Lisa berjalan dengan gontai memasuki villa dan langsung disambut dengan tatapan memelas dari keempat sahabatnya. Lisa pun tidak ada energi untuk menyapa mereka dan langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa. Para gadis ada di dalam kamar masing-masing, mengunci diri.
"Aku sudah membujuk Chaeng dengan tawaran banyak makanan. Tapi dia menolaknya. Dia bahkan tidak membiarkanku menyentuhnya" keluh Jisoo, mengerucutkan bibirnya.
"Baru kali ini aku melihat Yeji marah seperti ini. Aku tidak tau cara membujuknya" Ryujin terlihat pasrah, karena pada dasarnya dia memang tidak pandai merayu.
Terlalu kaku.
"Bagaimana dengan rencana makan malam jika Jennie saja marah seperti ini" Lisa menengadahkan kepalanya, menatap kosong langit-langit.
"Mianhe, monkey. Kali ini aku tidak bisa membantumu, karena Irene juga sedang marah. Tidak ada yang bisa kita ajak kerjasama untuk membawa Jennie ke tempat yang sudah kau siapkan" kata Seulgi.
"Tak apa, aku mengerti"
"Jadi, kau akan membiarkan makan malam romantismu batal begitu saja?" Wendy menatap ke arah Lisa.
"Tidak ada pilihan. Jennie marah dan sedang tidak bisa dibujuk oleh apapun" Lisa tampak pasrah.
"Bagaimana jika kita membawanya secara paksa?" celetuk Wendy.
"Maksudmu?" Lisa mengernyitkan keningnya.
"Dengan menculiknya mungkin?" usul Wendy.
"Ya! Kau gila? Bagaimana mungkin menculik kekasih sendiri, pabo?" protes Seulgi yang tidak terima dengan saran Wendy.
"Lalu apa? Kau memiliki ide lain? Kau bisa membawa Jennie dengan cara baik-baik?" tantang Wendy.
Seulgi hanya menggeleng.
"Tidak ada cara lain, monkey. Jika cara halus tidak bisa, kita pakai saja cara paksa. Alasan kenapa kita ada di sini juga untuk memberi kejutan pada Jennie, bukan? Apa kau akan menyia-nyiakannya begitu saja hanya karena Jennie marah?" Wendy masih berusaha membujuk agar Lisa menerima idenya.
Lisa tampak berpikir. Ia ragu untuk menerima ide dari Wendy. Namun, ia juga tidak menemukan ide untuk membawa Jennie ke tempat yang sudah ia siapkan nanti malam.
"Baiklah, aku setuju" ucap Lisa pada akhirnya.
"Nah! Itu baru monkey-ku" Wendy menyeringai bangga.
"Tapi bagaimana jika nanti Jennie akan semakin marah padaku?" Lisa tampak was-was.
"Kau tenang saja. Jennie akan menyukai kejutanmu dan kalian akan berakhir dengan panas di ranjang" Wendy tertawa.
"Byuntae!" Jisoo melemparkan bantal kecil ke arah Wendy.
"Weits!" Wendy berhasil menghindar dari lemparan tersebut.
"Aku hanya mengatakan kenyataannya saja. Mari kita bertaruh! Aku yakin mereka akan berakhir dengan sesi panas nanti" kata Wendy percaya diri.
"100.000 won untuk sesi panas!" Wendy meletakkan uangnya di atas meja.
"150.000 won dengan pukulan membabi buta" Jisoo berada di pihak yang tidak setuju dengan Wendy.
"200.000 won untuk sebuah tamparan" Seulgi mendukung Jisoo.
Mereka bertiga kompak melirik ke arah Ryujin yang tidak menunjukkan reaksi apapun. Sementara Lisa hanya melongo, menyaksikan dirinya menjadi bahan taruhan.
"300.000 won untuk berakhir di ranjang!" Ryujin menyeringai dan menaruh uangnya di atas tumpukan uang yang lain.
"That's my boy!" Wendy merangkul pundak Ryujin dengan bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Perfect Meet Trouble Maker [END]
Fanfiction"Arrgghhh...bisakah sehari saja kau berhenti mencari masalah?! Aku lelah, Lisa!" teriak Jennie frustasi. "Aku akan. Asal kau menjadi milikku!" tatapan Lisa menembus ke dalam mata Jennie. G!P 18+ 🔞🔞🔞