MOS#35

968 156 6
                                    

Jennie terlihat murung siang ini, makanan di hadapannya terlihat masih utuh. Sedari tadi jennie hanya mengacaknya saja tanpa berniat memakannya.

Lisa dan rosé datang, keduanya menatap bingung pada jennie.

"Dimakan J, mereka akan menangis jika di mainkan begitu" Ucap lisa. Jennie mendesah pelan. Dia tatap lisa dan rosé bergantian.

"Aku tidak nafsu" Balas jennie.

"Hei chubby, makanlah apa perlu aku suapi hm?" Tanya rosé tersenyum. Dia ambil nampan milik jennie lalu mencoba menyuapinya.

"Buka mulutmu" Titah rosé. Lisa memperhatikan keduanya bergantian.

"Aku tidak lapar rosé, aa...... Emmmm" Rosé menyuapkannya secara paksa, dia tahan rahang jennie lalu memasukan makanan itu secepatnya. Lisa menahan tawanya karena sekarang jennie menatap tajam pada rosé.

"Telan dulu aku tidak mau terkena muncratan" Ujar rosé. Mau tidak mau jennie harus menelannya, namun saat ingin bicara rosé kembali menyuapinya. Kali ini lisa tidak bisa lagi menahan tawanya.

"Apa?" Tantang rosé saat jennie kembali menatapnya dengan tajam.

"J, makan saja. Kak rosé kalau sudah marah menyeramkan loh" Bisik lisa pada jennie. Jennie menelan menelan makannya secara kasar.

"Aku akan lanjutkan sendiri" Ucap jennie. Rosé menaikan alisnya.

"Awas kalau sampai di mainkan lagi, aku akan menyuapkan semuanya sekaligus ke dalam mulutmu" Ancam rosé. Jennie menelan susah payah ludahnya. Ancaman yang bukan main-main.

"Lebih galak dari kak jisoo" Bisik jennie pada lisa. Rosé memperhatikan keduanya dengan tatapan tajam.

"Menggunjingiku ooh?" Tanyanya. Jennie menggeleng cepat, dia mulai memakan sendiri makanan miliknya. Rosé tersenyum tipis melihatnya.

"Kamu juga li atau mau kakak suapi?" Tawar rosé tersenyum miring. Lisa menjauhkan nampan miliknya dan memakannya dengan cepat.

"Tidak perlu kak, aku masih punya tangan" Ucap lisa.

"Bagus, lanjutkan sampai habis. Jika kurang kakak akan mengambilkannya untukmu"

Saat sedang asik makan, jisoo datang. Dia duduk di hadapan jennie tepat di samping rosé.

"Selamat untuk keberhasilanmu Ji karena di terima di kampus terbaik yang ada di london. Aku jadi iri" Ucap rosé merangkul bahu jisoo.

"Terima kasih rosé, belajarlah lebih giat. Aku akan menunggumu di sana, ku dengar kamu juga ingin melanjutkan ke sana kan?" Tanya jisoo. Rosé mengangguk.

"Baiklah, aku akan belajar dengan baik mulai sekarang apalagi sebentar lagi ada ujian kenaikan kelas" Ucap rosé. Jisoo mengangguk, dia melirik jennie yang membuang muka tak mau melihat ke arahnya.

"Jen, kita perlu bicara berdua nanti. Cepat habiskan makananmu lalu temui aku di ruang osis" Ucap jisoo. Jennie tak menjawab dia hanya diam menghabiskan sisa makanan miliknya.

Tak sesuai harapan, jisoo pikir jennie akan menurut dengan menemuinya di ruang osis. Tapi sampai 1 jam menunggu, adiknya itu tidak terlihat batang hidungnya.

Nomornya pun tidak bisa di hubungi. Karena frustasi sendiri. Jisoo pun mendeal nomor rosé, tak perlu waktu lama untuk menunggu karena rosé langsung menerimanya.

"Ooh, ada apa ji?" Tanya rosé

"Dia belum datang menemuiku, sudah 1 jam aku menunggu. Apa dia masih bersama dengan kalian?" Tanya jisoo.

"Dia sudah pergi satu jam yang lalu, sekarang aku hanya dengan lisa di perpus"

"Astaga kemana anak itu, kalau begitu terima kasih rosé. Maaf mengganggumu"

My Older SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang