34

10.8K 790 51
                                    

"Kau tidak bersama Jennie, monkey?" tanya Wendy saat melihat kedatangan Lisa ke kantin seorang diri.

"Ada pemantapan untuk olimpiade-nya besok" balas Lisa datar dan langsung duduk di sebelah Seulgi.

Suasana kantin siang ini cukup ramai. Lisa hampir saja tidak mendapat tempat duduk karena harus mengantarkan Jennie ke perpustakaan terlebih dahulu. Beruntung teman-temannya sudah lebih dulu pergi dan berhasil mendapatkan bangku untuk mereka duduki.

"Kukira kalian masih bertengkar"

"Mana mungkin. Tadi saja mereka sudah membuat heboh di koridor karena kejar-kejaran. Bahkan monkey ini tertawa kencang, membuat semua orang heran melihatnya" tunjuk Jisoo sewot.

"Mwo? Kau berubah menjadi anak TK, monkey?" Seulgi menatap Lisa tidak percaya.

"Jangan bertingkah seolah kalian tidak pernah melakukannya" sindir Lisa, membuat mereka terdiam.

"Momen langka jika Lisa tertawa. Pantas semua orang sampai dibuat heran karenanya" celetuk Rosè yang juga melihat kejadian di koridor tadi pagi.

"Semua akan berubah jika menemukan orang yang tepat. Bukankah begitu?" timpal Joy, meraih satu kentang dan memasukkan ke dalam mulutnya.

"Kau benar. Siapa sangka, manusia pembuat onar dan paling dibenci oleh semua guru, kini berubah menjadi kucing manis yang sangat penurut" Irene menepuk-nepuk puncak kepala Seulgi.

"Hanya berlaku pada kalian dan orang tua kami" sahut Ryujin.

"Selama itu tentang kebaikan, kurasa tidak ada salahnya jika kalian juga mendengar perkataan orang lain" kata Yeji.

Mereka berlima kompak menggeleng.

"Mereka tidak tau bagaimana kami. Mereka akan cenderung menilai kami dari luar, bagimana tingkah kami sesuai yang mereka lihat. Mungkin maksud mereka memang baik, tapi cara mereka menasehati kami cenderung menghakimi dan memojokkan. Kami tidak menyukainya. Jadi kami tidak akan membiarkan siapapun mengusik kami kecuali kalian dan orang tua kami. Kami hanya akan mendengarkan kalian" Seulgi mewakili isi hati para sahabatnya, terbukti dari mereka berempat yang langsung mengangguk pertanda setuju.

"Baiklah, kami mengerti. Yang terpenting, kalian tidak membahayakan diri kalian, juga orang lain, itu sudah lebih dari cukup" jawab Irene.

"Nee, kami tidak akan mungkin untuk melibatkan diri dalam bahaya dan melukai orang lain. Kecuali jika dalam keadaan mendesak" sambar Wendy.

"Jika kondisinya seperti itu, kami tidak masalah. Asal jangan berbuat onar tanpa alasan hanya karena kalian merasa diri kalian hebat dan ingin dianggap oleh orang lain" ucap Rosè.

"Arraso~" mereka berkata secara serempak.

Mereka bersembilan kembali menikmati makan siang masing-masing. Kebetulan milik Lisa juga sudah jadi, sehingga mereka bisa menyantapnya bersama. Tidak terjadi pembicaraan yang cukup serius di antara mereka, hanya sesekali berbincang, membahas sesuatu yang tidak terlalu penting.

"Aku ingin menemui baby Al, apakah bisa?" tanya Yeji tiba-tiba, menatap penuh harap kepada para sahabat juga kekasihnya.

Dahi Ryujin mengernyit heran, "Wae?"

"Ani~ hanya ingin menjenguknya. Aku merindukan baby Al dan Somi"

Begitulah cara mereka memanggil Jeon Alaska. Mereka memutuskan untuk memanggil bayi menggemaskan itu dengan sebutan baby Al.

Jeon Alaska sudah keluar dari rumah sakit sejak dua hari lalu. Kondisinya sekarang sudah cukup sehat, bahkan berat badannya sudah mencapai ideal untuk anak seumurannya. Tapi memang masih diperlukan pantauan khusus dan Somi harus membawa Alaska untuk kontrol setiap seminggu sekali untuk memastikan kondisinya tetap baik-baik saja.

When Perfect Meet Trouble Maker [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang