Alsha uring-uringan karena sang dokter kandungannya tidak memperbolehkan Alsha pergi perjalanan jauh ke Surabaya. Karena Alsha memiliki sistem imun yang lemah, kondisi bayi akan lebih rentan jika dipaksa berangkat kesana. Sebenarnya Dokter kandungan Alsha kasihan saat Alsha menelponnya malam-malam ingin meminta persetujuan untuk terbang ke Surabaya demi menjenguk suaminya yang sedang kecelakaan. Tapi bagaimanapun kondisi Alsha dan janin tidak memungkinkan.
Tepat pukul tiga dini hari hanya Haris yang berangkat ke Surabaya menggunakan pesawat. Sedangkan Dahlia dan Alsha menunggu kabar di Jakarta. Alsha yang keras kepala ingin ikut pun akhirnya luluh juga demi sang buah hati. Semalam setelah mendapat kabar tentang kondisi Pramudipa mereka segera berdiskusi dan berniat memindahkan Pramudipa ke rumah sakit di Jakarta jika dokter menyetujui. Haris juga sudah menghubungi para saudaranya yang memiliki koneksi rumah sakit terbaik di Jakarta untuk perawatan Pramudipa.
"Selamat datang Pak Haris, saya Alex teman Pramudipa." Sapa Alex saat menjemput Haris di Bandara.
"Terima kasih Alex. Loh kamu yang nelpon Alsha kan ya?"
Alex mengangguk. "Iya Pak."
"Terus siapa yang jaga anak saya Pramudipa?"
Alex menelan ludah kasar. "Teman Pak Pram yang juga terlibat kecelakaan dengan Pramudipa sedang berada disana."
Selama di perjalanan Alex menjelaskan tentang bagaimana Pramudipa mengalami kecelakaan. Mobil Pramudipa yang berhenti di lampu merah ditabrak dari arah berlawanan oleh pengemudi mabuk, kecelakaan beruntun itu tak hanya mengenai mobil Pramudipa namun juga sejumlah pengendara motor dan mobil yang berada di belakang Pramudipa. Tak ada korban jiwa namun banyak korban dengan luka berat termasuk Pramudipa.
"Mobil yang dikendarai Pak Pram kebetulan adalah mobil dinas yang dipakai untuk keperluan Pak Pramudipa disini. Karena penggunaan mobil diluar jam kantor jadi dari atasan meminta tanggung jawab sepenuhnya ke Pak Pram." Jelas Alex saat keduanya berjalan di lorong menuju kamar Pramudipa.
Mendengar penuturan dari pria disampingnya membuat darah Haris mendidih. Bagaimana bisa anaknya nyaris mati karena kecelakaan malah perusahaan mementingkan tentang ganti rugi mobil dinas? Dasar tidak tahu diri.
Pintu ruang inap Pramudipa terbuka, disana terbaring Pramudipa masih menutup matanya. Hatinya tersayat melihat putra bungsunya berada di atas brankar rumah sakit dengan infus dan perban dimana-mana. Pandangannya tersapu pada wanita disamping Pramudipa yang menggenggam tangan putranya.
Haris tak mengenalnya, ia sama sekali tak pernah melihat wanita muda disamping Pramudipa. Pikiran Haris kemana-mana, saat melihat wanita itu juga terluka. Apakah dia teman Prmaudipa yang juga terlibat kecelakaan?
Detik kemudian sang wanita itu menoleh kesamping saat Haris berada di ranjang sebelah Pramudipa. Haris menyadari jika sang wanita dengn sigap melepas genggaman tangannya dan segera beranjak dari duduknya.
"Apa yang dokter bilang tentang keadaan anak saya?" Tanya Haris.
Saat Maya hendak membuka mulutnya segera menutup mulutnya saat Alex mendahului menjelaskan tentang keadaan Pramudipa.
Haris megusap pelipis Pramudipa yang terbalut perban. Ia tak menyangka jika putranya mengalami musibah begitu berat dalam kehidupannya. Luka Pramudipa masih bisa dianggap aman, tidak sampai merusak saraf. Haris yakin dalam perawatan intensif nanti di Jakarta Pramudipa akan sembuh secepatnya.
Tepat saat Haris duduk di kursi samping brankar Pramudipa, ponsel milik Haris berbunyi. Terpampang nama kontak sang istri memenuhi layar meminta panggilan video. Ia baru ingat jika belum mengabari jika ia sudah berada di rumah sakit tempat Pramudipa dirawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearly Household [✔]
General FictionTentang cerita keluarga kecil Pramudipa Khai Alfaranda (Pram) dan Alsha Bitha Valencia (Acha). vrene | mature (21+) | marriage ©statetruly, 2023.