police and agent | 01 |

1.6K 111 2
                                    

Matahari belum menampakkan diri. Udara sedang dingin-dinginnya. Disaat semua orang masih setia dengan bantal dan guling, hal tersebut tidak berlaku bagi Joni. Tampak Joni meliuk-liukkan badannya di air kolam renang yang tenang. Terhitung sudah dua jam dia menghabiskan waktu di kolam renang tersebut.

“Den, apa nggak mau udahan aja berenangnya? Kasihan itu badannya kalau berendam di kolam renang terus nanti bisa sakit loh.”

Mbok Minah, seorang wanita tua yang bekerja sebagai pembantu di rumah itu praktis menegur Joni. Mbok Minah jelas khawatir kalau-kalau Joni jatuh sakit setelahnya.

“Nggak apa-apa, Mbok. Saya lebih tenang kalau kayak gini.”

Mendengar jawaban Joni membuat Mbok Minah menatap iba anak majikannya itu. Mbok Minah jelas paham maksud ucapan Joni.

“Jangan keseringan, Den. Nggak baik.”

“Iya, Mbok.”

“Ya udah, Mbok mau bikin sarapan dulu. Oh ya, ini handuk keringnya Mbok taruh di kursi.”

Setelah itu Mbok Minah berlalu ke dapur. Joni kembali meliuk-liukkan badan atletisnya. Joni selalu seperti ini setiap kali dia teringat dengan ulang tahun mendiang sahabatnya yang jatuh tepat pada tanggal 14 Februari, hari selasa kemarin.

Menghabiskan waktu berjam-jam untuk berendam di kolam renang adalah cara terbaik untuk menenangkan pikiran dan hatinya.

Joni menenggelamkan seluruh badannya ke dasar kolam ketika merasa kedua matanya kembali memanas kala bayang tentang Jamal melintas. Joni memeluk kedua lututnya, memejamkan mata. Jika begini tidak akan ada yang tahu bahwa Joni menangis.

Setelah dirasa sudah jauh lebih baik, Joni kembali ke permukaan dan mengambil napas dalam-dalam. Joni kemudian beringsut mengambil handuk kering yang dibawakan Mbok Minah, mengeringkan rambut dan setengah badannya.

Joni mengambil ponselnya dan jam sudah menunjukkan pukul 05.30 pagi. Ya, Joni harus segera bersiap-siap untuk pergi ke kantor.

Menjabat sebagai kepala di divisi kriminalitas membuat pekerjaannya menumpuk. Setiap hari pasti ada kasus baru membuat Joni kadang kehilangan waktu untuk beristirahat, sekadar makan pun kadang Joni lewatkan yang berakhir dia akan di marahi oleh Kinan, salah satu anggotanya yang terkenal galak dan tegas.

Namun ini adalah pilihan hidup Joni. Jadi mau sesulit apapun keadaannya, Joni harus siap menerimanya.

“Nanti malam Den Joni mau di masakan apa?” tanya Mbok Minah saat melihat Joni datang dengan seragam dinasnya.

“Nggak usah, Mbok. Saya nggak pulang nanti malam,” jawab Joni lantas mendudukkan bokongnya di kursi.

“Lembur lagi?”

Joni hanya mengangguk sebagai jawaban sambil memakan nasi goreng buatan Mbok Minah.

“Tenaganya jangan terlalu di forsir, Den. Mau sesibuk apapun kita, kesehatan tetap nomor satu.”

Joni nyengir. “Tenang, Mbok. Iya, saya nggak bakal melewatkan jam makan lagi.”

Jika di kantor ada Kinan yang akan mengomel, maka di rumah ada Mbok Minah yang tidak pernah bosan mengingatkan Joni untuk menjaga kesehatannya.

Police And Agent |Jhonny Suh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang