BAB'015

16.7K 721 162
                                        

HALO GIRLS, APA KABAR SEMUANYA? SEMOGA DALAM KEADAAN SEHAT YA GIRLS GIRSL KUEEE

FOLLOW AKUN IG AKU LINK ADA DI BIO MAKASI!!!

SPAM VOTE & KOMEN BIAR AKU SEMAKIN RAJIN UPDATE!!!!!


HAPPY READING








Setelah berunding dengan sang Ayah, dan akhirnya Liam mengalah, lelaki itu memutuskan untuk terbang ke Australia karena harus menghadiri sebuah acara yang menyangkut dengan perusahaannya.

Dan Liam akan terbang malam ini juga menggunakan jet pribadinya.

Saat ini, Liam sedang menemani Laya yang sedang fokus dengan laptopnya. Gadis itu meminta bantuannya untuk mengajarkan beberapa pekerjaan yang menurutnya susah, padahal menurut Liam itu sangat mudah.

"Aku ada kerjaan di Australia, gapapa aku tinggal selama beberapa hari?" tanya Liam sembari memainkan rambut Laya.

"Sendiri?" gadis itu balik bertanya.

"Sama Morgan, aku harus hadir di acara itu," ujar Liam membuat Laya langsung menutup laptopnya lalu mengalihkan tatapannya ke arah Liam.

"Berapa lama?"

Liam tersenyum lalu menarik kepala Laya agar bersandar di dada bidangnya, "Tiga hari, setelah itu aku langsung pulang."

"Selama aku di sana, kamu di temenin sama bawahan aku, dia jaga di depan apartemen--"

"Gak usah, lagi pula ada Al, gak harus pake bawahan-bawahan kamu," sela Laya menolak.

Lelaki itu hanya mengangguk seolah menyetujui permintaan Laya, tetapi Liam akan tetap mengirim beberapa bawahannya agar tetap berjaga di sekitar apartemennya.

"Kapan kamu pergi?" tanya Laya sambil mendongakkan kepalanya menatap wajah Liam dari bawah.

"Malam ini, masih ada waktu tiga jam sebelum aku pergi, mau jalan-jalan dulu?" tawar Liam, satu tangannya tidak berhenti bermain di rambut Laya.

Laya menggigit bibir bawahnya, seketika ia ingat jika selama tinggal bersama Liam, Laya tidak pernah memegang uang sepersen pun, dan Liam akan meninggalkannya selama beberapa hari, dan Laya pun baru bekerja, jadi ia belum mempunyai uang.

"Why?" Liam menyadari perubahan wajah Laya, gadis itu terlihat ingin mengatakan sesuatu.

"A-aku boleh pinjem uang? Aku janji, setelah aku terima gaji dari kantor aku langsung bayar," ucap Laya dengan sekali tarikan nafas.

Jangan tanyakan bagaimana ekspresi Liam, lelaki itu menatap aneh ke arah gadisnya dengan satu alis terangkat. Meminjam uang? Konyol sekali, pikir Liam.

Tanpa berucap apapun, Liam mengeluarkan dompet tipis miliknya, lalu mengambil dua kartu dan langsung di letakan di telapak tangan gadisnya.

"Pake, aku bukan orang lain, dan akupun udah sering kasih ini ke kamu, gak usah di balikin, bilang kalo udah abis," ucap Liam membuat Laya terdiam.

"Kak--"

"Aku gak terima penolakan apapun, pake semau kamu," pungkas Liam.

"Tapi aku cuma butuh selama kamu pergi--"

"Ini khusus buat kamu, aku udah buat ini dari lama, dan gak pernah aku pake karena ini khusus buat kamu," Liam kembali menyela ucapan gadisnya.

"Dua cukup? Atau mau tambah lagi?" Dengan cepat Laya menggelengkan kepalanya, dua kartu pun sudah Laya tebak nominalnya tidak akan main-main.

WILLIAM (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang