Suara erangan terdengar di ruangan berukuran sedang. Bantal dan selimut berserakan di lantai dan kain sprei tak lagi pada tempatnya. Dua insan sedang berbagi kenikmatan di tengah ranjang kamar remang-remang. Sang lelaki berada diatas tubuh sang wanita yang berbaring di bawahnya mendesahkan nama suami tampan yang saat ini menghujami memberikan kenikmatan dibawah sana.
Lengan sang wanita mengalung di leher sang suami saat pria didepannya menautkan bibir dan melumat kasar menikmati setiap penyatuan mereka. Tangan kekar yang semula menumpu diantara kepala sang istri kini berpindah memegang pinggang ramping sang istri, ia menggerakkan penyatuannya lebih dalam.
"Euhh... Mas Pram"
Pramudipa yang semula memejamkan mata menikmati miliknya didalam sana kini mendongak memandang kearah istrinya yang baru saja memanggil namanya.
"Beruntung sekali aku punya istri kayak kamu, Cha." ujar Pramudipa lantas mencium bibir sang istri.
Bibir ranum merah sang wanita tersungging saat bibir mereka menyatu saling berbagi saliva. Tangan lentiknya membelai lembut leher sang suami. Ia suka sekali jika saat bercinta sang suami selalu membanjirinya dengan kata-kata manis, seperti 'kamu cantik dan seksi', 'kamu wangi', 'aku beruntung punya istri sepertimu', 'Alsha mari menua bersama'.
"Suamiku— aku mau sampai"
"Tahan bentar sayang" ujar Pramudipa mempercepat gerakannya. Bibir Pramudipa pun menjelajah mengulum telinga Alsha, memberikan efek memabukkan agar sang istri cepat mengeluarkan apa yang ia inginkan sejak tadi.
"Pramudipa suami—kuhh.. AH!!"
Alsha berhasil mencapai puncaknya begitu pula dengan Pramudipa yang menekan lebih dalam miliknya terbenam disana agar tak ada cairan yang keluar. Mungkin saja salah satu dari benihnya dapat berubah menjadi Pramudipa junior yang kedua.
Nafas keduanya saling bersautan. Keduanya sudah sangat lelah, terhitung sudah dua jam dengan tiga ronde mereka bercinta. Oh memang seperti balas dendam setelah sebulan lamanya mereka tak bertemu satu sama lain.
"Capek sayang?" tanya Pramudipa melepaskan penyatuannya lantas berbaring disamping Alsha. "Sini aku peluk" Pramudipa melebarkan tangannya lantas Alsha merangsek manja memeluk tubuh telanjang suaminya.
Hidung Alsha menghidu aroma di tubuh Pramudipa dalam-dalam. Ia sangat merindukan aroma suaminya yang terhitung sudah satu bulan mereka tidak bertemu satu sama lain karena kesibukan suaminya di luar kota.
Pramudipa bekerja sebagai manajer konstruksi di salah perusahaan terbaik di Indonesia. Ya wajar jika banyak proyek yang membanjiri perusahaan sang suami bekerja. Jujur saja ada pahit dan manis bagi Alsha saat Pramudipa bekerja disana. Bagaimana tidak? Suaminya jarang pulang karena proyek konstruksi yang sangat padat atau berada di luar kota.
Walaupun pekerjaannya menguras tenaga dan pikiran, Pramudipa sangat bangga bekerja disana begitu juga dengan jabatannya. Apalagi ia sempat menganggur bertahun-tahun dan ditolak di beberapa perusahaan yang ia lamar. Jadi sekali ia mendapat pekerjaan Pramudipa tak tanggung-tanggung ambisius demi sang keluarga. Ia susah payah mendapatkan posisi itu demi mencapai keinginannya.
Alsha bisa apa jika sudah begini, suaminya senang dengan pekerjaannya. Jadi Alsha sebagai istri akan mendukung apapun yang Pramudipa pilih selagi pilihannya di arah yang benar. Sebenarnya Alsha juga tak merasa sepi, sekarang ia memiliki mainan kecil yang menggemaskan bernama Aldean Orion Alfaranda.
"Besok jemput Dean di rumah ibu" ucap Alsha sambil memandangi wajah tampan suaminya yang kini sudah terpejam tapi Alsha yakin jika suaminya belum benar-benar tertidur.
"Agak siang aja jemput Dean, tadi Pak RT kasih kabar kalau besok pagi mau kerja bakti." jawab Pramudipa masih memejamkan mata.
"Oh iya juga ya mas. Gimana? Kamu ga capek? Kamu baru dateng sore tadi dari Surabaya terus main sama aku barusan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearly Household [✔]
General FictionTentang cerita keluarga kecil Pramudipa Khai Alfaranda (Pram) dan Alsha Bitha Valencia (Acha). vrene | mature (21+) | marriage ©statetruly, 2023.