BAB'023

14.7K 773 306
                                        

HALLO EVERYONE, GIMANA KABARNYA??

TIM YANG GAK SABAR WILLIAM UPDATE???

JANGAN LUPA KLIK LINK BIO AKU DAN FOLLOW YA JANGAN LUPA!!!!

buat up cerita baru setelah aku tamatin cerita WILLIAM ya guys!!!

JANGAN LUPA SHARE CERITA WILLIAM KE TEMEN ATAU KE SOSMED KALIAN YA GUYS!!!!

















Antara ingin tertawa dan kasihan Liam memilih untuk mendatarkan ekspresinya. Mungkin sudah terhitung hampir satu jam Laya menangis sesenggukan karena gadis itu tidak percaya dengan semua ucapan Liam.

"Lo sendiri yang mulai, gue cuma turutin apa mau lo," ucap Liam sambil mengusap punggung Laya yang naik turun karena menangis sesenggukan.

"Udah terlanjur, gapapa--"

"Gue gak bakal ninggalin lo," ucap Liam terus menenangkan. Jauh dari lubuk hatinya Liam ingin tertawa karena gadisnya percaya-percaya saja jika Liam sudah melakukannya.

"Brengsek! Kamu sendiri yang bilang kamu gak akan perkosa cewek kamu sendiri, tapi--"

"Lo yang mau, gak usah nyalahin gue!" sela Liam merasa tidak terima atas ucapan gadisnya.

"Balikin! Balikin! Aku gak mau, Kak!!" jerit Laya menengadahkan kepalanya menangis dengan bibir terbuka.

"Gimana caranya, hm?" Liam berusaha membawa Laya ke dalam dekapannya namun di tolak oleh Laya.

"Kalo, lo hamil gue pasti tanggung jawab--" Spontan Liam menjauhkan wajahnya ketika Laya semakin menjerit mengeluarkan tangisnya seolah gadis itu tidak terima dengan ucapan kekasihnya.

Setelah Liam membiarkan Laya untuk istirahat dan membiarkan gadis itu bangun dengan sendirinya. Saat Liam sedang berada di ruang kerjanya, Liam di kejutkan dengan suara tangisan Laya.

Tentu saja Liam langsung berlari untuk melihat, takut terjadi sesuatu kepada gadisnya.

Liam tidak mengatakan jika Ibu kandungnya sendiri yang melakukan hal gila itu kepada Laya, biarkan Liam menyelesaikan dengan caranya sendiri. Termasuk membuat gadisnya menangis meraung karena tidak terima.

"Gak mau berhenti nangis?" tanya Liam setelah beberapa detik mendiamkan Laya yang masih setia menangis terisak.

"Tau sekarang tandanya kalo udah kayak gini?" Liam kembali bertanya sembari mengangkat dagu Laya, menatap wajah sembab gadisnya.

"Lo gak boleh pergi dari gue, dan gue pun sebaliknya, gak akan pernah pergi ninggalin lo," jelas Liam membuat Laya kembali menangis sambil menjatuhkan wajahnya di dada bidang Liam.

Liam benar-benar puas melihat Laya menangis sejadi-jadinya. Wajahnya benar-benar terlihat sangat memerah, bahkan gadis itu tidak segan membuka bibirnya lebar dan menangis kembali. Sangat menggemaskan di mata Liam.

"Lain kali jangan minum sembarangan--"

"Aku gak minum sembarangan.." sela Laya dengan suara seraknya.

"Bunda salah kasih minum, seharusnya itu buat Ayah, bukan buat lo," alibi Liam seraya menyelipkan rambut yang menghalangi wajah sembab gadisnya.

Tangan kekarnya bergerak membuka lemari yang berada di samping tempat tidur, lalu mengambil satu buah ikat rambut berwarna hitam milik gadisnya.

"Minuman apa?" tanya Laya memberanikan menatap kedua mata tajam kekasihnya.

"Minuman yang bisa buat lo jadi berani sama gue," jawab Liam sambil berbisik lalu diiringi tawa pelannya.

WILLIAM (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang