26

8.5K 692 48
                                    

Lisa dan Seulgi tengah berada di sebuah pusat perbelanjaan besar yang ada di Korea Selatan. Berbagai store dari brand-brand mewah dan terkenal ada di dalam mall ini. Lisa sebenarnya tidak terlalu suka menghabiskan waktunya di mall, tapi karena ada sesuatu yang harus ia lakukan, mau tidak mau, di sinilah ia sekarang.

"Jadi apa pilihanmu, monkey? Chanel Coco Crush, Bvlgari, Cartièr atau bahkan Tifanny&Co?" tanya Seulgi

Mereka masih mendiskusikan, ke store mana mereka akan datang.

"Jennie sangat menyukai Chanel, jadi kurasa Chanel Coco Crush adalah yang terbaik" putus Lisa.

"Baiklah"

Lisa dan Seulgi akhir masuk ke dalam store Chanel Coco Crush. Mereka disambut dengan baik oleh para staff yang ada di sana. Mereka langsung disuguhkan dengan berbagai deretan perhiasan cantik, mulai dari kalung, cincin, anting-anting bahkan jam tangan. Keduanya tampak melihat-lihat isi etalase, mencari perhiasan terbaik yang ada di sana.

"Bisa kau berikan sepasang cincin terbaik di sini?" pinta Lisa.

Petugas mengangguk dan segera mengeluarkan sepasang cincin bertahtakan berlian. Itu terlihat sangat indah dan menawan.

"Ini adalah salah satu koleksi terbaik kami dalam edisi ini" jelas sang petugas.

Baru melihatnya dan Lisa langsung jatuh hati pada sepasang cincin tersebut.

"Bisa kau memberikannya padaku?" ucap Lisa tanpa basa-basi.

"Baik, tuan. Bisa kami lakukan pengukuran untuk jarimu juga pasanganmu?" kata sang petugas.

"T-tuan?" lagi-lagi Lisa terjebak dalam situasi kurang menyenangkan ini dan membuat Seulgi meledakkan tawanya.

"Pffftt... Kau seorang tuan Manoban, sekarang?" Seulgi tertawa meledek.

"Diamlah, brengsek!" ketus Lisa, membuat tawa Seulgi perlahan mereda.

"A-apa ada yang salah?" petugas itu tampak ketakutan.

"Tidak. Lakukan saja tugasmu" Lisa mengulurkan jari manisnya untuk diukur.

Petugas tersebut mengambil sebuah alat untuk mengukur diameter jari Lisa dengan akurat agar tidak terjadi kesalahan, seperti kebesaran atau terlalu kecil.

"Apa kau mengetahui ukuran jari pasanganmu?" sang petugas bertanya saat selesai mengukur jari Lisa.

Dengan entengnya Lisa menggeleng, membuat Seulgi terperangah.

"Yak Manoban! Bagaimana bisa kau akan membeli cincin untuk Jennie, tapi bahkan kau tidak mengetahui ukurannya?!" Seulgi memukul lengan Lisa.

"Sesuaikan saja dengan ukuran jari kelingkingku" ucap Lisa santai.

"Kau yakin dengan ini, tuan?" petugas itu tampak ragu-ragu.

"Ya!"

Akhirnya, petugas tersebut mengukur jari kelingking Lisa sesuai permintaan gadis jangkung itu.

"Kau bercanda?! Kenapa kau memberikan ukuran jari kelingkingmu untuk jari Jennie?" Seulgi menatap tidak percaya pada Lisa.

"Konon, jika dia benar-benar jodohmu, ukuran jari manisnya akan sama dengan jari kelingkingmu"

"Yak! Teori bodoh macam apa itu?! Bagaimana jika ukurannya tidak cocok?"

"Kali ini aku cukup percaya diri bahwa ukurannya cocok karena kami berjodoh"

"Terlalu percaya diri" cibir Seulgi, namun Lisa mengabaikannya.

"Mohon tunggu sebentar dan cincinnya akan segera diberikan kepadamu, tuan" sela sang petugas setelah selesai mencatat ukuran jari manis dan kelingking Lisa.

When Perfect Meet Trouble Maker [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang