02

13K 1.1K 12
                                    

Semilir angin berhembus menerpa seragam kelima inti Alaska, membuat dasi serta seragam mereka beterbangan mengikuti arah angin. Di sinilah mereka sekarang, duduk di atas rooftop untuk menghindari pelajaran Sejarah yang tidak mereka suka. Sorot tajam dari mata hazel milik Lisa, tampak menatap lurus ke depan, seolah sedang mengawasi SMA Global International dari atas. Pandangannya terkunci pada jajaran motor besar yang tiba-tiba muncul di depan gerbang SMA Global International. Ia memicingkan mata untuk memastikan penglihatannya.

"Black Eye?" gumam Lisa pelan.

"Guys, bukankah mereka geng motor Black Eye?" Jisoo menunjuk ke suatu arah dengan heboh.

Sepertinya tidak hanya Lisa yang menyadari kehadiran geng motor tersebut di sekolahnya, rupanya keempat sahabatnya juga sudah menyadari kedatangan mereka.

"Kau benar, chikin. Untuk apa mereka ke sini?" sahut Wendy sembari menatap ke arah gerbang.

"Lebih baik kita ke sana sekarang, kita bantai kalo perlu!" Seulgi sudah tampak menggebu-gebu.

"Kajj-"

Gerakan mereka bertiga langsung terhenti saat tangan Lisa terangkat sebagai tanda untuk menahan pergerakan mereka.

"Kita lihat dulu apa yang ingin mereka lakukan. Jika mereka berbuat onar, baru kita turun" tegas Lisa tanpa menatap ke arah mereka.

"Tapi, Li? Apa tidak lebih baik mencegah sebelum terjadinya serangan?" saran Ryujin yang sejak tadi lebih banyak diam.

Lisa menggeleng, "Kita pantau saja dulu. Jika kita turun sekarang, yang ada mereka merasa ditantang dan keributan yang tak terduga akan benar-benar terjadi. Ini masih jam sekolah, bisa berbahaya untuk orang-orang di sini"

Ryujin pun mengangguk setuju dan kembali mengamati pergerakan geng motor Black Eye, musuh bebuyutan dari geng Alaska.

Tak berselang lama, gerombolan motor tersebut segera pergi meninggalkan SMA Global Nusantara, menyisakan suara raungan knalpot motor yang memekakkan telinga dan juga kepulan asap.

"Daebak! Keputusanmu sangat tepat, Lisa-ya. Prediksi ketua kita ini memang mantap" Wendy menepuk-nepuk pundak Lisa.

Lisa tampak acuh dan memilih tetap memandang lurus ke depan. Hingga suara langkah kaki, tertangkap oleh indera pendengarannya. Tanpa menoleh, Lisa tahu siapa yang datang.

"Ekhemm...!!!" sebuah deheman membuat mereka semua menoleh, kecuali Lisa yang sudah tahu siapa orang itu.

Senyum Jisoo langsung merekah.

"Wow, ada sang maha sempurna Jennie. Kau mencariku, Jen?" Jisoo menaik-turunkan alisnya kepedean.

"Hueeekk" Wendy berekspresi seperti akan muntah.

"Manusia ayam ini benar-benar mencari masalah" gumam Seulgi, menggelengkan kepalanya

"Yak kalian berdua! Bisakah kalian diam? Aku perlu bersikap ramah pada ketua OSIS kita. Aku tidak ingin memasang wajah triplek seperti..." Jisoo melirik ke arah Lisa.

Lisa yang menyadari bahwa ucapan Jisoo tertuju padanya langsung menoleh dan menatap Jisoo dengan datar.

"Wae? Ada yang ingin kau katakan?" tembak Lisa.

Seketika nyali Jisoo pun jadi ciut, "A-ani. Aku hanya menatapmu, tidak bermaksud apa-apa"

Jisoo bahkan sampai bersembunyi di belakang Wendy takut jika tiba-tiba Lisa akan menghajarnya.

"Dasar buaya buntung! Tadi kau tampak sok sekali, sekarang langsung letoy seperti ayam sayur" sindir Wendy.

'Bughhh'

When Perfect Meet Trouble Maker [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang