BAB'033

16K 780 245
                                        

sekali kali nyapa silent riders yang gapernah vote bole lah ya? wkwkwk

semoga kalian para siders cepet dapet hidayah ya😘

gimana kabar kalian geng?

gasabar william update???

ada yang belum follow akun wp aku?


HAPPY READING














Pagi hari, tepatnya pukul enam pagi tetapi hujan sudah mengguyur kota sejak pagi dini hari tadi. Sepertinya sesuai dengan suasana hatinya.

Laya menatap air hujan yang terus turun membasahi tanah dan yang lainnya. Meski hanya menatap lewat jendela tepat di samping brankar.

Jika kalian pikir Liam berada di sini, kalian salah. Mungkin lelaki itu sudah menyetujui putus dengannya, seharusnya Laya merasa tenang bukan?

Mendengar suara ketukan pintu membuat Laya tersadar dari lamunannya, gadis itu menatap ke arah pintu yang baru saja terbuka dan menampilkan Hanna dan Raka yang menggendong seorang bocah kecil.

"Liam gak temenin kamu di sini?" tanya Hanna ketika sudah duduk di samping Laya. Wanita itu juga mengecek keadaan Laya dengan menempelkan punggung tangan pada kening Laya.

"Malem dateng ke sini--"

"Terus? Dia pulang gitu aja?" sela Hanna mulai memancarkan kekesalan pada wajahnya.

"Aku gapapa Bu, lagian Kak Liam pasti banyak kerjaan--"

"Gak bisa gitu dong! Gimana sih anak kamu?!" cecar Hanna kesal kepada Raka yang jelas-jelas tidak tahu apa-apa.

"Kamu gini juga gara-gara Liam!--"

"Apa yang gara-gara aku?"

Laya maupun Hanna mengalihkan tatapannya ke arah pintu yang baru saja terbuka. Melihat kedatangan Liam yang di temani seorang gadis membuat Laya hanya bisa meremas sprei di bawah sana.

"Sorry, gue tadinya mau ke rumah Tante Hanna, karena gak ada dan kebetulan Liam juga ada di rumah, jadi gue ikut ke sini," ucap Kirei menjelaskan mengapa dirinya bisa ikut bersama Liam.

Sedangkan Hanna mulai melayangkan tatapan sinis kepada putra pertamanya. Memangnya siapa yang akan terima ketika melihat seorang gadis hanya seorang diri di rumah sakit? Terlebih Laya tidak mempunyai siapapun selain Liam.

"Bunda, aku boleh minta tolong? Aku mau ke kamar mandi--"

"Boleh, ayo sama Bunda," kata Hanna sembari membantu Laya untuk bangun dari tempat tidurnya.

"Lebay banget, kalo bisa jalan sendiri kenapa harus minta tolong," gumam Kirei dengan suara pelan agar tidak terdengar oleh semua yang berada di ruangan.

Laya yang kebetulan mendengar hanya diam saja, sesekali melirik ke arah Kirei yang ternyata sedari tadi tengah menatapnya.

Sedangkan Liam hanya diam saja, meski dalam hatinya lelaki itu tengah tersenyum puas. Membuat gadis itu cemburu tidak masalah bukan? Salahnya karena meminta putus kepadanya dan mengusir dirinya tadi malam.

"Om, aku bawa hot coffee, Om mau coba?" tawar Kirei kepada Raka sekaligus memberikan cup berukuran sedang.

"Saya gak minum kopi," tolak Raka secara halus membuat Kirei tersenyum canggung dan kembali memasukan cup-nya ke dalam paper bag.

WILLIAM (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang