Tyas memapah Jenan yang sudah tidak berdaya dengan susah payah karena berat tubuh cowok itu melebihi dirinya. Situasi aman untuk sementara waktu karena tidak ada anak buah Badrun yang mengejar mereka, kemungkinan anak buah Badrun mengejar Raihan dan Haikal yang membuat mereka terpisah. Tyas hanya bisa berharap Raihan dan Haikal baik-baik saja.
Tyas mendudukkan Jenan di lantai karena dia tahu Jenan menahan rasa sakitnya saat dipaksa untuk terus berjalan. Melihat luka di punggung Jenan yang terus mengeluarkan darah, Tyas merobek kaosnya dan mencari tali. Beruntung Tyas menemukan sebuah tali saat menggeledah laci-laci meja.
“Nan, lo tahan sebentar, ya.”
Jenan mengangguk. Sementara Tyas menyingkap kaos Jenan yang berlumuran darah, kemudian menghentikan pendarahan pada luka di punggung Jenan dengan robekan kaosnya lantas menahannya dengan tali yang dililitkan pada perutnya.
“Kita harus pergi dari sini, Nan. Lo masih kuat jalan, kan?”
Jenan mengangguk kecil sebagai jawaban.
Tyas kembali memapah Jenan dan melangkah pelan mengikuti tempo langkah kaki Jenan. Namun sebelum mereka berhasil keluar dari villa, sosok Laura datang dari belakang dan membawa sebuah pistol.
DOR!
Laura melepaskan tembakan ke arah kaki kanan Jenan yang membuatnya terjatuh seketika.
“Laura!” desis Tyas.
Laura tersenyum miring. “Lo nggak akan bisa pergi dari sini, Tyas. Lo harus mati malam ini di tangan gue.”
Malam ini pertarungan yang sesungguhnya antara Tyas dan Laura terjadi. Tyas dan Laura sama-sama berambisi ingin menghabisi satu sama lain.
BUGH!
BUGH!
BUGH!
Tyas dan Laura saling melayangkan pukulan dengan penuh amarah. Tyas yang biasanya masih bisa menahan diri karena bagaimana pun dia tidak ingin membunuh seseorang bahkan Laura sekali pun, kali ini hilang kendali apalagi setelah semua kekacauan yang terjadi malam ini dan Laura ikut andil didalamnya.
BUGH!
Laura kembali menerima serangan dari Tyas yang menendang telinganya hingga berdarah. Laura menggelengkan kepalanya saat telinganya mengeluarkan suara denging panjang. Laura tidak bisa meremehkan Tyas karena serangannya sangat mematikan.
“Sialan!” berang Laura menyerang Tyas brutal.
Laura menerjang badan Tyas hingga mereka jatuh bersama di lantai dalam posisi Laura menindih badan Tyas. Laura menyeringai jahat, dia mengeluarkan pisau lipat dari dalam celananya.
“Lo harus mati hari ini!”
Dengan gerakan membabi buta, Laura mengarahkan pisau itu di wajah Tyas dengan niatan ingin merusak wajahnya. Namun Tyas sigap melindungi wajahnya dengan mengorbannya kedua tangannya yang jadi sasaran sayatan pisau Laura.
“Akh!” ringis Tyas karena rasa perih yang ditimbulkan dari sayatan di kedua tangannya.
Tidak! Ini tidak bisa dibiarkan. Tyas memutar otak agar dia bisa membalikkan keadaan. Namun secara tiba-tiba, Laura dibuat tumbang oleh Jenan yang memukulnya dengan vas bunga.
DUAK!
Memanfaatkan kesempatan, Tyas menghantamkan kepalanya pada Laura lalu mendorongnya menjauh. Tyas segera menghampiri Jenan yang hampir kehilangan keseimbangan.
“Brengsek! Gue nggak akan kalah dari lo!” teriak Laura seperti orang gila.
Laura mengambil pecahan vas bunga. Tanpa aba-aba menyerang Tyas dari belakang dengan mencekik lehernya. Sedangkan satu tangannya yang bebas berhasil melukai leher Jenan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Police And Agent |Jhonny Suh
FanfictionKehilangan sahabat baiknya membuat Joni menaruh dendam kesumat terhadap Badrun, bandar narkoba yang selama bertahun-tahun dia incar. Namun siapa sangka jika agent rahasia yang Joni miliki adalah bocah bau kencur kemarin sore. Lantas dapatkah Joni...