BAB'022

15.5K 765 168
                                        

HALLO EVERYONE, GIMANA KABARNYA??

TIM YANG GAK SABAR WILLIAM UPDATE???

JANGAN LUPA KLIK LINK BIO AKU DAN FOLLOW YA JANGAN LUPA!!!!

buat up cerita baru setelah aku tamatin cerita WILLIAM ya guys!!!














HAPPY READING






Laya menggelengkan kepalanya berkali-kali dibarengi wajah takutnya, kedua tangannya di jadikan penyangga agar Liam tidak bisa menyentuh wajahnya.

Tidak akan orang yang tidak tergoda melihat penampilan Liam saat ini. Rambut basah, tubuh atas atletisnya dibiarkan telanjang, tetes demi tetes air yang jatuh dari rambutnya mengenai wajah Laya namun tidak membuat Laya terganggu.

Pahatan wajahnya yang nyaris mendekati sempurna membuat Laya benar-benar tidak bisa mengalihkan pandangannya, apalagi ketika melihat bibir merah alaminya yang mungkin sudah tidak terhitung menempel di bibir miliknya.

Namun, dibalik semua itu, jelas Laya tidak menyukai sikap Liam ketika lelaki itu marah atau emosi. Tapi mau bagaimana lagi? Ingin pergi pun Laya tidak bisa karena akan terus di teror oleh lelaki itu.

"Pake baju dulu," Laya menahan wajah Liam kala ingin di tempelkan pada wajahnya.

"Buat apa?" Liam menaikan satu alisnya.

"Dingin, nanti kamu masuk angin," jawab Laya dengan polosnya membuat Liam terkekeh sambil memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Gue bukan lo yang gampang masuk angin," ujar Liam meledek.

"Jangan gini, berat," keluh Laya berusaha mendorong dada bidang kekasihnya.

Liam menganggukkan kepalanya, dalam hitungan detik Liam merubah posisinya menjadi Laya yang berada di atas tubuhnya.

"Masih berat?" tanya Liam sembari mengusap surai gadisnya lembut sekaligus menahan agar tidak bangkit dari atas tubuhnya.

"Gak usah alasan lagi," bisik Liam sensual membuat Laya dibuat merinding.

"Dari banyaknya perempuan, kenapa kamu lebih pilih aku?" tanya Laya sambil menatap wajah Liam yang terlihat benar-benar tampan.

"Bahkan, kamu tau latar belakang hidup aku, kenapa harus aku?" Jemari Laya bergerak untuk mengusap hidung mancung Liam lalu turun mengusap bibirnya.

"Aku udah berusaha jauh dari kamu, aku kira setelah kita pisah selama dua tahun, kamu bakal lupa sama aku."

Laya terus berceloteh, sedangkan Liam hanya diam mendengarkan celotehan gadisnya, sesekali tangan kekarnya bergerak mengusap puncak kepala Laya lembut.

"Nyatanya selama dua tahun aku gak berhenti buat cari kamu," ujar Liam membuat Laya melipat bibirnya.

"Gue sendiri gak pernah tau alasan gue terus cari lo."

"Yang gue mau, lo ada di sisi gue, dan selamanya akan seperti itu."

"Akan lebih gak tenang lagi malam itu gue ngelakuin--"

"Jangan di bahas!" cecar Laya menatap Liam kesal.

"Gue selalu bayangin, kenapa waktu itu gue gak lakuin aja biar, lo gak pergi dari gue," ucap Liam semakin terang-terangan.

"Lo punya daya tarik tersendiri buat gue tertarik dan sampe akhirnya gue jatuh cinta sama lo," jelas Liam lalu tersenyum tipis saat Laya mengejapkan kedua matanya berkali-kali.

"Aku mau tidur--"

"Gak bisa," sergah Liam menahan wajah Laya dengan kedua tangannya.

"Kak--"

WILLIAM (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang