MOS#29

1.3K 201 22
                                    

Pagi harinya lisa langsung berlari turun sesaat setelah memeriksa kamar rosé. Kamar itu kosong membuat lisa panik sekaligus bertanya-tanya.

Suara berat sang ayah membuat jantung lisa sedikit lega. Dia segera menyusulnya ke dalam kamar orang tuanya. Terlihat chungha yang tengah membantu memakaikan dasi di leher minho.

"Papa kapan pulang?" Tanya lisa.

Minho dan chungha langsung menatap ke arah pintu. Terlihat lisa yang masih dalam keadaan berantakan datang ke kamar mereka.

"Jam 12 malam tadi" Balas minho polos. Lisa meneguk ludahnya.

"Kakak kemana?" Tanya lisa. Minho melirik sekilas pada chungha yang membalas dengan kedipan mata.

"Kakak lagi sama keluarganya" Balas minho. Lisa menggeleng pelan.

"Kakak itu anak sebatang kara pah, mana mungkin dia memiliki keluarga selain kita" Tegas lisa. Minho mengangkat kedua bahunya.

"Mungkin itu keluarganya yang baru dia ketahui, mereka pergi bersama bahkan kakak menginap di rumah keluarganya itu. Dan satu lagi, dia minta papah buat batalin semua adopsi dia katanya mau ikut keluarganya saja"

"Tidak!" Sentak lisa. Dia langsung berlari ke arah minho, menarik tangan ayahnya dan membawanya keluar. Chungha mengikuti sembari menahan tawanya karena minho terseok-seok mengikuti lisa yang menarik tangannya.

"Hei sayang berhenti" Tahan minho. Lisa sudah menangis membuat minho dan chungha terdiam.

"Ayo pah kita ke tempat kakak, kita bawa pulang kakak" Ucap lisa sesenggukan. Minho dan chungha saling pandang, tidak tega melihat lisa menangis.

"Ayo pah" Desak lisa karena minho hanya diam di tempatnya.

"Kamu harus sekolah sayang, kakak nanti juga pasti berangkat kok" Ucap chungha berusaha menenangkan lisa. Dia peluk lisa dengan erat, tambah pecahlah tangis lisa. Minho mengusap sayang kepala lisa.

"Sekarang lisa siap-siap biar papah antar ke sekolah nee" Ucap minho. Chungha membawa lisa masuk kembali di susul minho.

Lisa tidak memiliki semangat sama sekali. Wajahnya terlihat sangat murung bahkan saat perjalanan ke sekolah dia hanya menatap ke luar jendela mengabaikan minho yang mencoba mengajaknya mengobrol.

Lisa sudah tiba 15 menit yang lalu tapi dia enggan untuk pergi dari lobby sekolah. Dia tengah menunggu seseorang di sana.

Satu mobil putih berhenti di depan pintu lobby, jennie dan jisoo turun dari dalamnya. Tidak seperti biasanya, lisa hanya menatap jennie dan jisoo yang perlahan menghampiri dirinya.

"Pagi Lisa" Sapa jisoo hangat. Lisa hanya diam, jisoo melirik pada jennie mencoba mencari jawaban.

"Mungkin tentang rosé kak, mereka sedang salah paham karena aku" Bisik jennie. Jisoo mengangguk mengerti.

"Kenapa di sini? Yuk aku antar ke kelas" Ajak jennie. Dia mencoba menggengam tangan lisa namun dengan cepat lisa menarik tangannya ke belakang.

"Aku masih mau disini jen" Tolak lisa dengan suara pelannya.

"Bel sebentar lagi bunyi, kamu bisa di hukum nanti kalau masuk ke kelas terlambat" Ucap jisoo mengingatkan.

"Aku tidak perduli kak" Balas lisa. Jisoo menghela nafasnya.

Pandangan ketiganya mengarah pada satu mobil yang berhenti di depan pintu. Lisa memiringkan sedikit kepalanya karena jisoo sedikit menghalangi pandangannya.

Keningnya mengerut, mobil itu terlihat tidak asing untuk lisa. Sampai pintu penumpang depan terbuka, menampilkan sosok yang sedari tadi lisa tunggu-tunggu.

My Older SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang