MOS#10

1.6K 215 12
                                    

Ujian sudah lisa lalui dengan baik. Hari ini adalah jadwal terakhirnya. Selama ini pula lisa tak menemui sosok kakak angkatnya itu, dia selalu menghindari sesi sarapan bahkan makan malam. Lisa juga memilih berangkat lebih pagi daripada sebelumnya.

Lisa tengah serius membaca materi di buku catatannya. Hari ini adalah pelajaran bahasa  inggris. Tidak begitu sulit karena lisa paham bahkan sangat lancar berbicara bahasa inggris.

Bel masuk berbunyi. Lisa menyimpan bukunya ke dalam tas lalu meletakannya bersama tas teman satu kelasnya di depan ruang kelas. Itu memang peraturannya. Lisa masuk hanya membawa alat tulis saja.

Soal-soal mulai di bagikan, lisa menuliskan namanya terlebih dahulu di lembar jawab, baru membaca satu per satu soal yang ada di hadapannya.

2 jam berlalu, lisa maju ke depan bersama teman-temannya yang lain untuk mengumpulkannya di meja pengawas. Jujur lisa selesai sejak 30 menit yang lalu, tapi dia memutuskan untuk tetap di dalam ruang kelas saja.

Sisa waktunya lisa gunakan hanya untuk melamun. Di dalam kepala egonya terus bertarung hebat.

Lisa mengambil ponselnya dari dalam tas, dia berniat menghubungi seseorang tapi kembali dia merasa ragu alhasil lisa memilih memasukan ponsel itu ke dalam tasnya kembali.

Lisa melangkah menuju parkiran. Mobil paman Joo belum terlihat. Kesempatan bagus, itu yang lisa pikirkan. Dia tersenyum lalu berlari kencang menuju halte.

Di sana lisa menaiki sebuah taksi dan memintanya untuk menuju ke suatu tempat.

Sampai mobil itu berhenti di depan sebuah rumah sederhana. Lisa turun setelah membayar tagihan taksi itu.

Hembusan panjang keluar dari hidungnya. Sedikit merilekskan dirinya yang merasa sangat gugup.

Dengan perlahan lisa mendekati pintu rumah itu. Tangannya menggantung di udara, masih ragu untuk mengetuknya.

Ceklek...

Mata lisa membulat terkejut begitu juga dengan orang yang membukanya. Lisa mundur dua langkah dengan senyum canggungnya.

"Maaf, kau siapa?" Tanya orang itu. Lisa memperhatikan sejenak sampai dia tersadar kembali saat orang itu menggerakan tangannya tepat di depan wajahnya.

"Eem.. Apa rosé ada di dalam?" Tanya  lisa akhirnya. Orang itu mengerutkan dahinya.

"Ooh kamu temannya rosé. Apa dia tidak memberitahumu? Dia sudah pindah seminggu lebih dan rumah ini sudah di kontrakan"

Penuturan orang itu membuat lisa terdiam. Setega itu rosé tidak memberitahunya. Lisa menggeleng pelan menanggapi penuturan orang itu.

"Mungkin dia belum sempat mengabariku, kalau begitu aku pamit. Maaf sudah menggangu waktumu" Ucap lisa membungkuk lalu pergi.

Lisa berjalan menjauh. Tujuannya kini adalah pasar. Walau dia sudah yakin kalau rosé pasti sudah tidak bekerja lagi di sana.

"Heii lisa" Panggil seseorang saat lisa tiba di toko sembako tempat rosé bekerja dulu.

Lisa tersenyum lebar lalu berlari kecil menghampiri orang itu.

"Paman seungri, aku merindukanmu" Ucap lisa menatap seungri yang juga menampilkan wajah bahagianya karena kembali bertemu dengan lisa.

"Ada apa kamu kemari? Apa ingin bertemu paman?" Tanya seungri percaya diri. Dia ajak lisa untuk duduk di tempat biasa lisa menunggu saat rosé bekerja.

"Iya aku ingin menemuimu paman" Balas lisa terkekeh. Paman seungri menutup wajahnya yang memerah malu.

"Kamu sendiri? Dimana rosé?" Tanya paman seungri. Lisa hanya tersenyum menanggapi.

My Older SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang