Spesial Part

25.7K 1.7K 137
                                    

Kedua kaki mungil itu mengendap-endap berjalan menjauhi kamar yang baru saja ia tutup. Setelah memastikan mamanya terlelap, ia pun melangkah menuju ke dapur. Langsung menuju ke kulkas dan membukanya. Meski dengan sekuat tenaga, karena tangan mungilnya terlalu kecil untuk membuka kulkas besar tersebut. Kedua matanya yang berbentuk seperti kacang almond membulat berbinar melihat cake yang ia idam-idamkan dari kemarin.

Ia pun mendorong kursi hingga ke depan kulkas. Menaiki kursi untuk mengambil kue yang berada di rak paling atas.

Menjilat bibir mungilnya, ia pun mencolek krim kue tersebut. Terlalu padat sehingga hanya secuil krim yang menempel di jari kelingkingnya. Ia pun menggunakan satu tangannya, meremas kue tersebut hingga bentuknya kini tak cantik lagi. Mulai memakannya. Mulutnya belebotan, ceceran kue berjatuhan ke bawah hingga mengotori bajunya, begitupun rak kulkas tersebut.

"Boo!"

"Argh!"

Gadis berusia lima tahun itu tersentak, menunduk menatap seorang gadis yang lebih kecil darinya. Gadis yang memiliki bentuk mata yang sama dengannya. Matanya memicing kesal menatap sang adik.

"Kakak maam apa?" tanyanya.

"Kue, kamu mau?" Adiknya mengangguk semangat. Ia pun berinisiatif mengeluarkan kue tersebut dari kulkas, karena kuenya besar sedangkan tangannya kecil, sehingga ia tak bisa menanggung beban kue tersebut. Alhasil kue itu meluncur ke bawah dan tepat mengenai adiknya yang langsung saja menangis.

"Oops!" Matanya membulat terkejut.

"Nounou!" Matanya makin membulat melihat sang mama yang menatapnya tajam.

"Bu-bukan Nounou Mama. I-ni salahnya Yuyi. Tuh, tuh, Yuyi makan semua kuenya."

"Huaaaaa!" Suara adiknya semakin melengking naik.

Telinga Mauri berdenging mendengar suara tangisan Yuyi, ditambah suara Nounou yang terus-terusan menyalahkan adiknya. Padahal sudah jelas jika salah anak itu.

Mauri pun menenangkan Yuyi lebih dulu, membersihkan wajah Yuyi, bahkan membawanya masuk ke kamar mandi. Karena sudah sore, makanya ia memandikan Yuyi.

"Nounou, kamu juga mandi!" Seruan Mamanya membuat Nounou berlari, hendak bersembunyi, tapi badan mungilnya ditangkap.

"Papa!" serunya melihat sang papa. Tersenyum cerah menatap papanya.

"Nounou!" seru Mauri lagi membuat Sagara menatap putri pertamanya itu.

"Nounou dipanggil Mama kok gak nyahut?"

"Mama mau marahin Nounou, Papa." Adunya dengan wajah memelas. Sagara mengulum bibir.

"Oh ya? Kenapa Mama mau marahin Nounou?"

"Yuyi yang salah."

"Kalau Yuyi yang salah, kenapa Mama mau marahin Nounou?" Bola mata Nounou bergulir. Sagara mengulum bibir melihat tingkah putrinya yang sudah pasti ingin mencari alasan.

"Nounou eh Pah baru pulang?" Mauri yang hendak berteriak memanggil Nounou, mengurungkan niat melihat Sagara.

"Iya. Baru aja." Sagara melempar senyum.

"Papa!" Yuyi berlari ke arahnya dan segera menangkap putri keduanya itu. "Yuyi udah mandi. Yuyi udah wangi," coleteh gadis kecil berusia tiga tahun tersebut. Sagara tertawa geli dan memberikan kecupan bertubi-tubi di wajah Yuyi membuat Yuyi tertawa riang.

Nounou semakin mendekat, minta perhatian ke papanya juga. Memeluk leher papanya dari belakang dan mengecup pipinya.

"Papa, Nounou mau cium juga."

MleyotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang