pt. 19 - pangeran kecil Alfaranda

2.5K 166 16
                                    

Balita manis yang sedang duduk di carseat menari lagu anak-anak berbahasa inggris. Sementara itu di barisan depan Alsha dan Pramudipa asik menyanyikan lagu untuk Aldean. Kegiatan mereka hari ini adalah berkunjung ke rumah orang tua Alsha yang berada di Bogor.

Sesuai dengan permintaan Alsha, pagi sekali keluarga kecil Alfaranda berkunjung ke rumah keluarga Alsha. Mereka hanya bertiga saja tanpa membawa supir dan nanny, selama tiga hari para pekerja di rumahnya diliburkan karena Alsha ingin menginap di Bogr untuk beberapa hari. Apalagi mereka sudah lama tidak berkunjung karena kesibukan masing-masing dan jaraknya lumayan jauh.

Setelah satu jam perjalanan, akhirnya Aldean tertidur di carseat nya. Bayi manis itu tak lagi memakai topinya karena risih membuat kepalanya berkeringat walaupun di mobil Pramudipa sudah dinyalakan AC. Suasana pun menjadi tenang, lagu di radio mobil pun hilang berganti dengan radio berita yang memaparkan jalanan mana yang terkena macet.

"Mau snack Mas?" tanya Alsha kearah Pramudipa yang fokus memantau jalanan dengan kacamata hitam bertengger di hidungnya.

"Boleh. Pengen yang manis, kamu ada apa?"

"Yang manis ya?" Alsha merogoh totebag seolah mencari sesuatu lalu ia megarahkan wajahnya kearah Pramudipa dengan kedua telapak tangannya merangkum wajahnya. "Nih, aku yang manis."

Pramudipa tertawa melihat sekilas wajah Alsha yang berada di dekatnya. Lantas tangan kirinya yang bebas segera menarik tengkuk Alsha dan mencium bibirnya cepat, kemudian kembali fokus memandang jalan raya.

"Emang yang paling manis cuma kamu Cha" ucap Pramudipa masih tak melunturkan senyumnya.

Alsha kembali memposisikan tubuhnya untuk duduk seperti semula setelah memberi kecupan singkat di pipi Pramudipa. "Ada wafer, pocky, sama roti meses."

"Wafer aja deh" pinta Pramudipa

Alsha kemudian menarik wafer dengan rasa tiramissu. Ia membuka bungkus luar dari wafer perlahan agar tidak menganggu Aldean. "Aku suapin aja ya biar tangan kamu ga lengket."

"Iya suapin aja."

Alsha menyodorkan satu batang wafer kearah mulut Pramudipa yang langsung diterima. Ada beberapa remahan yang terjatuh di pinggiran bibir Pramudipa yang kemudian Alsha bantu membersihkannya. Merasa perutnya juga lapar, Alsha mengambil satu batang wafer untuknya. Ia menggumam enak, wafer rasa tiramissu memang wafer kesukaannya dan Pramudipa.

Sesekali Alsha menengok ke belakang dimana Aldean yang sedang tertidur di carseat. Bersamaan dengan ia kembali melihat jalan, ponselnya berbunyi menandakan panggilan masuk. Alsha mengembangkan senyuman saat nama sang kakak ipar terpampang di layar ponsel Alsha.

"Siapa?" tanya Pramudipa

"Mbak Shavira nelpon" ucap Alsha segera menekan tombol berwarna hijau. "Hallo Mbak, ada apa tumben nelpon?"

"Cha, katanya main ke Bogor ya? Sama siapa aja?" tanya Shavira.

"Iya Mbak. Bertiga aja, Mas Pram yang jadi supir" jawab Alsha.

"Mbak gangguin istriku mulu ah" protes Pramudipa dengan suara dikencangkan agar terdengar oleh Shavira. Detik berikutnya ia mengaduh karena Alsha mencubit pinggangnya.

"Anakmu tidur di belakang. Nanti rewel gimana?" Ujar Alsha memelototi sang suami.

"Rasaya pengen gue gibeng suami kamu Cha" Terdengar suara kesal Shavira diseberang sana. "Mana nih Aldean? Kok aku ga denger suara cerewetnya dia?"

"De lagi tidur, abis ngunyah biskuit sambil nonton langsung tepar." ucap Alsha memindahkan ponselnya dari telinga sebelah kanan ke kiri.

"Katanya kamu lagi sensitif bau sama mual ya?" tanya Shavira diseberang.

Dearly Household [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang