MOS#9

1.4K 204 11
                                    

Hari berganti begitu cepat. Lusa lisa sudah mulai melakukan ujian sekolah, dia sudah mempersiapkannya sebaik mungkin.

Sikap lisa masih dingin baik pada minho maupun chungha. Dia hanya akan bicara jika di tanya saja, jika tidak lisa akan memilih diam.

Hari ini tidak ada pelajaran, bisa di bilang hari tenang. Para siswa juga di bolehkan pulang lebih awal tanpa harus menunggu bel.

Lisa sudah kembali di antar oleh paman joo. Ponselnya juga sudah di kembalikan oleh minho.

Lisa meminta paman joo untuk langsung mengantarnya pulang. Sejak pertemuan terakhirnya dengan rosé, hidup lisa sudah tidak sesemangat dulu. Rasa kesepian kembali di rasakan oleh lisa.

Setiap pulang sekolah, lisa hanya akan berdiam diri di kamar. Dia menghabiskan banyak waktu hanya untuk bermain game. Bahkan lisa tak pernah menyentuh ponselnya lagi.

Entah sudah berapa notifikasi yang dia terima karena lisa tak kunjung memeriksanya. Lisa benar-benar tak tertarik lagi dengan ponsel miliknya.

Ceklek...

Pintu terbuka. Seorang maid masuk dengan membawa nampan berisi makan siang untuk lisa.

"Permisi nona, tuan minho berpesan. Jika sudah selesai makan, nona di minta untuk menemuinya di ruang kerja" Beritahu maid itu.

"Ya"

Maid itu membungkuk sebelum keluar. Lisa menyambar isi di piring itu sembari bermain game.

Setelah menghabiskan makanannya, lisa membawa piring kotor itu menuju dapur. Lisa melangkah menuju kulkas untuk mengambil sekotak jus, baru menuju ruang kerja minho.

"Ada apa pa?" Tanya lisa. Dia berdiri di ambang pintu. Minho tersenyum di dalam sana.

"Malam ini kita makan malam di luar. Papa ingin kamu kenalan sama kakak kamu" Ujar minho.

"Ck. Sudah ku bilang kan Pa. Aku tidak akan mau bertemu dengannya." Jawab lisa datar. Minho menghela nafasnya.

"Ya sudah papa panggil dia kemari saja yah. Kita makan malam di rumah"

"Kalian saja yang makan, aku tidak mau!"

Jebrett...

Lisa menutup pintu ruang kerja minho keras. Chungha yang baru pulang belanja sungguh terkejut.

"Lisa, pelan-pelan nutup pintunya sayang" Lisa hanya menatap datar lalu berlalu begitu saja. Chungha menghela nafas panjangnya.

"Lihat saja nanti" Gumam chungha.
.
.
.

Sementara rosé tengah membereskan seluruh barang-barangnya. Lusa dia harus sudah pindah ke tempat orang yang sudah mengadopsi dirinya.

Paman seungri yang tak sengaja berkunjung jadi ikut membantu rosé.

"Terima kasih paman, maaf aku jadi merepotkanmu" Ujar rosé tak enak hati. Paman seungri mengusap gemas pucuk kepala rosé.

"Tidak sama sekali, oh ya dimana lisa? Sudah lama dia tidak berkunjung ke pasar" Tanya paman seungri.

"Lisa sudah di jemput tadi pagi paman. Mungkin dia sedang bermain di sana" Jawab rosé ngasal. Dia tidak tahu apa yang lisa lakukan sekarang, pasalnya sejak pertemuan terakhir mereka. Lisa benar-benar menjauh darinya.

Jika biasanya ponsel rosé akan terus bergetar karena telfon dan pesan yang di kirim oleh lisa kini tampak sangat tenang.

"Ya sudah. Jam berapa supir orang tuamu akan datang?" Tanya paman seungri. Rosé melirik ke arah jam dinding di ruang tengah.

My Older SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang