Part 39 - Annoying Daddy

10.4K 1.2K 71
                                    

Mauri bangun pagi-pagi untuk memulai aktivitasnya. Seperti kemarin, ia menyiapkan sarapan untuk kedua orang tuanya. Suasana hatinya sangat bahagia, meski Daddy belum memberi restu agar ia dan Sagara menikah.

Di sela menyiapkan sarapan, di kedua lubang telinganya telah dipasang earphone, sedang berteleponan dengan Sagara. Apapun yang mereka bicarakan, saling tertawa. Bahkan tanpa sadar Mauri mencuci piring dan peralatan masak membuat ART menatapnya heran sekaligus bingung.

"Iya nih. Mas Saga inget gak waktu..." Tiba-tiba Mauri mendengar sambungan terputus, ia segera menoleh, menemukan Daddy di meja makan.

"Daddy, kenapa diputusin teleponnya?!" teriaknya tertahan.

Daddy hanya menatapnya datar membuatnya mendengus pelan. Segera menyelasaikan cuciam piringnya.

"Mau ke mana?" tanya Daddy setelah mengamati dirinya.

"Mau keluar bareng Mas Saga. Nanti dia bakal minta ijin kok. Sebelum itu aku kasih tau Daddy."

"Ini masih pagi."

Mauri mencebikkan bibirnya. "Kamu mau pergi sarapan."

"Di mana?"

"Mau makan bubur ayam."

"Gak modal banget itu pacarmu!" ujar Daddy sinis. Mauri tercengang beberapa saat.

"Dad, bubur ayam yang sering Daddy beli. Itu mahal lho."

Saat Daddy berdiri membuat perasaan Mauri mendadak cemas.

"Oh. Daddy juga mau makan bubur ayam."

"Lho? Lho?" Mauri mencegah Daddy yang hendak masuk ke kamar. "Aku udah bikinin Daddy sarapan." 

Daddy melirik meja makan dan menatapnya. "Daddy pengen makan bubur ayam," ujarnya lempeng. Lalu masuk ke kamar. Tentunya mengajak Mommy juga.

Di sinilah mereka berada di tempat penjual bubur ayam. Mauri cemberut karena tak bisa berduaan dengan Sagara, bahkan ia duduk bersisian dengan Mommy. Dan lagi!

Daddy yang duduk di hadapannya!!!

"Setelah ini kalian mau ke mana?" tanya Mommy menatap mereka secara bergantian.

"Ya pulang ke rumah lah," ujar Daddy.

"Mommy gak nanya Daddy!" Daddy hanya mendengus pelan menanggapi perkataan Mommy.

Sagara dan Mauri saling bertatapan. Sebenarnya mereka punya rencana setelah makan bubur ayam, tapi cemas jika Daddy ikut lagi. Bukannya apa. Mereka kan baru bertemu dan saling merindukan. Tidak bisakah Daddy mengerti?!

"Gak boleh ke mana-mana!" ujar Daddy membuat Mauri cemberut.

Bukan hanya hari itu sifat Daddy berkali-kali lipat menyebalkan. Hari-hari selanjutnya, Daddy makin menjadi-jadi. Jika mereka ingin berduaan, Daddy meminta Sagara ke rumah saja.

Ya, mereka memang berduaan, tapi tentunya di bawah pengawasan Daddy membuat ia dan Sagara merasa tertekan.

Pernah satu kali, Mauri memelas ingin pergi berkencan dengan Sagara, Daddy mengiyakan membuatnya sangat bahagia. Tapi, kebahagiaannya seketika pudar saat Daddy ternyata mengawasinya. Seharusnya Daddy tinggal di rumah saja dan bermain dengan kucing kesayangannya!

"Sagara gak ngapelin kamu?" Pertanyaan Daddy dengan wajah lempengnya membuat Mauri mendelik kesal.

"Gak. Kalau kami berduaan, nanti ketiganya setan."

"Ya, itu kamu tau."

Mauri menatap kesal Daddy dengan terang-terangan, tapi wajah Daddy tetap datar.

MleyotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang