MOS#22

1.4K 212 23
                                        

Kelas 10A baru saja selesai kelas olahraga. Lisa di minta oleh guru olahraganya untuk mengembalikan bola-bola basket yang mereka gunakan tadi. Karena kesulitan membawanya, lisa pun meminta bantuan pada jeno.

Di tengah perjalanan jeno tidak sengaja menjatuhkan satu bola basket yang di bawanya dan sialnya bola itu memantul sampai mengenai lengan seseorang.

Lantai lorong itu langsung kotor. Lisa dan jeno saling tatap. Basah sudah lantai putih itu oleh kuah ramen panas.

Pemilik ramen itu menatap datar keduanya. Jeno menelan ludahnya saat matanya tidak sengaja bertemu dengan sorot dingin mata kucing gadis itu.

"Li, tolongin" Bisik jeno. Lisa hela nafasnya, mendorong jeno untuk pergi sementara dirinya mendekati gadis itu.

"Sorry, itu bola lepas dari tanganku. Yang jatuh ramen kan, biar aku ganti sebentar"

Lisa meletakan dua bola basket yang di bawanya ke lantai tepat di samping gadis itu. Awalnya gadis itu ingin pergi tapi dia batalkan karena ingin bicara sesuatu.

Lisa kembali dengan ramen instans yang sama dengan milik gadis tadi. Diraihnya tangan mungil gadis itu lalu memberikan cup ramen di tangan padanya.

Setelah ramen itu di terima, lisa ambil kembali bola basket yang tadi dia letakan di atas lantai. Tanpa bicara apapun lagi, lisa membalikan tubuhnya.

"Tunggu" Lisa menatap gadis itu kembali.

"Apa?" Tanya lisa.

"Aku minta maaf untuk keningmu yang waktu itu" Ucapnya. Kening lisa mengkerut, dia baru saja mendengar seseorang yang sejak dulu bermusuh dengannya meminta maaf.

"Aku tau kau pasti di suruh kak ji kan. Lupakan saja" Lisa kembali berbalik meninggalkan gadis itu sendirian.

"Yak! Menyebalkan" Gerutu jennie menghentakkan kakinya ke lantai dengan kesal.

Lisa kembali bertemu jeno di ruang gudang penyimpanan alat-alat olahraga. Padahal dia pikir jeno sudah kembali ke kelas lebih dulu.

"Apa kak jennie marah?" Tanya jeno takut-takut. Lisa menggeleng, tangannya masih sibuk mengunci lemari tempat dimana bola basket tadi dia simpan.

"Kok tumben? Biasanya kalau sama kamu langsung adu mulut" Heran jeno menatap lisa.

"Lagi males ribut aja, ke kelas yuk" Ajak lisa. Jeno mengangguk.

Merekapun berjalan bersama kembali ke kelas. Di perjalanan keduanya terus mengobrol tentang game yang sama-sama mereka mainkan.

Rosie yang keluar dari toilet menahan lengan lisa dan menyuruh jeno untuk kembali ke kelas lebih dulu.

"Ada apa kak?" Tanya lisa saat melihat kakaknya justru membawanya ke unit kesehatan.

"Lisa ada kelas matematika sebentar lagi kak" Ucap lisa lagi.

Rosie mengabaikan apa yang lisa ucapkan. Justru dia mendorong lisa untuk berbaring di atas ranjang.

"Mau jadi superwoman? Ultrawomen? Atau Catwomen? Muka pucet kaya gitu masih aja ikut kelas olahraga, kenapa tidak izin saja tadi" Ucap rosie menempelkan punggung tangannya di kening lisa. Panas karena lisa memang sedang demam sejak semalam tapi gadis berponi itu tidak mengatakan apapun pada rosie.

"Panas kan, jujur kemarin habis dari mana atau habis melakukan apa?" Tanya rosie menyelidik. Lisa menggeleng pelan.

"Aku tidak melakukan keduanya. Kakak juga tahu kan kemarin aku habisin waktu di kamar" Rosie mengangguk, iya juga dia kemarin melihat lisa hanya diam di kamar sembari bermain PS. Mata rosie membulat.

My Older SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang