MOS#36

1K 146 6
                                    

Setelah di bujuk dengan sabar. Akhirnya jennie luluh juga. Dia sudah bisa menerima alasan jisoo dan berusaha untuk ikhlas melepas sang kakak yang beberapa jam lagi akan terbang menuju london.

Siang ini rosé dan lisa ikut mengantar, bersama dengan kedua orang tua jisoo dan jennie.

Jennie masih memeluk erat jisoo, bahkan saat pergi ke toilet pun jennie akan ikut. Dia hanya ingin menyimpan memori yang banyak sebelum berpisah dengan jisoo. Dia hirup parfum jisoo, baju jisoo bahkan menciumi wajah jisoo berulang kali.

"Kalau kakak ngelakuin kaya kak jisoo mungkin aku akan seperti jennie sekarang" Gumam lisa. Rosé melirik padanya.

"Tapi kakak yakin kamu akan lebih dari jennie, kamu itu sudah bucin akut sama kakak" Goda rosé menaik turunkan alisnya. Lisa menatapnya marah.

"Kakak yang bucin aku" Ujarnya. Rosé tertawa mengejek.

"Engga ada, kakak lebih bucin ke jennie" Ucapan rosé membuat lisa lebih kesal lagi.

"Aku juga lebih bucin sama kak jisoo ketimbang kakak" Rosé tertawa lagi.

"Ya dan jennie akan menjauhkanmu dari jisoo karena dia sangat posesif" Lisa menghentakan kakinya kesal lalu bergelayut manja pada lengan rosé.

"Aaaaa aku kalah, jangan mengatakan apapun lagi kak. Ya aku yang bucin denganmu"

Lisa kalah saat berdebat dengan rosé. Merasa gemas, rosé pun menciumi wajah lisa berulang kali hampir ke seluruh wajahnya dia ciumi.

Lisa memeluk pinggang rosé erat, mereka bahkan mengabaikan pandangan dua kembar yang sudah duduk menatap tingkah mereka.

"Kak, habis ini ke time zone?" Tanya lisa. Rosé menggeleng.

"Kenapa?" Tanya lisa. Rosé menekan telunjuknya pada kening lisa.

"Sebentar lagi ujian kenaikan kelas, kakak dengar kamu selalu berada di peringkat 100 di sekolah. Belajar yang giat supaya tembus 10 besar" Ucap rosé tegas.

"Aku harus melawan 90 orang kak, otakku pasti akan meledak" Ucap lisa memelas. Rosé mengedikan bahunya.

"Lakukan saja semampumu paling tidak menjauh dari peringkat keramatmu itu" Lisa menghela nafasnya.

"Okee tapi kasih hadiah" Ucap lisa menyengir kuda.

"Selalu saja begitu" Keluh rosé. Lisa terkekeh memeluk rosé dengan gemas.

"Kan biar semangat" Kekeh lisa.

Pesawat yang akan di tumpangi jisoo 40 menit lagi akan segera terbang, jisoo berpamitan pada kedua orang tuanya juga jennie yang menangis tidak rela.

Satu ciuman jisoo berikan pada kening jennie.

"Belajar yang giat, kakak tunggu di sana" Ucap jisoo. Jennie mengangguk pelan. Dia pun mundur membiarkan jisoo pergi.

"Sudah, jangan terlalu bersedih. Ingat kata kakak tadi. Belajar yang giat lalu susul dia, mengerti? " Ucap sang ibu. Jennie kembali mengangguk.

"Ehmm kalau begitu kami izin pamit pulan om.. tante..." Ucap lisa.

"Eehh iya, terima kasih yah sudah mau menemani kami mengantar jisoo" Ucap ayah jisoo dan jennie.

"Sama-sama om, kalau begitu permisi" Ucap rosé.

Rosé dan lisa pun pergi, mereka menaiki mobil yang di supiri oleh paman seungri.

"Apa teman kalian sudah terbang?" Tanyanya.

"Sudah paman, papa sama mama di rumah tidak?" Tanya lisa.

"Mereka sedang di kantor, ada urusan mendadak katanya. Paman sendiri yang mengantarnya tadi" Ucap paman seungri.

My Older SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang