minum barang sedetik pun.

"Gue gak tau kenapa lo bisa rubah cara pikir lo, Am."

"Seharusnya isi pikiran lo sama kayak waktu lo tau semua tentang Bokap Laya," papar Gerald mencoba mengeluarkan isi hatinya.

"Lo biarin Laya sendiri sekarang? Di mana hati nurani lo sebagai manusia yang punya rasa empati--"

"Gue paham, lo benci sama Nyokap Laya karena apa yang udah dia lakuin. Tapi, coba lo pikir, dari kecil pun Laya gak pernah di sentuh sama mereka, apa alasan kuat lo sampe lo biarin Laya sendiri?"

WILLIAM (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang