04

11.7K 1.1K 16
                                    

"LALISA MANOBAN..!! SONG SEUNG-WAN!! KANG SEULGI!! SHIN RYU-JIN...!! KIM JISOO!! BERHENTI KALIAN...!!!"

Pagi yang indah di SMA Global International, harus terusik oleh teriakan Woong-in ssaem yang menggema di sepanjang koridor gedung A. Lisa cs terlibat aksi kejar-kejaran dengan Woong-in ssaem, entah apa yang sudah mereka perbuat sehingga menyulut kemarahan guru mereka sepagi ini.

"MINGGIR...!!!" teriak Lisa saat mendapati banyak kerumunan yang berdiri menghalangi jalannya.

Secara otomatis, gerombolan siswa yang sedang berlalu-lalang di sepanjang koridor, segera menepi saat Lisa cs berlari mendekat ke arah mereka. Menyelamatkan diri agar tidak tertabrak lebih tepatnya.

"Yak! Apa kita akan terus berlari seperti ini? Jujur aku sudah mulai lelah" keluh Wendy.

"Kita tidak punya pilihan, Olaf! Berhentilah merengek seperti bayi!" sahut Seulgi dengan nafas yang mulai terengah-engah.

"Tapi Wendy benar. Kita tidak mungkin terus berlari atau kita semua akan pingsan kehabisan nafas. Parahnya mungkin mati karena jantung kita meledak" sahut Ryujin.

"Secepatnya cari tempat bersembunyi!" kata Lisa.

"Tapi dimana? Kita bahkan sudah berada di gedung A, tapi si iblis itu masih mengejar sejak di parkiran. Aku tidak terlalu hafal ruangan di gedung A" ucap Jisoo.

"Aku juga tidak tau. Otakku mendadak macet" jawab Lisa.

Mereka berlima masih terus berlari tanpa tahu kemana tujuan mereka akan berhenti. Keringat sudah membasahi tubuh mereka, pernafasan mereka sudah mulai tidak teratur. Hanya menghitung menit, mungkin mereka akan kehilangan nafas mereka jika terus dipaksakan berlari. Jantung kelimanya sudah memompa dengan kecepatan yang tidak karuan, nyaris meledak.

"OH SHIT!!" teriak Lisa saat menyadari ada tangga tak jauh dari posisi mereka.

Jisoo, Wendy, Ryujin dan Seulgi mendengar umpatan Lisa dan langsung menyadari adanya tangga di depan mereka. Alhasil, mereka berhasil mengerem langkah mereka tepat waktu sebelum tubuh mereka terjungkal menuruni tangga. Lebih baik mendapatkan jeweran dari Woong-in ssaem dibanding harus merelakan tubuh mereka jatuh mengguling di tangga.

Tapi sepertinya dewi fortuna sedang tidak berpihak pada Lisa. Ia yang berada di posisi paling depan, terlambat untuk menghentikan langkahnya.

'Buggh'

'Braak'

"LISAAA...!!!" teriak keempatnya kompak.

Na'as. Tubuh Lisa sudah jatuh terguling menuruni anak tangga. Semua yang ada di dekat sana, kaget menyaksikan tubuh Lisa yang jatuh merosot ke bawah. Tanpa berpikir lama, mereka berempat langsung menyusul Lisa yang sudah tergeletak di anak tangga terakhir.

"Li, apa kau baik-baik saja?" tanya Seulgi memastikan.

"Arrgghh...badanku rasanya rontok. Ini menyakitkan, sungguh!" Lisa berusaha bangkit dari posisinya, dibantu oleh Seulgi dan Wendy.

Beruntung posisi tangganya tidak terlalu tinggi. Sehingga, tidak ada cedera atau luka serius pada tubuh Lisa.

"Astaga! Keningmu berdarah, monkey!" pekik Jisoo.

"Mwo?" Lisa menyentuh keningnya untuk memastikan.

Ternyata benar, ada darah yang langsung mengotori tangannya setelah Lisa menyentuh keningnya. Darah yang keluar tidak banyak karena lukanya tidak terlalu parah. Hanya sedikit robek.

"KALIAN BERLIMA, IKUT SAYA KE KANTOR! SE-KA-RANG...!!!" teriakan itu tiba-tiba menggelegar, mengagetkan mereka berlima.

Mereka baru sadar, bahwa ternyata Woong-in ssaem masih terus mengejar mereka. Seolah tidak peduli dengan apa yang baru saja menimpa Lisa, guru itu tetap menyuruh mereka untuk ke kantor. Tamat sudah riwayat kelima inti Alaska pagi ini.

When Perfect Meet Trouble Maker [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang