17

10.5K 849 25
                                    

"Hon, wake up" Jennie mengusap pipi Lisa yang masih terlelap.

"Nghh...give me five more minutes, baby" bukannya bangun, Lisa justru semakin menenggelamkan wajahnya di leher Jennie.

"No, honey. Kajja, bangun! Kita harus bersiap ke sekolah, nanti kita bisa terlambat" bujuk Jennie.

"Sesekali terlambat tidak apa" gumam Lisa tidak terlalu jelas karena masih membenamkan wajahnya di leher Jennie.

"Kau ingin aku hukum hmm?" ancam Jennie.

"Ya, tidak masalah asal kau yang memberikanku hukuman"

"Haish, Manoban ini" Jennie sampai geleng-geleng karena Lisa sangat susah dibangunkan pagi ini.

Keduanya memutuskan untuk menginap di apartemen Lisa yang kebetulan dekat dengan tempat Somi di rawat, karena kemarin sudah terlalu larut untuk kembali ke rumah masing-masing. Tenang, Somi tidak dibiarkan sendirian. Ada beberapa anggota Alaska yang menjaganya di sana. Lisa dan yang lainnya tidak bisa sebab mereka harus tetap ke sekolah keesokan paginya.

"Hmmmpphh...!!" tubuh Lisa bergerak rusuh saat ia merasa tidak mendapatkan pasokan oksigen.

"Yak, J! Kenapa kau menutupi hidungku?" protes Lisa saat berhasil melepaskan tangan Jennie yang memencet kedua hidung mancungnya, membuatnya tidak bisa bernafas.

"Agar kau bangun, Manoban!"

"Sekarang aku sudah, apa kau puas?"

"Ya, tentu. Cepat mandi, aku akan menyiapkan sarapan terlebih dahulu untuk kita" Jennie mengecup bibir Lisa sekilas dan beranjak bangun dari tempat tidur.

"Aaakkk...tetaplah di sini, baby!" Lisa menarik Jennie kembali duduk di atas kasur, kemudian memeluk perut kekasihnya sangat erat.

"Hon, lepaskan dulu! Kau harus bersiap-siap" bujuk Jennie, berusaha mengurai pelukan Lisa.

"Andwae! Aku merindukanmu, Nini. Kau harus tetap di sini"  rengek Lisa.

Ada apa dengan manusia kutub satu ini. Mendadak menjadi sangat manja dengan Jennie bahkan sampai tidak ingin ditinggalkan hanya untuk sekedar memasak sarapan untuk mereka.

"Hon, mandi sekarang oke? Jangan membuatku memaksa dan memarahimu" Jennie menangkup kedua pipi Lisa, kemudian mengecup bibirnya cepat.

"Give me a morning kiss first" pinta Lisa dengan manja.

"Aku sudah menciummu beberapa kali, hon"

"Itu bukan kiss, baby. Hanya kecup. Aku ingin kiss, baby, kiss" Lisa semakin merengek.

"Aigoo ada apa denganmu, honey? Kenapa sangat manja sekali pagi ini" Jennie mencubit gemas pipi Lisa.

"Babyyy..."

"Nee nee, tapi setelah itu kau pergi mandi. Arraso?"

Lisa mengangguk patuh seperti anak kecil membuat Jennie gemas.

"Kiss!! Kiss!!"

Jennie tersenyum, kemudian menarik tengkuk Lisa dan mulai mencium bibir kesayangannya seperti yang Lisa minta. Jennie melumat bibir Lisa perlahan, tanpa ada nafsu di dalamnya. Hingga ciuman keduanya terpaksa lepas karena pasokan udara yang sudah menipis di dalam rongga paru-paru mereka.

"Gomawo~" Lisa tersenyum, mengusap bibir Jennie yang basah dengan ibu jarinya.

"Cepat mandi dan bersiap, kita harus ke sekolah, honey. Kau mengerti?"

Lisa mengangguk, kemudian turun dari ranjangnya dengan semangat. Ia berjalan menuju kamar mandi, namun berhenti tepat di depan pintu kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Lisa kemudian berbalik dan menatap ke arah Jennie, membuat gadis berpipi mandu itu menaikkan kedua alisnya.

When Perfect Meet Trouble Maker [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang