Ke esokan harinya, Maira di buat pusing dan muntah-muntah lebih tepatnya morning sickness.
"Udah?" tanya Azhar yang setia mendampingi sang istri di saat seperti ini.
"Pusing" Maira mengadu apa yang ia rasakan saat ini pusing dan mual yang ia rasakan membuat tubuhnya sangat lemas. Azhar dengan telaten mengelap bibir istrinya dengan air yang dibasuhkan di tangannya, lalu menggendong Maira kembali ke ranjang dengan perlahan. Ia juga menyuruh damian sebagai tangan kanannya untuk memanggil dokter kandungan ke rumahnya ia sangat khawatir dengan keadaan istrinya saat ini.
Dreeett.....
Drreettt...
Suara nada dering handphone Azhar berbunyi pertanda sebuah panggilan masuk ia langsung melihatnya ternyata itu adalah panggilan telefon dari tuan amorgan.
Ia lupa jika pagi ini ia ada mitting lanjutan dengan tuan amorgan. Ingin rasanya ia segera menyelesaikan pekerjaannya ini dan segera kembali ke Indonesia seperti yang istrinya itu inginkan namun ia juga tidak bisa meninggalkan istrinya bekerja saat ini dimana kondisi istrinya ini sangat lemas. Ahirnya ia pun mengangkat panggilan itu untuk meminta undur mittingnya di karenakan kondisinya tidak memungkinkan untuk ia meninggalkan istrinya.
"Iya" ujar Azhar saat mendengar panggilan tuan amorgan di seberang sana.
"Anda sekarang dimana tuan azhar, mitting lanjutan ini apakah harus dibubarkan?" tanya tuan amorgan yang sedikit kesal.
"Maafkan saya tuan amorgan, saya tidak bisa melanjutkan nya, di karenakan istri saya pagi ini mendadak sakit karna kehamilan anak pertama kami, mohon maaf bisakah mitting kali ini kita undur sampai besok” sebenarnya sungguh tidak profesional sekali ia kali ini, karna sudah tidak hadir dalam miting kali ini malah meminta pengunduran waktu. Kalau bukan karna istrinya yang sakit seperti ini biasanya ia tidak seperti ini.
"Begini saja kami akan tetap mengadakan mitting ini hari ini namun akan diudur 5 jam lagi, jika anda tidak bisa datang maka dengan terpaksa saya akan membatalkan kerjasama kita" jawab tuan amorgan.
"Baiklah trimahkasih tuan amorgan sudah berbaik hati untuk menunggu saya, sekali lagi saya berterima kasih dan minta maaf untuk semuanya"
"Sama-sama, dan selamat anda akan menjadi seorang ayah"
"Iya terimakasih tuan atas ucapannya. Kalau begitu sampai jumpa nanti" pamit Azhar sebelum memutuskan panggilannya. Lalu ia berjalan menghampiri Maira yang tengah berbaring di ranjang.
Tak lama seorang dokter kandungan datang dan memeriksa keadaan Maira
"bagaimana keadaannya istri saya dok?” tanya Azhar sedikit khawatir, maklum saja dia baru kali ini merasakan seperti ini
Dokter itu tersenyum. "Anda jangan khawatir ini adalah hal umum yang terjadi pada ibu hamil muda, biaanya hal ini terjadi selama trisemester pertama, namun saya akan memberikan resep obat untuk mengurangi rasa mual berlebihannya, dan juga vitaminnya" jelas sang dokter dengan bahasa asing yang Azhar fahami
"Terimakasih dok"
"Sama-sama kalau begitu saya permisi" pamit sang dokter setelah itu pergi keluar dari kamar mereka.
“Mas gak kerja? tadi katanya mau mitting" Maira merasa tidak enak hati karna dirinya suaminya tidak melanjutkan miting nya
"Nanti siang setelah kamu sudah enakan badannya, mas nggk tega kalau ninggal istri mas kayak gini" jawab Azhar berucap dengan lembut sembari mengusap lembut perut Maira
"Maira udah ngak papa kok, mending mas kerja saja sana, katanya miting kali ini penting bngt kan?"
"Iya nanti sayang, siang mittingnya, yang penting sekarang kamu udah nekan, mas nggk tega lihat kamu lemes kek tadi"
"Maaf ya mas" ujarnya dengan raut sedih
"Ngapain mintak maaf?" tanyanya sambil alis terangkat
"Kamu gini juga gara-gara mas yang hamilin kamu yang"
Maira hendak beranjak bangun namun Gus Azhar mencegah nya
"Mau kemana?"
"Mau ambil buah"
"Biar mas ambilin sayang, kamu sandaran aja" ujarnya begitu lembut begitupun dengan perlakuannya yang membantu Maira untuk bersandar di kepala ranjang.
"Mau buah apa hm?"
"Semangka sama apel, tapi di kasih es krim di atasnya"
"Buah aja ya, nggk usah pakek es krim ini masih pagi"
"Nggk mau, maunya di kasih es krim atasnya"
"Nggk boleh nanti kalau anak mas kedingan di sana giman hm?"
"Emang anaknya bisa dingin mas?" tanyanya sambil menatap perutnya sendiri
"Bisa kan ibunya makan eskrim otomatis anaknya juga kenak makanan eskrim yang kamu makan sayang" jelasnya
Tidak ada konsep seperti itu ya, kalian berdua ini ada-ada saja. suara hari author
"Keknya anak kamu yang kepengen deh mas" ujar Maira
"Kamu kali yang pengen, nggk boleh fitnah anak sendiri kek gitu yang"
"Yaudah sih kalau nggk percaya, kalua anaknya besok udah lair terus ileran salahin kamu ya, karna masa ngidamnya nggk di turutin" ucap Maira dengan sebel
Gus Azhar menghela nafas. "Ya udah sebentar mas buatin ke dapur kamu duduk sandaran yang anteng di sini, tungguin
"Oke makasih papa" jawab Maira menirukan suara anak kecil seolah mewakilkan sang bayi yang ada di dalam kandungannya.
Azhar pun beranjak ke dapur untuk membuatkan apa yang istrinya inginkan itu
Kling...
Suara notifikasi pesan dari hp Maira berbunyi menandakan ada sebuah pesan masuk. Ia pun mengambil hp nya yang ada di nakas dan memeriksa pesan yang barusan masuk.
"Nomor siapa ya" gumam Maira ia pun membuka ruang chat itu.
+62XXXXXX
Hai selamat ya atas kehadiran bayi dalam perutmu namun sayang sepertinya dia nggk akan tinggal lama dalam kandunganmu karna ayahnya adalah seorang pembunuh
Ayah dari bayi yang kau kandung sudah membunuh adik ku yang juga mengandung anaknya dengan kejamnya dia mendorong adik ku dari lantai 11
Deg
Maira yang membaca pesan itu tentu shock maksud dari pesan ini apa?, ayah dari siapa?, maksudnya suaminya kah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Written In The Love Of Allah (On Going)
RandomSetelah 5 tahun berjuang untuk mendapatkan hati seseorang yang ia cintai tiba-tiba suatu hari mereka berdua di temukan kembali oleh keadaan apakah Gus Azhar bisa mendapatkan hati perempuan itu kembali apa sebaliknya?