BAB'032

14.1K 801 240
                                        

sekali kali nyapa silent riders yang gapernah vote bole lah ya? wkwkwk

semoga kalian para siders cepet dapet hidayah ya😘

gimana kabar kalian geng?

gasabar william update???

ada yang belum follow akun wp aku?




HAPPY READING


















Selepas pulang dari tempat Gerry, Liam langsung pergi untuk menjemput Laya sesuai janjinya. Namun, hal yang Liam takut-takutkan justru terjadi sekarang.

Melihat pemandangan yang membuat hatinya bergemuruh karena amarah yang benar-benar memuncak. Melihat tubuh gadisnya tergeletak di atas lantai dengan keadaan yang cukup mengenaskan.

Saat ini Liam sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Pikirannya benar-benar kalut, terlebih Laya tidak sadarkan diri sekarang.

Liam tidak henti-hentinya menatap wajah Laya yang penuh dengan luka lebam dan darah yang lumayan mengering di kedua sudut bibirnya.

"Baby.. Can you hear me?" Mati-matian Liam menahan air matanya agar tidak jatuh saat menatap wajah Laya, namun semuanya sia-sia, jika sudah menyangkut tentang Laya, Liam tidak bisa menahannya.

Gerald yang melihat kekhawatiran dari wajah temannya pun hanya bisa diam. Gerald tahu betul bagaimana Liam jika sudah menyangkut dengan orang-orang yang dia sayangi.

Setelah menempuh waktu sekitar sepuluh menit, akhirnya mobil milik Liam terparkir asal di lobi rumah sakit.

"Gue panggil Dokter," kata Gerald sembari berlari masuk ke dalam.

Sama halnya dengan Liam, lelaki itu tampak tergesa-gesa membawa Laya masuk ke dalam agar cepat mendapat penanganan.

"Anda hanya bisa mengantarnya sampai di sini, Tuan," ucap seorang perawat sembari menahan Liam karena lelaki itu ingin menerobos masuk.

"Laya pasti baik-baik aja," ujar Gerald lalu menarik lengan Liam agar duduk sembari menunggu.

"Gue udah suruh orang buat cek CCTV dan cari tau siapa dalangnya," ucap Gerald seraya menatap wajah Liam dari samping.

Liam sendiri hanya diam tanpa berniat untuk menjawab. Pikirannya benar-benar kalut, rasa khawatir dan emosi benar-benar menguasai hatinya sekarang.

"Dari awal Laya masuk ke kehidupan gue, hidup dia selalu dalam bahaya--"

"Itu bagian dari tantangan, percaya sama gue, Am--"

"Setelah lo sama Laya bisa lewatin ini semua, cuma ada kebahagiaan yang bakal lo rasain suatu saat nanti sama Laya," ucap Gerald sekaligus menenangkan Liam.

"Lo--"

Baru saja Gerald ingin berucap, tetapi Liam sudah lebih dulu berdiri hingga membuat Gerald reflek ikut untuk berdiri. Ternyata Dokter yang menangani Laya sudah keluar.

"Tidak ada luka yang serius di tubuh pasien, hanya luka sayatan di telapak kakinya yang akan membuat pasien kesulitan berjalan dalam beberapa minggu--"

"Tunggu, Dok--"

"Luka sayatan di telapak kaki?" tanya Gerald sedikit terkejut.

Dokter tersebut menganggukkan kepalanya singkat, "Apa pasien baru saja mendapat bullyan?"

WILLIAM (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang