MOS#16

1.3K 164 1
                                    

Lisa sudah siap dengan tas ransel besar bergantung di punggungnya. Pagi ini dia tidak mendapati sosok rosé yang ternyata sudah pergi dengan sang papa untuk mengurus sesuatu.

Setelah melakukan sarapan, Chungha mengantar lisa ke sekolah dengan paman joo yang menyupiri.

"Tidak ada yang ketinggalan?" Tanya Chungha. Lisa menoleh lalu menggeleng pelan.

"Aman Ma, lisa sudah siapkan sejak semalam" Chungha mengangguk.

Sesampainya di sekolah, sudah ada 5 bus besar yang terparkir di depan gerbang sekolah. Bus-bus itulah yang akan mengantar mereka ke camp pelatihan yang jaraknya tidaklah jauh hanya 4 jam perjalanan darat.

"Hati-hati yah di sana, jangan nakal. Ikutin semua arahan senior kamu. Kalau ada apa-apa langsung hubungin mama atau papa, mengerti?" Lisa menganggukan kepala setelah mendengarkan pesan yang di berikan oleh Chungha.

Chungha mengecup kening lisa sebagai perpisahan. Dirinya harus segera pergi karena ada meeting dengan client penting.

Lisa segera menuju rombongan kelasnya. Mereka sudah berbaris rapih menunggu instruksi selanjutnya.

"Pagi Li" Sapa Jeno. Lisa tersenyum.

"Pagi Jen, kalian baru datang?" Tanya Lisa.

"Ooh tidak sih, kami datang lebih dulu sebelum dirimu tiba." Cicit Jisung. Lisa mengangguk kepala mengerti.

"Oke, teman-teman. Sebelum berangkat alangkah baiknya kita berdoa dulu supaya kegiatan hari ini sampai besok berjalan dengan lancar. Berdoa di mulai"

Jisoo memimpinnya. Semua murid langsung menundukan kepala dengan mata terpejam, mereka berdoa bersama untuk kelancaran acara ini.

"Selesai. Kalian langsung masuk ke bus masing-masing yah. Letakan barang bawaan kalian di bagasi bus kecuali ponsel, uang, jajanan dan obat. Kalian harus membawanya ke dalam bus" Perintah Jisoo.

Satu per satu bus mulai melaju. Bus lisa berada di paling depan. Dan lisa memilih duduk di kursi ketiga tepatnya di pinggir jendela sementara di sebelahnya ada Jeno, di belakang mereka ada Jisung dan Jay.

"Li, keripik singkong" Tawar jay berdiri dari duduknya dan mencondongkan tubuhnya ke kursi depan milik lisa dan Jeno.

Jeno yang belum di tawari justru lebih dulu mengambil keripik milik Jay itu. Jay mendengus berlagak ingin memukul Jeno.

"Kurang suka, kamu makan aja Jay" Ucap lisa. Jeno berniat mengambil keripik lagi tapi Jay sudah lebih dulu menarik tangannya menjauh.

"Jay, berikan aku sedikit lagi" Mohon Jeno dengan puppy eyesnya. Jay menggeleng bahkan menjulurkan lidahnya meledek.

"Jis, lihat tuh. Jay engga mau bagi keripiknya lagi" Adu Jeno pada Jisung. Jisung memutar matanya malas, sudah sering dia mendapati kedua temannya itu saling ledek seperti ini.

Karena tak ingin pusing dengan keributan, Jisung pun melempar keripik kentang miliknya ke pangkuan Jeno.

"Yess, makasih Jis" Ucap Jeno tersenyum senang. Jisung hanya membalas dengan deheman karena dia tengah fokus bermain game di ponsel.

Lisa tersenyum melihat pertikaian itu, dia menoleh ke arah jendela. Wajahnya sedikit di tekuk karena pagi ini rosé pergi entah kemana bahkan tidak memberitahunya.

Kak rosé:
Kakak pergi kemana?
Kenapa tidak memberitahuku?

Setelah mengirim pesan itu, Lisa memilih untuk tidur. Jeno membiarkan karena melihat wajah lisa yang memang terlihat mengantuk.

My Older SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang