pt. 29 - tamu tak diundang [M]

2.6K 161 20
                                    

From: Unknown Number

Aku mencintai Pramudipa. Aku dan Pramudipa akan kembali bersama. Lihat saja.


Alsha menggeram saat menggendong tubuh Aldean yang terlelap. Sejak siang tadi Aldean bermain bersama Pramudipa yang baru saja tiba di rumah setelah seminggu di rumah sakit untuk observasi. Pria kecil itu tidak hentinya memberi perhatian penuh ke Pramudipa. Mentang-mentang ia ingin menjadi dokter jika besar nanti, pria kecil itu sering kali mengingatkan jadwal obat penghilang rasa sakit milik Pramudipa. 

"Cha, jangan dipaksa gitu panggil nanny aja." ucap Pramudipa yang hanya bisa berbaring di kasur tak dapat membantu karena kakinya masih belum sembuh total.

"Engga, aku masih kuat." Dalam satu hentakan pelan, kini tubuh Aldean dalam pelukan Alsha. Menggelayut dengan kepala bersandar di pundak Alsha.

Pramudipa mengambil ponselnya setelah Alsha menghilang dibalik pintu kamarnya. 

Sembari menunggu Alsha kembali, ia melihat pesan dari teman kantor yang menanyakan perihal pekerjaan yang memang masih tersimpan di laptop miliknya. Tangan Pramudipa yang masih terdapat plester bekas infus mengetikkan balasan jika ia akan mengirim laporan tentang urusan di Surabaya besok.

Sudah satu jam terlewat, Alsha belum kembali ke kamar. Pramudipa meletakkan ponselnya diatas perut lalu menengok kearah pintu kamarnya yang tertutup. Ia kembali mengambil ponselnya untuk menelpon ponsel Alsha. Kepala Pramudipa menoleh mendapati ponsel Alsha berada di nakas ranjang. 

Alsha tak membawa ponsel.

Dinginnya AC begitu terasa, tangannya menjulur mencari sosok yang biasanya ia peluk untuk menghilangkan dingin. Pramudipa perlahan membuka kelopak matanya, seingatnya ia tertidur dengan Alsha tak ada di sampingnya. Dan saat membuka mata, Alsha pun masih saja tak berada disana.

Ruang rungu Pramudipa mendengar ada gemericik air di dalam kamar mandi, menandakan jika ada seseorang berada disana. Pasti orang yang berada di dalam kamar mandi adalah Alsha. Tebakan Pramudipa benar, Alsha keluar dari kamar mandi dengan celana pendek dan kaos kebesaran berwarna hijau terang. Rambutnya tergulung keatas menampilkan leher jenjang sang istri.

"Kamu udah bangun?" tanya Alsha berjalan kearah closet milik Pramudipa.

"Hmm" Jawab Pramudipa singkat, "Kemarin tidur dimana?" Pramudipa balik bertanya.

Alsha mengambil sepasang baju atasan dan bawahan milik Pramudipa lalu diletakkannya di sisi ranjang.

"Di kamar Aldean." Jawabnya. "Kata dokter kamu boleh mandi pakai air, aku bantu mandiin, nanti kaki kamu dinaikin ke atas kursi biar ga kena air."

"Kenapa ga tidur sama aku semalem?"

"Aldean kemarin kebangun terus ga mau ditinggal, jadi aku semalem tidur sama dia. Maaf ya aku ga ngomong sama kamu." ucap Alsha lalu mendekat kearah Pramudipa duduk di sisi ranjang menghadap kearah sang suami.

Mata Pramudipa terpejam saat telapak tangan Alsha membelai wajahnya. Sentuhan Alsha menghantarkan kehangatan di dinginnya pagi. Semalam ia bagaikan seperti sedang dalam kegiatan dinas, kasur luasnya terasa sepi tanpa kehangatan dari tubuh sang istri.

Satu persatu Alsha membantu Pramudipa melepaskan kancing baju Pramudipa. Pramudipa menyadari jika tatapan sang istri kosong, bagaikan beban berat menumpuk di pikirannya.

"Sayang," ucap Pramudipa menahan tangan Alsha membuat sang istri menatapnya seketika. "Apa yang kamu pikirin? Kamu beneran disini disamping aku tapi pikiran kamu lagi melalang buana. Kenapa? Sini cerita ke aku. Apa ada yang ganggu kamu lagi?" tanya Pramudipa.

Dearly Household [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang