MOS#17

1.4K 200 9
                                    

Setelah kegiatan dari pagi sampai sore yang melelahkan. Kini para murid bisa sedikit bersantai di lapangan camp ini.

Mereka tengah makan bersama menikmati menu sehat yang sudah di siapkan oleh para anggota tentara.

Lisa sudah memegang nampan makan miliknya. Dia sedang mengantri bersama dengan yang lain. Untuk barisan, kapten Young memisahkannya. Di sebelah kanan adalah barisan khusus laki-laki sementara di barisan sebelah kiri adalah untuk perempuan.

"Sayurnya terlalu banyak, aku tidak terlalu menyukainya bisa tolong ambil kembali dan tinggalkan sedikit saja" Pinta lisa pada orang di hadapannya.

"Tidak!" Lisa menatap datar orang itu. Dari suaranya dia sudah sangat kenal dengan sosok di depannya itu.

"Yak! Aku bilang ambil!" Sentak lisa. Orang itu menggeleng dan justru berkacak pinggang.

"Astaga... Aku sedang lapar tapi kenapa kucing ini ada di sini sih" Gumam Lisa kesal.

"Jennie!" Bentak Lisa saat jennie malah menambah porsi sayur di nampannya.

Keduanya saling menatap dengan tajamnya.

"Hei, sudahlah jangan ribut kasian yang lain sudah merasa lapar" Tegur seorang anggota OSIS.

Lisa menoleh ke belakang dan benar banyak orang yang sudah menatap kesal ke arahnya.

"Nih kak, aku engga jadi makan. Udah enggak nafsu" Lisa memberikan nampan itu pada seorang anggota OSIS dan pergi begitu saja. Sementara jennie tersenyum miring penuh kemenangan.

Lisa duduk di bawah pohon sedikit jauh dengan murid lainnya. Dia lempar kerikil kecil di sekitarnya ke arah depan. Wajahnya tertekuk sementara perutnya tak hentinya berbunyi sejak tadi.

Plukk...

Lisa melihat ke arah roti yang jatuh ke pangkuannya setelah lebih dulu mengenai wajahnya.

Lisa mengerutkan dahinya, roti itu sama dengan yang biasa rosé berikan padanya. Saat tengah bergelut dengan pikirannya, seseorang duduk di sampingnya bahkan menubruk bahu lisa membuatnya menoleh ke samping.

Mata lisa membulat sempurna. Dia langsung memeluk erat orang itu.

"Aku kangen kak" Gumam Lisa dalam pelukan mereka.

"Hm, makanlah. Suara perutmu sangat berisik" Cibirnya. Lisa mengerucutkan bibirnya tapi detik berikutnya berubah menjadi senyuman lebar karena rosé mencium keningnya.

"Makasih kak rosé" Ucap Lisa memakan roti di pangkuannya itu.

"Siapa gadis pendek itu?" Tanya rosé pada lisa.

"Yang mana kak?" Tanya Lisa karena tak berhasil menebak siapa yang rosé maksud itu.

"Yang tadi memberikanmu sayur itu"

"Ooh itu yang sering aku ceritain kak.  Orang nyebelin yang ada di sekolah, pokoknya kalau aku di deket dia bawaannya tuh emosi kak" Rosé terkekeh pelan.

"Awas nanti lama-lama jadi lengket loh" Lisa pura-pura muntah mendengarnya.

"Nah itu persis yang kakak lakuin dulu saat kamu terus ngintilin kakak. Ehh sekarang malah kakak jadi lengket ke kamu kan" Lisa jadi berhenti melakukannya.

"Iiih kakak berhenti bahas si pendek. Ngomong-ngomong kok kakak disini?" Tanya lisa penasaran. Rosé tersenyum mengedipkan sebelah matanya pada lisa.

"Kakak murid baru juga cuma baru bisa gabung sekarang" Jelas rosé. Lisa membulatkan kedua matanya.

"Woahh serius kak?.. Yesss jadi bisa deket-deket sama kakak" Ucap Lisa senang. Rosé hanya menggeleng pelan.

Saat tengah menikmati waktu berdua, seseorang datang ke arah lisa dan rosé. Namun yang di lihat oleh orang itu hanyalah lisa karena rosé berpindah posisi sampai tubuhnya tak terlihat karena tertutup pohon.

My Older SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang