Chandra © Fukuyama12 (2024)
Fantasy Nusantara
Bayang 40
.
.
Aku mengangguk atas pertanyaan Kalingga. Pemuda itu masih saja diam seolah sedang berpikir keras.
"Em ... sepertinya aku tidak bisa, maaf. Aku tidak tahu di mana mereka berada," ucap Kalingga.
Aku tidak bisa marah meski ingin sekali rasanya berteriak di hadapan muka Kalingga yang seperti tidak merasa bersalah sedikit pun. Kartika menatapku dengan khawatir. Aku dan dia sama-sama tidak tahu harus melakukan apa. Di tengah-tengah hutan terkutuk ini, di pertengahan malam yang selalu menelan orang-orang yang berkeliaran, aku tidak punya arah.
"Kalau lanjut mencari Danastri bagaimana?" tanya Kartika paada Kalingga. Ia sepertinya tahu jika aku sedang merasa suntuk dan malas berpikir.
Kalingga menyentuh dagunya, berpikir keras. "Sejak awal aku memang menawarkan kalian untuk mencari Danastri. Jadi, sepertinya aku lebih tahu di mana Danastri ketimbang Mahesa dan Giandra."
Kartika dan aku kembali melempar tatapan. Ucapan Kalingga sendiri masih terdengar ragu-ragu, meski lebih condong ke arah Danastri. Namun, aku juga tidak ingin kehilangan Mahesa.
Kartika menyentuh pundakku. "Aku sebenarnya sangat ingin mencari Mahesa dulu. Aku sama khawatirnya denganmu, Chandra. Tapi, sekarang kita tidak tahu apa-apa. Jadi, ayo cari Danastri dulu. Mungkin saja kita bisa menemukan jejak Mahesa dan Mas Giandra."
"Apa yang Kartika katakan benar. Aku sarankan untuk mencari Danastri saja dulu."
Ingin sekali aku membungkam mulut Kalingga, tetapi kutahan. Aku mengangguk bukan untuk menyetujui ucapan Kalingga, melainkan ucapan Kartika. Hanya Kartika yang bisa kupercaya saat ini.
Aku menatap Kalingga tajam dan berjalan mendekat ke arahnya. "Baiklah, cepat tunjukkan di mana Danastri berada! Jika kamu melakukan kesalahan lain, aku akan pergi mencari teman-temanku sendiri tanpa bantuanmu!"
Senyuman terukir di wajah Kalingga hingga membuat matanya menyipit. Ia mengangguk dengan bersemangat, lalu kembali berjalan di depanku dan Kartika. Kali ni, kubiarkan Kartika berjalan di tengah dan aku berada di paling belakang.
'Mahesa, aku minta maaf. Kuharap kamu bisa menungguku sedikit lebih lama.'
***
Semakin berjalan menjauhi sungai itu, ada sesuatu yang berbeda dari suasana sebelumnya. Tidak ada alunan pengantar tidur dari serangga malam, tidak ada pula gonggongan anjing liar yang bersembunyi di kegelapan malam. Angin yang tadinya semilir rasanya berhenti begitu saja. Aku melirik Kartika yang mengusap lengannya dan memandangi sekitar pepohonan yang lebat. Berkebalikan dari itu, Kalingga tampak berjalan biasa saja sembari menatap lurus ke depan. Lentera yang kupegang seolah tidak penting bagi Kalingga. Ia seolah tahu kemana ia memilih jalan.
"Apa aku boleh tahu ke mana kita pergi?" Kartika memecah suasana. Nampaknya ia pun tidak nyaman dengan ketenangan yang menusuk ini. Aku pun penasaran akan hal yang sama. Kalingga terus berjalan tanpa memberitahu ke mana arah tujuan kita.
Bagaimana kalau ternyata dia menyesatkan kita? Memasukkanku ke dalam jebakan dan membuatku dan Kartika tidak bisa kembali seperti warga dusun yang lain? Atau justru ternyata orang-orang yang hilang pun karena dirinya?
![](https://img.wattpad.com/cover/330291480-288-k818360.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra
Fantasy"Jangan main kalau matahari mulai terbenam, nanti kamu bisa hilang! Apalagi kalau sampai masuk ke Alas!" Bukan untuk menakut-nakuti anak kecil agar pulang sebelum senja, tetapi itu memang pantangan bagi seluruh penduduk Dusun Pedhukul tidak peduli u...