Jalanan sudah sepi dan hanya menyisahkan sedikit kendaraan yang lalu lalang. Para pedagang yang berjualan di pinggir jalan pun mulai menutup dan membereskan tenda-tenda warungnya. Pemandangan seperti ini sudah sangat lumrah saat jarum jam menunjukkan pukul 11 malam.
Jalanan yang berada didekat kantor memang jarang sekali ramai kalau malam hari dan paling mentok hanya di jam 9 malam, selebihnya diatas jam tersebut sudah sangat jarang ada aktivitas.
Angkringan yang buka 24 jam yang terletak tidak jauh dari kawasan kantor menjadi tempat favorit bagi para anggota kepolisian untuk menghabiskan waktu malam yang panjang, tidak terkecuali Joni dan Idoy yang sudah berada disana sejak pukul setengah 10 malam.
Dihadapan Joni sudah ada satu gelas kopi yang tandas dan satu gelas lagi yang tersisa separuh. Sementara Idoy memilih menikmati wedang jahe untuk menghangatkan badannya karena cuaca yang tidak menentu seminggu belakangan ini membuat badannya jadi agak meriang.
“Menurut kamu gimana, Doy?”
Pembicaraan Joni dan Idoy tidak bakal jauh-jauh dari Badrun dan kasus yang sedang mereka tangani. Seperti malam ini contohnya, Joni kembali membahas soal Badrun dan barang temuan di markas tempo hari.
Lain halnya kalau bersama Atuy dan Lukas yang apa saja bisa jadi topik pembicaraan dan rata-rata nggak penting.
“Menurut saya barang bukti yang kita temukan kemarin masih kurang kuat, Ndan. Dugaan saya Badrun memang sudah kabur ke tempat lain dan markas itu sudah ditinggalkan oleh dia.”
Joni manggut-manggut. Memang barang bukti yang mereka temukan kemarin kurang kuat untuk bisa menjebloskan Badrun atau setidaknya membuat Badrun ditetapkan sebagai buronan.
Hah! Jika diibaratkan Badrun itu seperti belut alias licin banget buat di tangkap.
Saat sedang pusing memikirkan bagaimana caranya menangkap Badrun, atensi Joni teralih saat ponselnya berdering dan menampilkan nama “Atuy” disana. Joni sempat mendengus sebelum menggeser tombol hijau di layar.
“Selamat malam, Komandan.”
“Malam. Ada apa, Tuy?”
“Lapor, Komandan. Malam ini kami berhasil meringkus satu anak yang terlibat balapan liar dan sekarang sudah diamankan di kantor. Jadi kalau bisa Komandan balik sekarang ke kantor.”
Joni mengerinyitkan kening. “Satu doang?”
“Iya, Ndan. Yang lainnya berhasil kabur tapi setelah ini kita akan lebih sering melakukan patroli buat membereskan masalah balapan liar yang meresahkan ini.”
“Oke, laporan diterima. Saya dan Idoy bakal balik ke kantor sekarang.”
“Eh, bentar jangan di matiin dulu, Ndan.”
“Kenapa emangnya?”
Terdengar suara Atuy yang cengengesan di sambungan telepon.
“Hehehe saya nitip gorengan sama susu jahe dong. Terus sekalian kopi susu satu buat Lukas dan bajigur buat Kinan.”
Hampir saja Joni kelepasan mengumpat. Joni harus sering-sering melatih kesabarannya mengingat para anggotanya pada sableng semua. Selain itu mari kita ingatkan Joni kalau bebannya bertambah dua, yaitu Haikal dan Raihan yang kelakuannya sama-sama bikin ngelus dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Police And Agent |Jhonny Suh
FanfictionKehilangan sahabat baiknya membuat Joni menaruh dendam kesumat terhadap Badrun, bandar narkoba yang selama bertahun-tahun dia incar. Namun siapa sangka jika agent rahasia yang Joni miliki adalah bocah bau kencur kemarin sore. Lantas dapatkah Joni...