WITLOA 19

1.2K 71 9
                                    

Bertepatan dengan peringatan hari kelahiran nabi muhammad para santri salafiyah dipulangkan selama 12 hari. Tepat hari minggu ini Zea pulang ke rumahnya dan di antarkan sama gua Ivan sebenarnya dia tidak mau, hanya saja Umma hafsah dan Kyai Hasyim memaksa dan berakhir lah Zea pulang di antar Gus Ivan.

Diperjalanan menuju rumah Zea tidak da pembicaraan di antara mereka berdua hanya ada suara hujan karna cuaca saat ini sedang hujan

"Kapan sampainya sih, lama banget deh perasaan" gerutu Zea di dalam hati tentunya

"Gus" panggil Zea setelah sekian lama terdiam

Gus Ivan tidak menyaut melaikan melihat dari kaca depan untuk melihat Zea sambil mengangkat sebelah alisnya "Ini masi lama ya Gus nyampai rumah saya?" tanya nya

"Masih, di kira rumah kamu deket apa"

"Saya kan cuma nanya, mala marah-marah nggk jelas"

Gus Ivan yang mendengar ucapan terkahir Zea, mendadak memberhentikan mobilnya.

"Astaghfirullah" kagetnya

"Kamu bilang apa barusan?, saya tidak jelas? "

"Iya kenapa" nyolot Zea

Dia tidak ada rasa takut sama sekali.

"Udah bagus saya antarkan kamu pukang, tapi kamu ngatain saya tidak jelas"

"Sensi amat sih Gus, padahal kan saya cuma bilang nggak jelas aja"

Semenjak kejadian 1bulan yang lalu dimana Maira dan Gus Azhar pergi ke pesantren Salafiyah untuk memberi tahu bahwa mereka berdua sudah menikah, dan itu membuat sifat Gus Ivan berubah 100℅ awalnya dia rama pada semua santri, tidak suka marah-marah mala sebaliknya.

Gus Ivan galak, suka hukum para santri kalau berbuat hal kecil biasanya dia akan memberikan kesempatan pada santri yang berbuat salah tetapi mala sebaliknya dia akan menghukum siapapun yang beruntung kesalahan maupun itu kesalahan kecil atupun besar

"Turun" tegasnya

"Nanggung Gus habis ini kan nyampai rumah saya, kenapa saya harus turun?"

"Berani sekali kamu membantah ucapan saya Zea"

"Kenapa saya harus takut sama anda Gus? " tanya Zea berani

"Kita sama-sama manusia, sama-sama makan nasi juga kan?, kita juga sama-sama hidup di bumi kenapa saya harus takut sama anda"

"TURUN, SAYA  BILANG TURUN YA TURUN KAMU TULI HA?" marahnya

Deg

Dan detik itu juga Zea merasa takut karna seumur-umur dia tidak pernah di bentak sama laki-laki baru kali ini dia di bentak

"Kenapa Gus jadi seperti ini ha, kenapa?" ucapnya sambil menangis karna dia sudah capek dengan kelakuan Gus Ivan kalau mengajar dia di pesantren

"Apa karna kak Maira menikah Gus tidak Terima dan ngelampiasin amarah Gus Ivan ke saya?"

"Anda ini seorang Gus tetapi anda tidak mencontohkan Gus yang sesungguhnya, bahkan saya di suruh-suruh anda saya tetap dia sampai saya tidak tidur karna kerjaan dari Gus nya" teriaknya di depan Gus Ivan

Capek itu yang Zea rasakan kali ini hatinya juga sudah lelah dengan tingkah kekanak-kanakan Gus Ivan, dia memang jatuh cinta tetapi setelah dia di perlakuan layaknya pembantu bukan santri hilang sudah rasa cinta itu.

"Bukannya ini semua karna ulah kamu?"

"Maira menolak saya karna kamu jatuh cinta sama saya bukan?"

Deg

"Ma-maksud Gus Ivan apa?" ujarnya gugup

"Kamu kira saya tidak tau semuanya Zea?, saya tau semunya tentang kamu jatuh cinta sama saya dan tentang Maira yang menolak lamaran saya itu semua ulah kamu" tegasnya di akhir kalimat

Zea tetap pada posisinya yang menundukkan kepalanya dan menangis

"Selama ini saya lakuin itu semua sama kamu karna rasa kesal sama kamu, saya memang tidak benci, tetapi saya tidak suka karna kamu, kebahagiaan saya dan cinta pertama saya meninggalkan saya begitu saja, bahkan Maira merelakan cinta pertamanya demi kamu"

"Saya tau kalau Maira juga mempunyai perasaan rasa suka sama saya, tetapi semua itu lenyap begitu saja ketika dia tau kalau kamu juga mencintai saya" liriknya di akhir kalimat

Mereka berdua sama-sama terluka, tetapi mereka tidak bisa mengubah takdir yang sudah Allah tetapkan takdirnya masing-masing.

"Denger ya gus, semua ini sudah takdir jadi Gus Ivan jangan menyalahkan masalah ini sepenuhnya sama saya, saya memang suka sama Gus Ivan tetapi rasa suka saya hilang begitu saya ketika saya tau sifat asli Gus Ivan seperti apa" tegasnya

"Asal Gus tau ya, kak Maira hanya kagum saja sama Gus Ivan bukan suka atau cinta melainkan kekagumannya saja" tekan nya di setiap kata

"Turun" tegasnya

"Cih siapa juga yang mau di antarkan manusia jahat seperti anda" ujarnya Zea dengan emosi. Zea turun dari mobilnya Gus Ivan dan menutup pintunya dengan kasar.

Setelah Zea turun dari mobil, Gus Ivan benar-benar meninggalkan Zea di tengah jalan tanpa rasa kasian, untungnya dia pulang pegi-pagi banget jadi memudahkan dirinya untuk mencari angkutan umum atau taksi

Hiks

Hiks

Zea hanya bisa menangis menahan rasa sesak di hatinya saat ini. Bagaimana tidak semua kekesalan yang menimpa Gus Ivan di lampiasin begitu saja sama Zea.























Tbc.

Written In The Love Of Allah (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang