WITLOA 3

1.7K 128 6
                                    

"untuk membuat
orang yang dicintai bahagia, Terkadang kita harus
Mengorbankan kebahagiaan yang lain adalah satu-satunya cara"
- Maira -

Pagi ini Mairah mengantarkan Zea ke pesantren, seharusnya kemaren sore Zea kembali ke pesantren, namun karna Maira masih ingin menghabiskan momen yang indah bersama Zea dan anak-anak panti yang sangat berarti dan sumber kebahagian nya. jadinya ia meminta izin kepada pihak pesantren agar memberi izin Zea telat kembali ke pesantren. Pihak pesantren memberi izin dan meminta agar Zea kembali besok.

Mobil Maira kini terparkir di halaman pesantren.

"Kak aku mau ke asrama dulu yah, mau naru barang-barang aku dulu, kakak ke ndalem dulu saja nanti aku nyusul" ujar Zea yang dibalas anggukan oleh Maira.

Zea telah pergi ke asrama dan Maira kini berjalan menuju ke ndalem untuk sowan ke keluarga ndalem, tepat didepan ndalem langkahnya terhenti, mendadak jantungnya berdetak begitu cepat melihat Gus Ivan yang tengah menyiram tanaman haruskah ia harus bertemu dengan sosoknya kembali, meski ia sudah mengatakan kepada Zea bahwa ia tidak menyukai Gus Ivan, tetapi sebenarnya ia begitu sulit untuk membuang rasa yang sudah tumbuh di hatinya.

Ternyata melupakan tidak semuda yang ia ucapkan. Pikir Maira dalam benak nya

"Maira?" beo Gus Ivan ketika menyadari kehadirannya

"Assalamualaikum Gus, Ummi Hafsah ada?" Tanya Maira langsung to the point karna tak ingin lama dengan gus ivan.

"Waalaikumsalam, oh iya ada, mari masuk dulu saya panggilkan ummi dulu" ujar Guss ivan mempesilahkan Maira untuk duduk di ruang tamu, lalu ia pergi.

Diam-diam ia memperhatikan sosok Maira yang ia cintai, seulas senyuman terbit di wajah tampannya, ia memegang dadanya berusahah menetralkan detak jantung nya namun nihil ia tidak bisa menenangkan perasaannya.

"Tenangkan dirimu Van,hhhuffft...."ia menghelanafas lalu kembali pergi memanggilkan Ummi hafsah.

Tok...

Tok...

"Assalamualaikum" Ujar seorang laki-laki yang tiba-tiba datang diri arah belakang

Maira pun menjawab salamnya. Dan bersamaan itu Ummi Hafsah dan Gus Ivan juga menjawab salam orang tersebut dengan ramah Gus Ivan memeluk laki-laki itu, sedangkan Maira langsung bersalaman mencium tangan Ummi Hafsahdan Ummi Hafsah menyambut Maira dengan ramah, ia mempersilahkan untuk masuk 

"Sebentar nggeh Ummi buatkan minum dulu" ujar Ummi Hafsah beranjak pergi namun dicegah oleh Maira

"Ummi nggak usah repot-repot, Ummi duduk aja nggeh, kaki Ummi terlihat bengkak, umi gak papa?"tanya Maira  hawatir.

"Ndak apa-apa Nduk, biasa Ummi sudah tua jadi ya gini " jawab nya

"Bentar nggih mosok tamu gk dikasih minum."

"Ummi biar Ivan saja yang buat minum nya, Ummi duduk ajah?" ujar Gus Ivan lalu pergi membuatkan minum.

Saat membuatkan minum Gus Ivan tak henti-hentinya tersenyum, difikirannya kini terpenuhi oleh bayangan Maira

"Astagfirullahalazim nggak boleh Ivan" ujarnya sendiri

"Gimana aku gak kepikiran kamu terus, orang kamu baik banget apalagi sama Ummi, aku aja nggak tau kalau Ummi kaki nya bengkak, kamu perhatian banget. Dengan sikap mu seperti itu membuat aku semakin yakin ingin memilih mu"

"Ya Allah permudahkanlah niat baik hamba" Batin gus ivan.

Setelah tehnya siap ia membawanya ke ruang tamu dan menyajikannya.

"Sopo toh iki leh kok ganteng temen?" tanya Ummi ke Gus Ivan.

"Ini Gus Azhar Ummi sahabatnya Ivan pas kuliah di kairo, dia putranya kyai yusuf pengasuh pesantrean sebelah, ini dia baru pulang dari Eropa" jelas Gus Ivan

"Kamu ini nggk capek toh dari Kairo langsung ke eropa"

"Hehhe dibilang capek sih capek Ummi, tapi mau gimana lagi ini demi pekerjaan saya Ummi"

"Oh gitu, oh ya sampek lupa ada Nak Maira maaf nggeh Nduk"

"Gak papa Ummi"ujar Maira tersenyum.

"Kenalin ini Maira, dia kakaknya Zea salah satu santriwati di sini kebetulan Ummi sangat dekat dengan Nak Maira karna dia ini anaknya teman Ummi dan juga Ummi sering pesen kue-kue atau makanan ke toko nya Nak Maira semua makananya enak banget, masakan Ummi aja kalah sama Nak Maira kata Gus Ivan"ujar Ummi menyinnggung Gus Ivan karna Ummi tau tentang perasaan putra tunggalnya itu. Sedangakan yang di sindir hanya senyum-senyum sendiri.

"Ummi jangan berlebihan ih mujinya masakan Ummi juga enak banget kok" sahut Maira

"Wah jadi penasaran deh pengen nyobak juga,emm tokohnya mbak Maira ada di mana?" tanya Gus Azhar

"Tuh kan, Ummi sih jadi promosi gini, eh tapi gpp deh biar tokoh nya Maira tambah rame" ujar Maira yang membuat semuanya tertawa atas sikap nya apa lagi sorot wajah kedua laki-laki tampan itu membuat Maira h salting.

"Kalau mau ketoko saya silahkan, ada di jalan mawar no 33 itu toko saya" sambung Maira.

"InsyaAllah saya akan kesana....." ucapan Gus Azhar berhenti kala telfon Maira berdering.

"Maura ijin angkat telfon dulu ya Ummi" pamit nya dan di jawab ini anggukan sama Ummi

"Innalillahi wa innailaihi roji'un,i iya Maira kesana sekarang Abi sama Ummi tenang dulu ya tunggu Maira datang pastikan anak-anak aman, Maira ke sana sekarang oke? assalamu'alaikum" ujar Maira menjawab telfonnya yang membuat yang lain hawatir.

"Kenapa nak?"tanya ummi.

"I itu mi... Eh maaf Maura buru-buru Ummi nanti kalau Zea kesini nitip salam Miara ya Ummi" Ujar Maira mencium tangan Ummi Hafsah, Gus Ivan dan Gus Azhar yang melihat Maira sperti itu juga panik, mereka ingin bertanya namun belum sempat karna Maira pergi begitu saja.

Drrrettt....

Drreeettt...

Seteleh kepergian Maira tiba-tiba henpon Guz Azhar berbunyi lalu Gus Azhar mengangkat nya, setelah 5 menit mengangkat telfon akhirnya Gus Azhar pun pamit di karna ada urusan yang sangat penting.


































Tandai kalau ada typo soalnya kibot nya ngajak gelud btw 😭
Jangan lupa vote and komen yang belum follow akun wp aku silahkan di follow terlebih dahulu ok 😉 _pitrok

Written In The Love Of Allah (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang