pt. 23 - jagoan kecil

2.2K 187 8
                                    

Setelah meminum beberapa vitamin untuk ibu hamil sambil mendengar celotehan ibu mertua. Kini ia cukup tenang berbaring di kasur ditemani oleh sang buah hati Aldean. Pria kecil itu membawa mainan puzzle nya diatas ranjang Alsha dan tangan lincahnya bergerak memasang potongan-potongan puzzle sesuai dengan contoh gambar.

"Mam" panggil Aldean

"Hm?" Alsha mencondongkan tubuhnya menghadap Aldean.

"Mama kalau pingsan lagi tunggu Aldean gede, bial nanti De yang obatin mama."

Alih-alih pikiran Aldean tentang pingsan dapat diatur, ia terpukau dengan jawaban Aldean yang terdengar seperti sang putra ingin menjadi Dokter. Apalagi keinginannya untuk merawatnya.

"Kamu masih pengen jadi Dokter De?" tanya Alsha

Aldean mengangguk semangat. "Iya, Aldean mau jadi Doktel! Biar Aldean yang sembuhin mama. Doktel itu ga bisa sembuhin mama. Mama pingsan telus! Meleka ga bisa obatin mama. Doktel apaan meleka!"

"Bukan salah Doktel De, mama aja yang kurang jaga kesehatan mama"

"Mulai cekalang De bakal jaga kesehatan mama!" pekik Aldean.

"Aldean tau tidak kamu bakal punya adik?" Alsha melebarkan senyumnya kearah Aldean.

Pria kecil itu memiringkan kepalanya. "Aku dengal nenek bilang kalau aku kakak jadi. Di pelut mama ada bayi."

"Iya, disini" Alsha mengusap perutnya yang tertutupi selimut. "Ada adeknya Aldean, kamu senang ga punya adek?"

"Adeknya kayak Kak Cilla? Um.. De kan adeknya Kak Cilla, Kak Cilla punya adek, Adek De, terus... telus? Telus De punya Adek? Gimana mah De bingung."

Tidak hanya Aldean, Alsha juga bingung maksud Aldean.

"Kak Cilla juga punya adik kecil, De nanti bakal dipanggil Kak De, soalnya Aldean punya adik sendiri. Jadi nanti kamu ada temen main disini." Terang Alsha

"Aldean punya Nanny Olin, kata Nanny, dia teman De." Aldean menyingkirkan puzzle yang masih belum terbentuk sempurna. "Tapi gak apa-apa, kalau nanti adiknya De datang aku kenalin ke Nanny Olin bial adiknya De ga sendilian deh.

Tangan Alsha terulur merangkum wajah mungil Aldean. "Pintar sekali anak mama papa"

"Adiknya De laki-laki atau pelempuan?"

"Mama ga tau, tapi nanti kamu harus sayang sama adek ya? Adeknya jangan diajak berantem"

"Hmm... Mau lihat adeknya dulu, kalau adeknya baik, De juga baik. Kalau nakal, nanti aku malahin!"

"De, biasanya adik masih kecil suka meniru, nanti Aldean sebagai kakak harus ajarin baik, biar adik bisa jadi adik baik."

Aldean merangsek begitu saja memeluk Alsha. Alsha sendiri memposisikan tubuh Aldean agar nyaman di sisi samping yang berhasil memeluk setengah tubuhnya.

"Mulai sekarang semua panggil De, Kakak Aldean ya? Mau ga?" ucap Alsha mengusap punggung Aldean.

"Jadi De sekarang kayak Kak Cilla?"

"Iya, kamu punya satu adik. Kak Cilla punya tiga adik." ujar Alsha menarik pelan jemari Aldean lalu mengangkat tiga jari tangan Aldean.

Dahlia panik, Nanny Orin panik, Bi Mirnah juga panik, tiba-tiba saja Alsha menangis sesegukan melihat mug yang biasa Pramudipa pakai ada di meja makan.

Sang ibu mertua yang baru saja datang dari rumah induk lantas segera menghambur memeluk Alsha yang barusan muncul di area ruang makan.

"Aku pikir tadi ada Mas, kirain dia udah pulang." ucap Alsha masih meneteskan air mata namun ia lebih tenang daripada tadi.

Dearly Household [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang