pt. 10 - simpanan

2.7K 196 15
                                    

Pukul dua belas malam Pramudipa baru saja tiba di garasi rumah. Ia terkejut melihat mobil orang tuanya berada di dalam garasi juga. Berhubung tadi pagi ia tahu jika ibunya mengunjungi rumahnya untuk bertemu Aldean, ia pikir mungkin ayahnya juga ingin bertemu Aldean dan keduanya akan menginap malam ini.

Siapa sih yang tidak terpikat dengan kelucuan Aldean? Semua orang yang sudah bertemu dengan Aldean pasti akan merasa gemas dengan pria kecil itu. Pramudipa saja sempat beberapa kali tak ingin berangkat kerja agar dapat bermain dengan Aldean.

Tepat saat ia memasuki rumah, Pramudipa mendapati sang ayah duduk di depan televisi.

Seperti menyadari kehadiran Pramudipa, Haris mengalihkan fokusnya dari layar televisi yang menyajikan berita kriminal kearah Pramudipa yang berjalan menghampirinya. Putranya pun mengulurkan tangannya untuk salim.

"Ayah nginep?" tanya Pramudipa.

Haris mengangguk lalu memberi kode ke arah kamar. "Kamu tahu istrimu sakit?"

Bola mata Pramudipa melebar. "Ha? Acha sakit?"

"Istrimu tadi pingsan, dia sekarang sedang istirahat ditemenin ibu."

Bagaikan disambar petir. Pramudipa lantas berlari menuju kamar utama dimana biasa Alsha dan ia tempati. Baru saja ia akan menyentuh gagang pintu, pintunya sudah terbuka lebih dahulu. Saat itu juga ia langsung berhadapan langsung dengan ibunya.

"Bu"

"Dia baru aja tidur beberapa menit lalu, jangan diganggu."

"Acha kenapa? Aku mau lihat dia."

"Nanti aja, biar dia pulas dulu." ucap Dahlia lalu mengusap lengan anaknya. "Sini ikut ibu dulu, ada yang mau ibu omongin."

Setelah satu jam berbincang dengan kedua orang tuanya. Pramudipa kembali ke kamarnya untuk membersihkan tubuhnya lalu berbaring di samping Alsha.

Tadi saat Dahlia mengajaknya bicara, ia sudah berpikir macam-macam tentang Alsha, untungnya penjelasan mereka tidak seperti apa yang Pramudipa pikirkan.

Sang ibu menyuruhnya agar rutin menghubungi dan memberi kabar Alsha karena memang Alsha sendiri di rumah besar ini. Dahlia juga menyarankan agar menyewa nanny untuk Aldean dan ART untuk mengurus rumah sekaligus untuk mengantisipasi kejadian seperti tadi.

Tadi Alsha pingsan dan sempat henti jantung yang tidak biasanya terjadi pada orang pingsan. Dahlia yang dulu pernah bersekolah di kesehatan langsung melakukan penolongan pertama dan segera memanggil dokter pribadi untuk datang ke rumah karena tidak ada siapa-siapa di rumah selain dirinya.

Jika siang itu Dahlia tidak berada disini dan ia tidak segera naik menghampiri kamar Alsha karena suara gaduh, entah apa yang terjadi dengan Alsha.

"Maaf ya Cha. Hal kecil kayak gini bisa-bisanya aku ga pernah notice, aku terlalu menyepelekan kalau kamu bakal baik-baik saja di rumah sama Aldean."

Pelan Pramudipa meraih tangan Alsha, ia menggenggam telapak dan ibu jari Alsha dan membawa punggung tangan Alsha ke depan bibir Pramudipa.

"Cha, kalau kamu sembuh nanti kita nyari mie yamin kesukaan kamu itu." ucapnya setelah mengecup punggung tangan Alsha kemudian Pramudipa bergabung tidur menghadap sang istri.

Semalam Alsha terbangun jam satu pagi. Ia menyadari sang suami tidur terlelap disampingnya menghadap kearahnya. Pria itu yang biasa tidur memeluknya menjadikan tubuhnya guling tidur, kali ini tidak. Pramudipa hanya menggenggam tangan kirinya yang terbebas dari infus.

"Bu Alsha sudah saya cabut ya infusnya. Untuk obat selanjutnya nanti saya resepkan vitamin yang bisa langsung dipesan di apotek terdekat atau bisa melalui aplikasi. Saya pamit dulu, semoga cepat sembuh ya Bu."

Dearly Household [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang