07

12.2K 1.1K 36
                                    

Suara derap langkah Lisa terdengar berat dan cepat. Ekspresi wajahnya sudah tidak bisa terkontrol. Kilauan tajam di matanya bak sebuah pisau yang siap menghunus siapapun yang berani menghalangi langkahnya. Tangannya mengepal dengan sangat kuat, rahangnya mengeras menyebabkan otot-otot di sekitar dahinya ikut bermunculan.

Semua orang menatapnya heran juga takut. Sebab, sekalipun mereka sering melihat wajah datar Lisa, tak sekali pun mereka melihat wajah kemarahannya ini. Wajah marah Lisa sepuluh kali lebih menyeramkan dibanding wajah datarnya. Siapapun yang melihatnya seketika bergidik ngeri, memilih menyingkir dari jalan Lisa daripada membangkitkan emosi dari gadis itu yang membuat mereka tidak selamat.

Lisa terus berjalan tanpa henti, tidak peduli pada suara panggilan di belakangnya yang terus meneriaki namanya agar berhenti. Hingga akhirnya, Lisa berhasil menemukan dimana ruang kesiswaan berada.

'Braakkk'

Lisa membanting pintu kesiswaan dengan sangat keras, membuat beberapa guru yang berada di dalam terlonjak kaget. Mereka hampir memarahi Lisa, namun terhenti saat melihat Lisa tiba-tiba menarik kerah Woong-in ssaem. Mereka semua shock dengan apa yang baru saja Lisa lakukan.

"Yak! Apa-apaan kau anak muda? Kenapa menarik kerahku tiba-tiba? Kau tidak memiliki sopan-santun?!" marah Woong-in ssaem.

Lisa menatap ssaem-nya itu dengan tajam. Entah kenapa, kaki Woong-in menjadi gemetar dan kehilangan keseimbangannya untuk berdiri hanya karena melihat tatapan Lisa. Apa yang sedang merasuki anak ini? Kenapa hanya dengan tatapan matanya, seolah sudah menghabisi Woong-in, membuat guru itu tidak berdaya.

"Aku tidak memilikinya untuk orang-orang brengsek sepertimu, Woong-in!"

Mata Woong-in melebar saat mendengar Lisa yang dengan berani menyebutkan namanya saja.

"Kau benar-benar kurang ajar, Lisa!"

"Bukankah kau juga?" Lisa tersenyum miring.

"Apa maksudmu hah?!"

"Jaga batasanmu sebagai guru! Apakah menampar siswa masuk ke dalam buku panduan seorang guru?"

Woong-in menyadari situasinya sekarang, kenapa Lisa tiba-tiba datang dan menyerangnya.

"Oh! Jadi, apakah jalang kecil itu mengadu pada bajingan kecil sepertimu?" Woong-in mengeluarkan senyuman menantangnya.

Oh tidak! Apakah Woong-in baru saja membangkitkan iblis di dalam diri Lisa? Cengkeraman gadis itu semakin erat hingga buku-buku tangannya terlihat.

"KAU MEMANG BAJINGAN!!" umpat Lisa.

'Buggghhh'

'Braaakkk'

"Aaaaa...!!!"

Lisa memukul wajah Woong-in dan menendang tubuhnya keras hingga Woong-in terjatuh pada meja di belakangnya. Para guru berteriak kaget dan segera menyingkir agar terhindar dari amukan Lisa.

"Kau memang bedebah tua yang tidak tau diri!"

Lisa kembali menghampiri tubuh Woong-in yang masih tergeletak. Ia menaiki tubuh Woong-in dan melayangkan pukulan bertubi-tubi pada wajah gurunya.

'Buugghh'

'Buugghh'

Suara pukulan Lisa pada wajah Woong-in terdengar mengerikan, membuat siapapun yang melihat dan mendengarnya bergidik ngeri.

Woong-in berusaha mneyingkirkan Lisa dari atas tubuhnya, namun tenaganya kalah kuat apalagi energinya sudah terkuras habis akibat pukulan bertubi-tubi yang Lisa layangkan kepadanya tanpa memberi ampun.

When Perfect Meet Trouble Maker [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang