police and agent | 30 |

281 35 5
                                    

“Serang!”

Badrun mengerahkan semua anak buahnya untuk menghajar Joni dan bocah-bocah itu. Dalam keadaan mendesak seperti ini hanya Joni, Rajendra, Raihan, dan Tyas yang masih bisa bertarung. Sedangkan Haikal dan Jenan sudah tidak mampu bertarung karena luka yang mereka alami cukup serius.

Joni menghindari serangan dengan sangat baik lantas membalas serangan tersebut hingga mampu melumpuhkan dua anak buah Badrun hanya dengan sekali tendangan mematikan dibagian leher.

BUGH!

BUGH!

Meski sudah ada dua orang yang tumbang, Joni tidak boleh lengah karena masih ada tiga buah anak Badrun yang mengincar nyawanya.

“HAIKAL AWAS!” teriak Joni saat melihat salah seorang anak buah Badrun menodongkan pistol ke arah Haikal yang tidak berdaya.

DOR!

DUAK!

Suara tembakan mengudara di ruangan ini tapi beruntung peluru tersebut meleset setelah Raihan dengan cepat menendang punggung anak buah Badrun hingga tembakannya tidak mengenai Haikal.

“Sebelum lo bunuh temen gue, gue yang akan bunuh lo duluan,” kata Raihan lantas menarik rambut anak buah itu hingga dia dalam posisi setengah duduk di lantai.

Raihan memegang leher anak buah itu, tatapannya begitu dingin. “Lo masih inget, kan peraturan tidak tertulis saat lo bergabung jadi anak buahnya Badrun, hukuman bagi pengkhianat adalah mati.”

Anak buah itu menelan ludah bulat-bulat.

“Tapi lo lupa ada peraturan yang lain, seorang yang bukan pengkhianat pun pantas mati di tangan seorang pengkhianat, itu peraturan baru dari gue.”

Raihan menyeringai.

KREK!

Suara patahan tulang terdengar begitu menyakitkan setelah Raihan memutar leher anak buah itu hingga nyawanya melayang dalam hitungan detik.

BUGH!

Raihan sempat kaget saat melihat Tyas sudah berada dibelakangnya setelah menangkis serangan. Tyas mengedarkan pandangan dengan awas, dia tidak boleh lengah barang sedetik pun.

“Bahkan seorang pengkhianat pun nggak boleh lengah,” cibirnya pada Tyas.

Raihan tersenyum remeh. “Gue anggap ini hutang budi.”

Raihan dan Tyas saling bertukar pandangan saat mereka dikepung oleh lima anak buah Badrun yang menggunakan senjata. Namun hal tersebut tidak membuat Raihan dan Tyas gentar justru rasa takut mereka lenyap.

Raihan dan Tyas bekerja sama untuk menghabisi anak buah Badrun. Meski hanya bocah kemarin sore tapi kemapuan bela diri mereka patut diacungi jempol. Raihan yang akrab dengan para preman pasar secara tidak sadar mempelajari gaya bertarung mereka, sedangkan Tyas yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di jalanan untuk balapan liar tentu tidak asing dengan pertarungan semacam ini karena sering terjadi bentrok.

BUGH!

BUGH!

Tyas melayangkan pukulan mautnya ke wajah anak buah itu dengan segenap tenaga yang dia miliki dan ternyata mampu membuat anak buah itu limbung. Matanya melirik ke kanan, sadar akan ada serangan yang datang, Tyas memutar badan lantas memukul sisi kepala anak buah itu dengan kaki hingga telinganya berdarah.

BUGH!

“Raihan.” Tyas tergugu saat melihat Raihan melindunginya dari serangan balok kayu.

Police And Agent |Jhonny Suh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang