Sejak tadi Alsha tak mengalihkan pandangannya dari Pramudipa. Saat ini ia dan sang suami sedang duduk bersantai sambil menonton tayangan netflix. Sebenarnya ia memaksa Pramudipa untuk menemaninya menonton film, Pramudipa sendiri sedang sibuk melihat pekerjaannya di iPad miliknya. Di ruang tengah hanya ada mereka berdua di rumah mertuanya sedangkan Aldean pergi bersama Alinka dan Daniel.
"Kamu sayang aku ga?"
"Sayang" jawab Pramudipa singkat.
"Kamu cinta aku ga?"
"Cinta yang"
"Walaupun nanti aku tua, keriput, rambut putih? Masih cinta ga?"
Pandangan Pramudipa berubah, asalnya ia menatap penuh layar iPadnya, kini menoleh kearah sang istri yang berada disampingnya.
Sebenarnya ada apa yang ada di pikiran Alsha sampai sang istri menanyakan pertanyaan bertubi-tubi tentang perasaannya? Jelas sekali rasa cinta Pramudipa ke Alsha tidak akan hilang meskipun sang istri sudah tua, keriput, dan berambut putih. Pasalnya tidak hanya sang istri yang akan berubah, ia akan berubah menjadi tua bersamaan dengan Alsha.
Ia menyadari bibir sang istri melengkung ke bawah dan suara decakan kesal. Bukannya panik, Pramudipa malah memandangnya dengan tersenyum. Ekspresi Alsha saat ini menambah sisi menggemaskan dari Alsha.
"Sudah kuduga, semua pria sama aja. Maunya yang terus kenceng kulitnya terus badan—"
Cup
Alsha tersentak saat tiba-tiba bibirnya terbungkam oleh kecupan Pramudipa.
"A— "
Cup
Lagi, belum sampai ia berucap, bibirnya kembali dikecup.
"Um— "
Cup
Alsha tersenyum malu saat lagi-lagi sang suami menciumnya. Keduanya saling memandang satu sama lain dan bersamaan keduanya tertawa.
Tangan Alsha dirangkulkan di leher Pramudipa saat ia berpindah duduk dipangkuan Pramudipa.Tangan nakal Pramudipa mengusap paha mulus Alsha menyingkap baju daster kebanggaan sang istri. Keduanya masih enggan mengalihkan pandangannya, seolah dua pasang bola mata itu terkunci satu sama lain, larut dalam fantasi.
Alsha memiringkan wajahnya mencium kedua bilah bibir sang suami dengan lembutnya. Sesaat ia memisahkan pagutannya untuk mengusap rahang sang suami. Tak lama ia kembali meraup bibir sang suami dengan rakus.
Pramudipa yang juga menyukai sisi ganas sang istri ciuman itu langsung disambut dengan sama rakusnya oleh Pramudipa. Bibir ranum milik sang istri sangatlah manis dan lembut. Pramudipa semakin dibuat mabuk dan tercandu untuk menjelajah lebih intim dari ini.
"Yang, kita di ruang tengah rumah mama kamu" ucap Pramudipa di sela ciuman mereka.
Benar, saat ini mereka berada di ruang tengah rumah orang tua Alsha. Tak pernah Alsha pikirkan, tempat yang dulu ia gunakan untuk bermalas-malasan menunggu jadwal les sepulang sekolah, kini ia gunakan untuk sesi make-out dengan suaminya.
Alsha tersenyum mengatur nafasnya sembari mengusap sensual tengkuk Pramudipa. "Mereka kan lagi bawa Aldean jalan-jalan ke pasar. Pasti lama, mama ku suka pamer orangnya. Dia pasti pamerin ke tetangga."
"Alright, can we continue?"
Anggukan Alsha menandakan bahwa Pramudipa dapat kembali mengeksplorasi bibir sang istri. Ia raih dagu sang istri, dibawanya mendekat lalu diciumnya lembut. Semakin dalam ciuman keduanya Alsha semakin mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Pramudipa. Hingga tak ada ruang kosong diantara tubuhnya dan tubuh Pramudipa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearly Household [✔]
General FictionTentang cerita keluarga kecil Pramudipa Khai Alfaranda (Pram) dan Alsha Bitha Valencia (Acha). vrene | mature (21+) | marriage ©statetruly, 2023.