Tak hentinya Mauri mondar-mandir di area kolam renang, mulutnya juga tak berhenti menggerutu. Semua ini karena tingkah Daddy yang sangat-sangat menyebalkan. Sudah menebak jika Daddy tak semudah itu memberinya restu untuk hubungannya dengan Sagara. Daddy berkali-kali lipat protektif padanya.
Mauri nyaris frustasi.
Kenapa Daddy sangat susah memberi restu?!
Mengacak rambutnya kesal, lalu menatap tajam Pretty yang berguling-guling di atas kursi malas. "Pret, gue harus apa biar Daddy gak ngintilin gue mulu?!"
Mauri duduk bersimpuh di hadapan kursi malas tersebut. Ekspresinya sangat frustasi karena tak tau apa yang harus ia lakukan agar waktu pacarannya dengan Sagara tak diganggu Daddy. Daddy benar-benar tak membiarkannya hanya berduaan dengan Sagara.
Kalau Daddy segitu takutnya jika ia dan Sagara keblablasan, jadi kenapa Daddy tak membiarkan mereka menikah?
Mauri sungguh tak mengerti dengan jalan pikiran Daddy.
"Pret!" ujar Mauri kesal karena Pretty tak mengacuhkannya. Kucing itu hanya mengangkat bokongnya tepat di hadapan wajahnya membuatnya memukul bokong kucing nakal itu. Pretty segera bangun dan melompat ke arahnya.
Terjadi perkelahian antara dua makhluk tersebut.
Berakhir Mauri yang mendapatkan luka cakaran di dagu, rahang serta pelipisnya.
"Kamu tuh ada-ada saja. Lagian kenapa coba ajak adikmu berantem?" Mauri mendelik kesal pada Daddy.
"Pretty bukan adikku! Dia kucing Daddy!"
Daddy hanya menatapnya malas dan memasang plester luka ke bekas cakaran Pretty setelah dibersihkan.
"Dad, ini gak perlu diperiksa gitu? Kayaknya aku harus ke rumah sakit?!" ujar Mauri panik. "Ke dokter kulit."
Daddy langsung menjitak keningnya membuatnya mengaduh sakit. "Kamu gak bisa akal-akalin Daddy." Setelah itu Daddy beralih pada Pretty yang mendusel di kakinya seakan membujuknya agar tak marah setelah melukai Mauri.
Mauri yang melihat itu mendesis kesal. "Dad, marahin tuh anak kesayanganmu!"
"Daddy tau siapa yang berulah duluan."
"Daddy bener-bener pilih kasih!" ujar Mauri dengan ekspresi tak percaya. Tentu dibuat-buat. "Kalau begitu biarin aku nikah dengan Mas Saga."
Daddy pun berdiri, tak menghiraukannya.
"Biar ada yang sayang sama aku! Karena Daddy udah gak sayang sama aku!" seru Mauri, tapi Daddy benar-benar tak mempedulikannya. Pergi begitu saja meninggalkannya.
Mauri meniup poninya kesal. Ia pun memutuskan ke kamarnya dan mulai mengadu pada Sagara jika ia baru saja dianiaya Pretty serta Daddy yang hanya diam, tak memarahi Pretty.
"Daddy bener-bener gak sayang sama aku!" Mauri membuat suara tangisan dengan ekspresinya dibuat sesedih mungkin.
"Jangan ngomong gitu. Daddy sayanglah sama kamu," ujar Sagara lembut.
"Mas, gimana kalau kita kawin lari aja!" Ekspresi Mauri langsung berbinar. Di seberang sana Sagara melotot.
Mauri memekik terkejut saat pintu kamarnya tiba-tiba terbuka. Sosok Daddy berdiri di ambang pintu dengan tatapan super tajam.
"Ih Daddy, aku bercanda kok." Mauri menyengir. Ingin kesal karena Daddy membuatnya terkejut, tapi ia tak ingin Daddy menganggap serius ucapannya tadi, karena bisa saja Daddy menyuruhnya putus dengan Sagara.
"Awas ya kamu!"
"Iya, iya, enggak kok!" jerit Mauri tertahan. "Dan tolong, Daddy kasih aku sedikit privasi. Karena Daddy gak biarin aku berduaan sama Mas Saga kalau kami ketemu, jadi biarin aku teleponan sama Mas Saga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mleyot
Romance'Mleyot bermakna menyukai sesuatu dengan sangat dan sampai-sampai membuatnya lemas hingga tidak bisa berkata-kata lagi.' Ini ceritanya Mauri, anak gadisnya Malvin dan Auri. Mauri yang kebelet nikah karena iri dengan dua kakak serta teman-temannya. T...