warning: mature content 21+
bagi yang tidak nyaman boleh skip aja ke part selanjutnya.
Alsha terbangun dari mimpi buruknya. Detik kemudian Alsha menolehkan pandangan ke belakang, memutar kepalanya kearah sang suami yang di belakangnya. Disana Pramudipa tidur terlelap terlentang menghadap langit-langit dengan tangan kanan menimpa dahinya. Melihat keadaan Pramudipa yang bertelanjang dada dan begitu juga dengan dirinya yang masih tanpa sehelai pakaian. Alsha pikir semalam hanya mimpi saja namun nyatanya memang mereka bercinta.
Setelah kesadarannya terkumpul. Ia bergerak perlahan turun dari ranjang karena tak mau membangunkan sang suami. Saat ini jam dinding masih menunjukkan tiga pagi, matahari masih belum menampakkan keberadaannya. Ia jarang sekali terbangun jam segini. Alsha tak bisa tidur lagi atau bisa dibilang ia masih kesal jika berada dalam satu ranjang dengan Pramudipa walaupun semalam mereka sudah bercinta.
Alsha memunguti baju tidurnya yang teronggok di lantai kayu lalu memakainya sambil berjalan ke kamar mandi. Setelah selesai dengan urusannya dengan perlahan ia membuka pintu kamar menuju ke dapur di lantai satu. Sebelum itu Alsha menyempatkan masuk ke kamar Aldean untuk melihat pria kecilnya yang terlelap sangat tenang dengan memeluk boneka dinosaurus. Semoga nanti saat Aldean bangun pria kecil itu tak marah karena semalam ia tak tidur dengan Aldean.
Sesampainya di dapur, Alsha segera menyalakan coffee machine. Ia mengikat tinggi rambutnya sambil mencari gelas kesukaannya di rak atas. Setelah mendapatkannya Alsha segera meletakkan dibawah alat pwmbuat kopi otomatis itu. Sembari menunggu gelasnya terisi, Alsha ingin membuat roti panggang. Tepat saat berbalik Alsha terkejut mendapati Pramudipa dengan wajah bagun tidur berdiri menjulang di depannya.
"Cha" Pramudipa memeluknya begitu saja. "Kamu ngapain?" tanya Pramudipa.
"Bikin kopi. Kamu ngapain sih disini?"
"Aku bangun terus ga ada kamu. Aku ke kamar Aldean kamunya ga ada. Aku pikir kamu kabur Cha. Takut banget kamu ninggalin aku." Suara baritone sedikit serak terdengar jelas di telinga Alsha.
Alsha menghela nafasnya sembali memutar bola mata jengah. "Aku kalau pergi ga bakal sendiri, Aldean bakal kubawa."
"Sayang, kamu pendendam sekali." Gumam Pramudipa. Walaupun Alsha tak dapat melihat wajah sang suami tapi ia yakin jika sekarang Pramudipa sedang menampilkan wajah cemberut.
"Kesalahanmu besar tuan Pramudipa Khai Alfaranda" ucap Alsha lantas meronta. "Minggir sana, aku mau bikin roti panggang!"
Bukannya menuruti, pria itu semakin memeluknya bahkan mengecupi leher Alsha.
"Heh!!" Alsha mencoba mendorong tubuh Pramudipa. "Eum... Ap..apa yang kemarin kurang heh! MAS! Enghh" Tubuh Alsha melemas seketika saat Pramudipa menyesap secara sensual titik sensitif miliknya tepat di area bawah telinga.
Alsha tak habis pikir dengan hormon mesum milik Pramudipa yang seperti tak ada habisnya jika sudah sekali bercinta. Begitu pula tubuhnya yang sangat sensitif mudah sekali tergoda oleh sentuhan Pramudipa.
Alsha memekik tertahan saat tanpa peringatan ia dibawa naik keatas kitchen bar. Bibirnya terkunci begitu cepat, Pramudipa meraup bibirnya, melumat bibir atas dan bawah secara bergantian mencari kenikmatan hingga tak sadar pakaiannya sudah Pramudipa tarik keatas. Berhubung tadi ia hanya memakai gaun luaran saja, Pramudipa dapat menyentuh miliknya dibawah sana tanpa ada peghalang. Nafas Alsha memberat, Alsha mulai menikmati permainan tangan Pramudipa dibawah sana. Dua jemari besar Pramudipa berhasil mengobrak-abrik miliknya untuk kesekian kalinya sejak semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearly Household [✔]
Ficção GeralTentang cerita keluarga kecil Pramudipa Khai Alfaranda (Pram) dan Alsha Bitha Valencia (Acha). vrene | mature (21+) | marriage ©statetruly, 2023.