"Aldean"
Pria kecil yang sedang asik bermain puzzle lantas terkejut mendengar namanya dipanggil. Apalagi ditambah saat ia menoleh ia melihat seseorang yang beberapa hari ini hanya bisa ia temui melalui panggilan video. Lantas Aldean segera beranjak dan membiarkan mainannya berserakan begitu saja.
"Papa!!"
Kaki kecil itu berlari asal menginjak alas karet yang bertuliskan huruf alfabet dari A hingga Z, menghiraukan beberapa mainan yang hampir saja terinjak kaki mungilnya. Alsha mengelus dadanya saat putranya hampir saja oleng sebelum ditangkap sang suami.
Tangan kecil itu mengalung pas di leher Pramudipa. Lalu tawa kencang terdengar dari mulut Aldean kala Pramudipa menghujami kecupan bertubi-tubi di leher dan perut Aldean.
"Papa eyi ahaah" (*Papa geli hahaah) ujar Aldean sambil menahan wajah sang papa menjauh agar tidak menciumnya. Ah untung saja kemarin Alsha sudah menggunting kuku Aldean saat tidur. Bisa-bisa wajah tampan Pramudipa penuh dengan bekas cakar.
"Jagoan kecil papa main apa?"
"Itu ajel" (*Itu puzzle) tunjuknya kearah mainan yang berantakan berserakan di dekat kolam renang bola.
Di rumah orang tua Pramudipa memang sudah di siapkan area mainan khusus untuk dua cucu Dahlia dan Haris. Area di ruang tengah di sebelah tv adalah area khusus tempat bermain Aldean dan Priscilla- anak dari kakak perempuan Pramudipa. Disana terdapat kolam berisi bola plastik warna warni berukuran kecil, di sebelah kanan kolam terdapat rak berisi buku, dan di sebelah kanan lagi ada lemari berisi mainan.
Sebelum Aldean datang, dulu area bermain di ruang tengah hanya seukuran kecil di pojok dengan keranjang bayi belum ada kolam bola. Karena memang dulu hanya ada Priscilla, yang berkunjung enam bulan sekali. Kolam bola pun baru dibelikan saat Aldean berumur satu tahun.
"Dean belum makan, katanya pengen sama kamu tadi." ucap Dahlia yang sedari tadi ikut memandang Pramudipa dan Aldean.
"Ah iya Bu"
Alsha pun menghampiri Pramudipa dan Aldean. Ia meraih jemari kecil Aldean untuk dicium. Ia rindu sekali dengan buah hatinya, padahal cuma sehari ia titipkan.
"Dean habis ini makan ya?" ucap Alsha berdiri di belakang Pramudipa yang menggendong Aldean.
Aldean menjawabnya dengan mengangguk. "akai akuk hinolaulu eyah" (*Pakai mangkuk dinosaurus merah)
"Dia bilang apa?" tanya Pramudipa.
"Mau pakai mangkuk dinosaurus merah" ucap Alsha men-translate Aldean. Ya salah satu keahlian Alsha adalah paham bahasa bayi.
"Eyahh!" pekik Aldean menggoyangkan tubuhnya membuat Pramudipa semakin menguatkan pelukannya takut sang anak terlempar dari gendongannya.
"Iyaa pakai yang itu." Alsha gemas sendiri mendengar putranya sekarang bisa menentukan apa pilihannya. "Makan sama papa ya? Mama mau beresin barang-barang kamu biar ga ada yang ketinggalan"
Aldean pun mengangguk sambil melompat-lompat senang. Kata Dahlia sih tingkah Aldean ga jauh-jauh beda sama Pramudipa. Banyak tingkah.
"Sup buat Dean juga barusan aku angetin." ucap Dahlia baru saja dari dapur.
"Makasih Bu. Aku siapin dulu peralatan makannya." ujar Alsha tersenyum manis kearah Dahlia. Ibu mertuanya satu ini memang yang terbaik.
Alsha lantas segera berjalan kearah dapur dimana ada Bi Lita yang bekerja di rumah sang mertua.
"Hallo Bi" sapa Alsha saat ia memasuki area dapur dan melihat Bi Lita sedang membereskan peralatan dapur.
"Bu Acha, duh makin cantik." balas Bi Lita membuat Alsha tertawa kecil mendengar godaan yang selalu Bi Lita ucapkan ketika bertemu. "Mau ambil makan buat den Dean?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearly Household [✔]
General FictionTentang cerita keluarga kecil Pramudipa Khai Alfaranda (Pram) dan Alsha Bitha Valencia (Acha). vrene | mature (21+) | marriage ©statetruly, 2023.