Part 10 - Duda

13.5K 1.5K 22
                                    

Mauri masih menekuk wajahnya meski sudah dalam perjalanan pulang. Kesal terhadap Sagara yang seenak jidatnya menggagalkan niatnya untuk pergi bersama Mateen. Padahal Mateen memberi kode ingin mengajaknya siang nanti.

Iya, kan.

Mauri tak salah duga. Mateen bertanya apakah siang nanti ia memiliki kesibukan, sudah pasti pria itu ingin mengajaknya keluar!

Benar-benar menyebalkan. Apalagi saat mereka sampai, Mauri ingin turun, tapi Sagara malah tak membuka kunci mobil membuatnya menoleh menatap pria itu.

"Buka kuncinya!!"

"Dengerin gue dulu!" ujar Sagara gemas. Sedari tadi ingin bicara pada Mauri, tapi wanita itu tidak mengacuhkannya.

"Aku teriak nih!!" ancaman Mauri tak digubris Sagara yang menatapnya malas.

"Lo marah kenapa sih?"

Mauri menatap tidak percaya Sagara yang bertanya. Jelas-jelas Sagara menggagalkannya untuk PDKT dengan Mateen.

"Karena Bang Saga gagalin PDKT-ku dengan Dokter Mateen!"

"Lo serius gebet Dokter Mateen?" tanya Sagara tak percaya.

"Serius!" Mauru mengibaskan rambutnya yang kini tak terikat.

"Dia terlalu tua buat lo!"

Mauri memutar bila matanya malas. "Gini, bentar lagi Kak Nora sama Mas Kala mau nikah. Sudah pasti aku bakal ke kondangan. Dan aku gak mau pergi ke kondangan sendiri. Aku harus punya partner!"

Ucapan serius Mauri malah membuat Sagara tertawa, ia mengacak rambut Mauri membuat wanita itu merengut kesal. "Kan ada gue."

Mauri mendengus seraya melipat tangan di dada. "Enggak ah. Nanti kayak waktu itu tuh. Acara resepsi nikahan Kak Citra sama Bang Rafan, aku yang dapet bunganya, tapi Bang Saga malah lari."

"Ya soalnya lo ajakin gue nikah."

Mata Mauri memicing. "Emang kenapa kalau aku ajakin Bang Saga nikah?"

"Astaga anak ini!" ujar Sagara gemas.

"Nanti kalau Kak Nora lempar bunga, aku harus dapetin bunga lagi!" ujar Mauri menggebu-gebu.

"Itu cuma mitos."

"Itu menurut Bang Saga!"

"Gimana mau nikah, lo aja belum punya pasangan?" ejek Sagara tertawa.

"Nanti kan aku pergi bareng Dokter Mateen. Kali aja Dokter Mateen jatuh hati sama aku, aku kasih kode eh dia tangkap kodenya, dan kami menikah!" Mauri tertawa riang membayangkan pernikahannya nanti.

"Kan gue udah bilang. Bareng gue!"

"Gak mau!" balas Mauri ngotot. "Aku bakal bareng Dokter Mateen!"

Sagara tertawa lagi dan mengacak rambut Mauri membuat Mauri menjerit kesal. "Sama gue. Titik! Lagian belum tentu kan Dokter Mateen mau nemenin lo?" ejek Sagara membuat Mauri merengut kesal.

Sagara masih tertawa, mulai merapikan rambut Mauri yang berantakan akibat ulahnya seraya berkata, "Kita sama-sama ke nikahannya Nora sama Mas Kala nanti, ya?" bujuknya lembut.

"Kenapa Bang Saga gak bareng Kak Genie?"

Sagara menarik tangannya, menatap Mauri lalu menggeleng. "Lo kan tau gue sama dia udah putus."

"Bukannya waktu itu kalian ketemu? Biasanya kalau kalian ketemu, kalian bakal balikan."

"Ini urusan orang dewasa. Anak kecil gak boleh ikut campur." Sagara tertawa melihat tatapan kesal Mauri. "Cepat turun. Kita mau pergi, kan?"

MleyotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang