24

8.4K 742 13
                                    

'Cklekk'

Pintu ruangan Lisa terbuka. Jennie dan Lisa kompak menoleh.

"Annyeong, eonnie, oppa" sapa orang tersebut.

"Oppa?" dahi Lisa tampak berkerut heran.

"Kau memang lebih pantas dipanggil oppa daripada eonnie, hon" ledek Jennie.

"Haishh..." Lisa mendengus sebal.

"Bagaimana keadaanmu, Lisa oppa?" Somi datang dengan sebuah tentengan di tangannya.

"Aku baik. Bagaimana dengan kabarmu juga bayimu?" Lisa balik bertanya.

"Kami baik-baik saja. Oh ya, ini ada sedikit buah-buahan untukmu. Aku tidak tau makanan apa yang boleh dan tidak boleh untuk oppa makan. Jadi aku membawakan buah saja" Somi mengulurkan paperbag berisi buah-buahan kepada Jennie.

"Gomawo, Somi-ya. Maaf sudah merepotkan" Jennie menerima bingkisan tersebut dan menaruhnya di atas meja.

"Tidak repot, eonnie. Mianhe karena baru sempat menjenguk Lisa oppa sekarang" Somi merasa bersalah.

"Tidak apa-apa. Aku sudah cukup senang kau kunjungi hari ini" Lisa tersenyum.

"Baby, kau duduk di sini saja. Biarkan Somi duduk di kursi" Lisa menepuk space kosong di ranjangnya agar Jennie memberikan kursinya kepada Somi, sebab hanya ada satu kursi di dekat ranjang Lisa.

Sebenarnya ada satu set sofa di dalam ruang kamar Lisa, namun posisinya terlalu jauh dari ranjang. Akan tidak nyaman jika saling berbincang namun dengan jarak yang cukup jauh.

"Aniya~ biar aku berdiri saja, hon. Somi, duduklah" Jennie memberikan kursinya kepada Somi.

"Ah nde, gomawo eonnie" Somi duduk di kursi yang telah Jennie berikan.

"No, baby. Aku tidak mau kau lelah. Duduklah" paksa Lisa.

Akhirnya, Jennie pun pasrah dan duduk di tepi ranjang Lisa.

"Bagaimana di apartemen? Apa Alaska menjaga dan memenuhi kebutuhanmu dengan baik?" tanya Lisa.

"Nee~ mereka sangat baik padaku, oppa. Semua kebutuhanku juga terpenuhi. Bahkan saat aku menginginkan odeng tengah malam. Mereka rela mencarikannya untukku, padahal banyak kedai yang sudah nyaris tutup" terang Somi.

"Baguslah. Jaga dirimu dan juga kandunganmu dengan baik. Jangan terlalu banyak pikiran"

Somi mengangguk paham.

"Kapan oppa akan keluar dari rumah sakit?" Somi bertanya.

"Lusa, benarkan, baby?" Lisa menoleh ke arah Jennie dan melingkarkan tangannya pada pinggang Jennie.

"Ya, jika kondisinya terus mengalami progress" Jennie membantu untuk menjawab.

"Aku turut senang jika oppa akan segera keluar dari rumah sakit. Cepat sembuh, Jennie eonnie pasti merindukanmu" Somi menaik-turunkan kedua alisnya dan tersenyum penuh arti.

"Ya! Apa maksud dari wajahmu itu?!" protes Jennie.

"Aniya~ aku tidak melakukan apapun. Hanya mengatakan bahwa kau merindukan Lisa oppa, apa itu salah?"

"Tapi dari raut wajahmu tidak merujuk pada arti yang sebenarnya" mata Jennie memicing, menatap curiga pada Somi.

"Memang eonnie memikirkan apa?" goda Somi.

"A-ani...aku tidak berpikir apa-apa" Jennie gelagapan.

Somi tertawa, "Tahan hormonmu, eonnie. Lisa oppa sedang sakit"

When Perfect Meet Trouble Maker [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang