WITLOA 8

1.5K 132 2
                                    

Capek, pasti itu yang dirasakan kedua pengantin baru itu setelah acaranya seleasai. Namun demi adik tercinta, Maira rela mengantar makanan yang di inginkan adiknya itu, sebagai syarat tidak kehadirannya di acara penting Kakaknya.

Kini kedua pengantin baru itu masih di dalam kamarnya Maira, dengan Maira yang telah mengganti pakaiannya menjadi gamis yang lebih ringan dan santai dengan hijab pasmina yang masih melekat simpel di kepalanya. Namun mengapa Gus Azhar tidak terlepas dari tatapannya pada Maira yang mebuat Maira sedikit salting.

"Jangan diliatin terus Gus," tegur Maira sedangkan yang ditegur malah senyum tidak berkata.

Gus Azhar yang masih melihat Maira yang kini sibuk merias diri itu kini menghampiri Maira. Lalu duduk dilantai di samping Maira.

"Mau kemana sih kok cantik banget?" tanya Gus Azhar.

"Mau ke Zea, kasihan di nggak bisa hadir di acara kita, boleh kan?" ujar Maira yang masih sibuk itu.

"Boleh tapi sama saya" ujar Gus Azhar.

"Udah yuk berangkat" ajak Maira yang kini berdiri. Lalu Gus Azhar pun ikut berdiri.

"Sebentar" ujar Gus Azhar dengan mencekal tangan Maira

"Kenapa?" tanya Maira heran.

"Lipstik kamu ketebelan,saya nggak suka" ujar Gus Azhar yang mebuat Maira langsung menatap cermin di depannya.

"Perasaan enggak deh ini udah natural Gus" bantah Maira tak terima karna memang benar ia hanya sedikit menggunakan lipstik dan lip balm dan warnanya tidak terlalu mencolok.

"Ketebelan sayang" ujar Gus Azhar tanpa aba-aba kansung mengecup bibir Maira, sekujur tubuh Maira terasa kaku, kupu-kupu rasanya berterbangan di perutnya hingga kecupan itu terlepas.

"First kiss ku "ujar Maira masih kaget tak terasa air matanya mengalir begitu saja membuat Gus Azhar panik dan merasa bersalah, seharusnya ia meminta izin dulu meski kini Maira menjadi istrinya tapi ia tau Maira belum bisa menarima semuanya karna memang pernikahan ini mendadak.

"Sayang maaf ya" ucap nya sambil menahampus air mata yang membasahi pipinya

"Seharusnya saya ijin dulu sama kamu, maaf kan saya?" Lanjutnya Gus Azhar dengan menghapus air matanya Maira melihat wajah Gus Azhar yang panik mebuat Maira sadar seharusnya ia tak perlu menangis dan bersikap seperti ini toh Gus Azhar sudah mejadi suaminya.

"Kenapa minta maaf?, Nggak papa kok, aku cuma syok aja lagian aku belum terbiasa dengan orng baru" ujar Maira membuat Gus Azhar tersenyum.

"Mau terbiasa?" ujar Gus Azhar kini memajukan wajahnya hendak mencium Maira kembali, dengan cepat Maira memundurkan wajahnya.

"Gus ke Zea dulu yuk keburu sore" ujar Maira langsung kabur meninggalkan Gus Azhar yang masih dalam posisi yang sama.

"Lucu banget" lirih Gus Azhar dengan tersenyum, lalu ikut keluar kamar menyusul Maira.

"Umma, kita izin ke Zea kasihan dia gak bisa hadir" pamit Maira pada sosok yang kini menjadi sosok ibu nya.

"Ya udah kalian hati-hati Umma juga mau pamit pulang duluan karna harus nemenin abah mu ke aceh" jawab Umma.

"Ngapain Umma kok dadak banget?" sahut Gus Azhar.

"Itu ada acara peletakan betu pertama pembangunan pesantrennya sahabat Abah, sebenarnya ini tidak mendadak cuma Abah mu aja yang lupa baru tadi malem bilang." jelas Umma

"Oh yah untuk sementara seminggu mungkin Umma nggak ada di rumah Le, kamu bisa kan urus pesantren dari sini juga nggak apa-apa kalau kalian masih mau tinggal di sisni" lanjut Umma.

Written In The Love Of Allah (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang