halo semuanya, komentar buat maki maki aku di persilakan karena telat update
terimakasih buat kalian yang antusias buat vote!!
aku sayang kalian semua guys!!!!
jangan teror aku lagi, aku udah update!!!
JANGAN LUPA VOTE & KOMEN SEBANYAK BANYAKNYA!!!!
HAPPY READING
Di buat uring-uringan oleh seorang gadis benar-benar membuat Liam sangat tersiksa. Liam tidak pernah menyangka jika Laya benar-benar mendiamkannya dalam jangka yang terhitung lama.
Liam memperhatikan wajah Laya ketika gadis itu sangat antusias mengajak Cia bermain. Seandainya Alfa ada, sudah pasti Liam akan meminta bantuan kepada bocah itu.
"Bantuin aku," Liam mencekal pergelangan tangan Laya tanpa aba-aba membuat gadis itu reflek menoleh.
Dalam hitungan detik, Laya melepas cekalan tangan Liam lalu kembali fokus kepada Cia.
Merasa kesal sendiri, Liam pun lantas mengambil Cia secara paksa membawanya keluar dari kamar membuat Laya menghela nafas pelan lalu beranjak dari tempat duduk dan memilih mengikuti Liam.
Terhitung tiga hari Laya mendiamkan lelaki itu, terbesit rasa kasihan, tetapi Laya mencoba untuk bersikap sedikit tegas agar kelak Liam tidak melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya.
"Pasangin dasi," Liam menyodorkan sebuah dasi berwarna hitam polos kepada gadisnya sedangkan satu tangannya lagi menahan tubuh Cia agar tidak terjatuh.
"Gak bisa pasang sendiri?"
"Gak bisa, kenapa, hm?"
Laya menggelengkan kepalanya pelan lalu memilih untuk mengalah dan meraih dasi yang berada di tangan Liam. Tatapan yang Liam berikan kepadanya cukup intens hingga Laya benar-benar tidak bisa bergerak bebas.
Setelah menurunkan Cia, Liam mulai memajukan langkahnya seolah ingin memberikan kemudahan untuk gadisnya.
Tinggi Laya yang hanya sebatas dadanya, membuat Liam harus menundukkan kepalanya agar bisa melihat jelas wajah cantik gadisnya dengan jarak yang lumayan dekat itu.
Tatapan Liam justru terpaku pada bibir gadisnya yang nampak lebih segar karena di lapisi oleh lipstik yang sesuai dengan warna bibir aslinya.
Liam memasukan bibir bawahnya lalu mengeluarkannya kembali, rasa ingin melumat bibir ranum gadisnya sangat menggebu-gebu.
"Udah--"
Berhasil, ketika Laya mendongakkan kepalanya dan Liam bisa bergerak cepat meraih bibir ranum gadisnya.
Laya melebarkan pupil matanya lalu reflek mendorong dada bidang Liam hingga tautan bibirnya terlepas.
"Mau kemana, hm?" Dengan pergerakan gesitnya Liam bisa mengunci tubuh Laya, dengan cara memeluk pinggang Laya sehingga gadis itu tidak bisa lepas dari kungkungannya.
"Lepas--"
"Aku lepasin, tapi gak gratis, gimana?" tawar Liam seraya menyeringai.
"Lepasin, nanti ada Ibu--"
"Kenapa? Takut luluh terus gak bisa tepatin janji sama Bunda, hm?" Liam perlahan memajukan wajahnya membuat Laya tentu menjauhkan wajahnya.
"Kak--"
"Gak akan, gak akan aku lepasin sebelum kamu mau pulang sama aku--"
"Bukannya kamu sendiri yang usir aku? Kenapa tiba-tiba minta aku buat pulang lagi?" sela Laya bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WILLIAM (COMPLETED)
Teen Fiction18+ Dia, William Kendrick Lazarus, di umurnya yang terbilang cukup muda, memutuskan untuk mengurus perusahaan Laz's company yang didirikan oleh sang ayah, Raka Kendrick Lazarus. __ Kembali kehilangannya membuat William benar-benar frustasi. Dan kare...