WITLOA 1

5.9K 190 4
                                    

Flash back

Hujan begitu deras mengguyur seluruh kota. Di tambah dengan awan gelap malam ini tanpa sinar bulan. Suasana begitu sepi, mungkin karna hujan yang deras dan begitu gelap membut banyak orang takut untuk bepergian.

Begitu juga yang dirasakan seorang gadis cantik yang bernama Alzena yesifa Humaira. Ia mempercepat jalanya melawan arus hujan. Ia sangat ketakuatan berjalan sendiri dengan payung hitam yang ia pegang. Namun apalah daya, keadaan menuntutnya untuk pergi dikondisi yang seperti ini.

Dreeeeet

Drreeeet

Dreeeeet

Handphone nya terus berdering menandakan sebuah panggilan masuk

"Iya bentar lagi gue nyampek, lo tetep jagain mama oke? tunggu gue pulang!" Ujar Zena sebelum menutup obrolannya.

Setelah menerima panggilan itu zena melanjutkan lankahnya dengan gontai .dengan perasaan yang kacau karna kehawatirannya pada mamanya di rumah sedang sakit.

Setelah beberapa lama berjalan ahirnya gadis itu sampai di rumahnya. Ia melihat adiknya zea berdiri di teras rumah dengan wajah cemas.

"Ze..." Ucapan gadis itu terpotong kala adiknya itu tiba-tiba memeluknya.

"Kak mama..hiks..." ujar Zea yang tak berlajut karna tangisnya.

"Ma..mama kenapa ze?" Ujar Maira melepas pelukanya.

Lalu Maira menatap adiknya itu tak ada jawaban namun tangisan yang makin histeris membuat pikiran zena sangat kacau, hatinya terasa sakit. Ia pun memutuskan untuk masuk dan melihat kondisi mamanya.

Sesampainya di kamar mamanya. ia meliahat tubuh mamanya yang sudah kaku dan tak bernafas.

"Ma...mama aku udah pulang mah, ini aku bawain obatnya mama. Mama bangun yah?"
Lirih nya

"Mah, zena nyuruh bangun loh ,kok mama diem" sedih nya

"Kak mama udh gak ada. Jangan gitu kak nanti mama tambah sedih di sana ikhlasin mama kak...hiks."
Ujar Zea memeluk zena berusahah menguatkan kakaknya.

"Ze mama.....hiks" tangis Maira pecah di pelukan adeknya itu.

Mereka berdua sama-sama terpukul atas kepergian mama nya. Dulu papanya yang meninggalkan mereka berdua tetepi sekerang mama nya yang meninggalkan mereka berdua dan mama nya memilih menyusul papa nya.

Bagaimanapun sekarang ia harus kuat dan berjuang buat kehidupan adiknya setelah kedua sosok yang ia cintai meninggalkannya.

Back to story

"Kak!" panggil Zea menyadarkan Maira dari lamunannya.

"Ih lo ngagetin aja" kaget nya

"Kenapa"

"Nih, ada titipan dari gus Ivan"ujar zea memberikan
sebuah kotak berwarna pink.

"Apaa nih?"

"Mana aku tau"

"Ketus banget jawab nya"

"Apasih" elak nya

"Ze sini deh duduk gue mau ngomong serius sama lo" ujar Maira pada sang adik yang dituruti oleh zea.

"Kalau Lo cemburu bilang aja gpp lagian juga gue ga suka sama Gus Ivan kan Lo tau sendiri cowo idaman gue kek apa ya kan"

"Cowo modelan gue kek na jaemin baru gue suka, lagian juga bukan gue yang berhak nerima kotak ini tapi Lo, gue tau kok kalau selama ini Lo ada perasaan sama Gus Ivan" ujar Maira berbohong padahal ia juga memiliki rasa pada Gus Ivan tapi dia harus mengalah, karna kebahagiaan adeknya dalah segalanya.

Bukan rasa tetapi kekaguman terhadap seorang Gus Ivan itu

Bahkan ia rela jika orang yang ia kagumi sejak lama bersama dengan adeknya. Meski sulit untuk ihklas tapi jika untuk adeknya. Apapun akan ia lakukan.

"Yee kakak, dikasih spik malaikat mintaknya spik pangeran susah lah kak. Tapi Gus Ivan sukanya sama kakak bukan ke aku" ucapan Zea tiba-tiba memelan dengan kepala yang tertunduk.

Maira menghla nafas lalu mengabil jemari adeknya dan memegangnya dengan erat.

"Kakak yakin lo pasti bisa rubah hati Gus Ivan ke hati lo, Mintak sama allah nggak ada yang gak mungkin jika Allah yang berkehendak, karna yang sesungguhnya pemilik hati hambanya adalah Allah, dan yah bilang aja sama Gus Ivan kalo kakak uda ada yang punya, tapi jangan bilang na jaemin ya nggk lucu kalau kamu bilang seperti itu" ujar Maira dengan tertawa lalu tawa itu menular ke adeknya.

"Kak Maira ini ada-ada saja"

"Btw Makasih yah kak "ujar zea tulus

"Heum tapi ini nggak gratis ya Ze" ujar Maira

"Lah"

"Lo harus temanin gue pergi ke panti udah lama gue nggk ke sana"

Yah Maira selalu pergi ke panti untuk mengelampiaskan semua masalah yang ia alami dan dia juga donatur di panti asuhan itu, meski mereka dari keluarga yang punya tapi mereka tidak pernah sombong dengan harta itu, Maria selalu bersedah kepada orang yang tidak mampu begitupun dengan Zea

Alzena yesifa Humaira dia berumur 20 tahun, semenjak kedua orang tuanya meninggal dia meneruskan bisnis mama nya. Jualan roti di toko besar tentunya

"Iya kak tapi jangan sekarang ya soalnya aku mau beres-beres buat balik ke pondok nanti sore"

"Kau gitu habis sholat dhuhur aja"

Setelah itu mereka pergi dan masuk ke kamarnya masing-masing




















Next part selanjutnya komen ➡️

Jangan lupa komen and vote✨

Written In The Love Of Allah (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang