pt. 3 - baby De sakit

4.1K 235 15
                                    

Setelah vaksin dua hari lalu, efeknya baru muncul hari ini. Semalam Alsha sudah ngerasa kalau Aldean bakal panas, soalnya rewel mulu tapi tak mau tidur.

Akhirnya, Aldean yang biasanya tidur di kamar dia sendiri, sejak semalam bayi berumur dua tahun itu berbaring bersama orang tuanya di kamar utama dari malam hingga pagi. Iya berbaring, tidak tidur.

"Ma mau nenen" rengek Aldean sambil menangis memegangi baju piyama Alsha model satin dengan tali spaghetti dan kancing kecil di tengah. Tangan kecilnya menggoyang-goyang kancing Alsha agar dibuka.

Sebenarnya Aldean sedang dilatih untuk tidak nenen. Karena idealnya memang bayi umur dua tahun harus lepas ASI. Sudah dua minggu Aldean mulai minum dengan botol dot kesukaannya yang bergambar dinosaurus merah. Alsha membelinya sepaket dengan peralatan makan di online shop.

"Botol dot aja ya sayang?" ujar Alsha yang kini membawa Aldean ke dalam rengkuhannya sambil menyisir pelan rambut tebal putranya.

Aldean mencebik sambil menggeleng. "Nenen" Aldean lagi-lagi menarik baju Alsha berharap sang mama membuka kancing bajunya.

"Dean udah gede. Kan kemarin Dean sendiri yang pilih dotnya."

Aldean menggeleng.

"Nanti mama peluk deh."

"da mau!" (*ga mau) ucapnya memasang wajah siap akan menangis kencang.

Alsha pun menyerah . Lagipula anaknya juga lagi tidak enak badan sehabis vaksin. Akhirnya ia membuka kancing baju bagian depan dan saat disodorkan lantas Aldean diam begitu saja menikmati sumber makanannya hingga ia setengah tertidur.

Suara derit pintu samping terdengar membuat Aldean yang baru saja terlelap sedikit terjingkat. Alsha sontak langsung menggoyangkan tubuhnya sambil menepuk pantat Aldean pelan agar kembali terlelap.

Pramudipa yang baru saja dari luar membeli galon lantas berjalan pelan saat sang istri memberi isyarat untuk tidak berisik.

"Tadi aku beli ketoprak di perempatan." ucap lirih Pramudipa meletakkan kresek berisi dua bungkus ketoprak diatas meja makan.

Alsha mengangguk lantas perlahan melepas putingnya dari mulut Aldean dan mengancing bajunya.

"Mas, bantuin. Taruh Dean ke kamar, aku ga kuat berdiri kakiku kesemutan."

Pramudipa pun mengambil alih Aldean dari pangkuan Alsha. Badan putranya masih hangat tapi lebih baik daripada jam subuh tadi panas sampai berkeringat.

Susah juga kalau anaknya sakit. Melihatnya lemas seperti ini jadi ingin sakit yang dialami Aldean dipindah ke dirinya saja.

Pelan-pelan Pramudipa meletakkan Aldean di kasur kamar bocah kecil itu. Ia mengecup puncak kepala putranya sebelum meninggalkan sang buah hati.

Kembalinya dari kamar Aldean, Pramudipa masih melihat istrinya duduk di atas karpet sambil meluruskan kakinya yang tadi katanya kesemutan. Mengerti kehadiran sang suami, lantas Alsha mengangkat kedua tangannya lurus keatas memberi kode seolah ingin digendong. Bibir Alsha mencebik menirukan Aldean yang merengek meminta nenen tadi.

Sambil terkekeh Pramudipa mendekat, menyelipkan tangan kiri di paha dan tangan kanan di punggung Alsha, Pramudipa langsung menggendong Alsha ala bridal style. Alsha dengan wajah sumringah bergelayut manja mengalung di leher sang suami. Senang sekali, batin Alsha. Kapan lagi bermanjaan dengan sang suami yang super sibuk.

"Kok tadi Dean nen lagi? Katanya stop?" tanya Pramudipa duduk di samping sang istri yang terlihat lelah karena semalam Aldean rewel sedang ingin bermanjaan dengan Alsha.

"Ga tega mas aku lihat dia. Dari semalem sebenernya dia minta nen tapi kan aku kekeh ga mau. Pas pagi dia panas rasanya jantungku mau copot. Makanya aku bolehin nenen."
"Tau ga sih mas...."

Dearly Household [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang