Jam 8 malam.
Tyas masih tidak percaya dengan misi yang akan dia jalani malam ini, apalagi setelah melihat bagaimana penampilan Joni, Haikal, dan Raihan yang membuat Tyas merinding. Jelas! Siapa sih yang tidak merinding melihat anggota kepolisian yang menjabat sebagai kepala divisi kriminalitas memakai pakaian serba blink-blink, ditambah make up menor yang setara ibu-ibu rempong yang hendak pergi ke acara hajatan.
Benar, Joni yang ada dihadapan Tyas saat ini benar-benar berbanding 360 derajat dengan Joni yang sehari-hari Tyas lihat. Tyas awalnya tidak mengerti mengapa Joni harus cosplay sebagai biduan seperti ini, tetapi dengan mantap Joni menjawab ini semua dia lakukan demi keberhasilan misi mereka malam ini. Bagian sedihnya, Haikal dan Raihan harus ikutserta menjadi biduan di bar bersama Joni. Pakaian yang mereka kenakan tidak kalah mentereng.
Masih berada didalam mobil, Joni mulai menjelaskan skenario misi yang akan mereka jalani agar tidak terjadi miss komunikasi. Sebelumnya Joni memberi Tyas HT sebagai alat berkomunikasi, sedangkan Joni, Haikal, dan Raihan mengenakan earphone yang sudah secara otomatis tersambung dengan HT milik Tyas.
“Dengerin baik-baik,” ucap Joni sambil menyibakkan wig berwarna pink cetar yang melekat di kepalanya. “Saya, Haikal, dan Raihan akan masuk ke bar itu dengan jadi biduan biar orang-orang nggak curiga. Setelah itu kita akan mulai mencari target, yaitu anak buah Badrun yang barangkali bertransaksi narkoba disana. Disini saya sangat mengandalkan Haikal dan Raihan, kalian masih ingatkan wajah-wajah anak buah Badrun?”
“Masih, Ndan.” Haikal mengangguk.
Raihan menambahi. “Kita nggak akan lupa wajah-wajah bejat yang dulu pernah mukulin kita.”
“Bagus,” balas Joni. “Setelah target terkunci, kita akan informasikan ke kamu nanti. Nah, setelah itu tugas kamu adalah menghubungi Idoy dengan ponsel saya, paham?”
“Paham!” Tyas menjawab sembari mengikat rambutnya.
Joni mengulurkan tangan diikuti Haikal dan Raihan. Kemudian Tyas menjadi orang terakhir yang menumpukkan tangannya diatas tangan Raihan.
“Semoga misi kali ini sukses.”
“HUHAH!”
Joni, Haikal, dan Raihan mulai mempersiapkan diri sebelum masuk ke bar. Mereka mengenakan earphone berwarna hitam itu di salah satu telinga lalu menutupinya dengan wig. Tak lupa mereka juga kembali mengoleskan lipstik berwarna merah agar menambah kesan seksi.
Tyas mengambil alih bangku kemudi setelah Joni, Haikal, dan Raihan keluar dari mobil.
Tyas mengepalkan tangannya diiringi senyum tipis. “Semangat!” katanya dari dalam mobil yang masih bisa ditangkap dengan jelas oleh Joni, Haikal, dan Raihan.
Tyas tidak bisa banyak membantu, dia terus berdoa agar misi kali ini berjalan lancar.
🍂
Hal pertama yang menyambut kedatangan Joni, Haikal, dan Raihan begitu menginjakkan kaki di dalam bar adalah aroma alkohol yang begitu kuat. Haikal dan Raihan praktis menutup hidung mereka. Tak berhenti sampai disitu, aroma alkohol yang kuat rupanya memicu kerja lambung mereka menjadi lebih cepat hingga asam yang berada didalamnya seakan naik hingga ke tenggorokan membuat mereka mual bukan main.
“Jangan muntah disini dong. Di tahan-tahanin,” ujar Joni melirik ke arah dua curut itu sekilas lalu pandangannya beralih pada orang-orang yang sedang menari seakan tak punya beban hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Police And Agent |Jhonny Suh
FanfictionKehilangan sahabat baiknya membuat Joni menaruh dendam kesumat terhadap Badrun, bandar narkoba yang selama bertahun-tahun dia incar. Namun siapa sangka jika agent rahasia yang Joni miliki adalah bocah bau kencur kemarin sore. Lantas dapatkah Joni...