"Mau..." Mommy mengurungkan niatnya ingin berteriak memanggil Mauri saat melihat anak gadisnya itu telah turun. Tumben. Biasanya jika Mauri berdandan, butuh waktu yang lama. Apalagi jika pergi ke acara nikahan. Daddy pun menyadari keanehan pada putrinya yang terlihat lemas. Ia pun memeriksa keningnya, ternyata tidak sakit. Lalu kenapa tingkah anaknya itu aneh?
"Kenapa kamu?" tanya Daddy. Mauri menggeleng pelan.
"Lho bukannya kamu mau pake warna lilac?" tanya Mommy mengamati pakaian yang Mauri kenakana berwarna blue sky.
"Bajunya jelek," sahut Mauri malas.
"Dandananmu juga gak ekstra. Kenapa kamu?"
Mauri menatap malas Mommy yang bertanya tiada hentinya.
"Kak Nora undang kerabat dekat aja. Pasti di sana gak ada cogan. Ngapain aku dandan ekstra? Walaupun tipis-tipis aku tetep cantik!"
"Nah, ayo pergi." Daddy jalan lebih dulu, tidak lupa membawa Pretty yang juga menggunakan baju cantik.
"Daddy!" teriak Mommy kesal menyusul Daddy yang langsung berhenti berjalan seraya mengulurkan tangannya. Meski kesal, Mommy tetap menggapai tangan Daddy. Keduanya berjalan keluar. Mauri yang melihat itu berdecak kesal.
Dekorasi pernikahan Nora dan Kalandra penuh bunga-bunga. Sedari tadi Mauri mengabadikan tempat tersebut. Tidak lupa mengajak pengantin baru berfoto. Mauri cukup bersenang-senang di sana. Menggoda pengantin baru tersebut tanpa henti. Juga ingin menggoda Kalee yang patah hati tapi berusaha tegar di hadapan pengantin baru tersebut.
"Ciee yang lagi suap-suapan." Kalee pergi, tapi Mauri mengisi kursi yang diduduki Kalee tadi.
"Biarin, daripada lo gak ada yang suapin," sahut Kalea mengejek Mauri.
"Idih! Gak ada ya yang ngomong sama Kak Lea!" Kalea hanya mendelik lalu berjalan meninggalkan Mauri yang bersungut-sungut.
"Ri, jangan duduk di situ," tegur Daddy membuat Mauri mengernyit.
"Emang kenapa Dad?"
"Nanti kamu tambah ngerengek mau cepet nikah. Sini kamu!"
Mauri mendesis kesal, segera berdiri menghentkkan kakinya pergi dari sana. Bergabung duduk di meja Zian, Kalea juga Kalee. Mencomot makanan dari piring Kalee.
"Ciee Bang Kalee patah hati! Nangis aja Bang, gak pa-pa kok. Atau Abang butuh bahu untuk bersandar. Nih, bahuku siap jadi sandaran." Mauri menunjuk bahu kirinya lalu ketawa ngakak membuat Kalee berdecak kesal, apalagi saat Zian juga ikut tertawa.
"Sabar bro. Lo mau gak gue kenalin ke cewek." Zian merangkul pundak Kalee.
"Cewek apaan?!" sahut Kalea berhenti makan, menatap tajam Zian yang cengengesan.
"Bukan cewek lain kok. Tuh sepupu gue. Dia jomblo." Zian mengendikkan dagu ke arah meja lain. Mauri mengikuti, melihat meja tersebut dikelilingi Regan, Sharma, Biru, Zidny, Zisel dan Sagara. Pandangannya bertemu dengan Sagara membuatnya segera membuang pandangan.
Mauri salah tingkah. Segera berdiri menjauh dari meja tersebut. Memutuskan untuk mengambil sesuatu yang segar.
Ingatannya berkelanan dua hari yang lalu, saat berada di apartemen Sagara. Mengingat hal itu membuatnya sangat malu bahkan salting brutal.
"Ekhm!" Suara deheman membuat Mauri menoleh dan melotot menatap Sagara.
"Apa?!" teriaknya tanpa sadar lalu menjaga jarak dari Sagara yang mengusap tengkuknya. Pria itu mengamatinya membuatnya memeluk diri sendiri. "Apa sih?!" tanyanya kesal karena Sagara membuatnya salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mleyot
Romantik'Mleyot bermakna menyukai sesuatu dengan sangat dan sampai-sampai membuatnya lemas hingga tidak bisa berkata-kata lagi.' Ini ceritanya Mauri, anak gadisnya Malvin dan Auri. Mauri yang kebelet nikah karena iri dengan dua kakak serta teman-temannya. T...